XV

1.3K 139 6
                                    



Begitu turun dari pesawat sudah terlihat Changmin dan beberapa staff pengawal menyambut kedatangan mereka. Sejak pagi bahkan di penerbangan tadi, Baekhyun dan Chanyeol tidak saling bicara. Kejadian semalam memang membuat mereka canggung.

Baekhyun merasa mungkin Chanyeol marah karena dirinya menolak, pemuda itu berbuat lebih jauh dari sekedar ciuman. Tentu saja Baekhyun mengerti apa yang di inginkan Chanyeol selamam. Hanya saja, ia ingin melakukannya dengan cinta. Sementara gadis itu belum merasakan cinta di dalam dirinya.

Sampai di istana, mereka langsung menuju ruangan Ibu Suri. Sang Raja begitu senang melihat kedua anaknya kembali dengan sehat setelah bulan madu. Ya, akting mereka sangat bagus. Baekhyun semakin merasa beban karena Ibu Suri terus mendoakan dirinya segera hamil dan lain-lain.

"Puteri Mahkota, setelah pelantikkan nanti, kau akan langsung melanjutkan kuliah. Kebetulan awal semester belum tertinggal jauh. Aku sudah mengurusnya, nanti Sekretaris Kerajaan akan memberikan jadwalnya padamu." Baekhyun tampak senang dengan berita baik ini. Dirinya akan kembali berkuliah, sungguh menyenangkan. Ia tidak akan sepenuhnya terasing di istana ini.

"Terima kasih Yang Mulia." Ucap Baekhyun.

Chanyeol melirik gadis di sebelahnya yang terus tersenyum. Semalam memang ia begitu nekad dan terpukul dengan pertanyaan itu. Lalu, apakah ia akan mencoba mencintai Baekhyun?

"Kalian boleh beristirahat, besok jadwal Puteri Mahkota sangat padat." kata Ibu Suri yang menyadari kedua cucunya habis bepergian jauh.

* * *

Chanyeol melepas jasnya, melemparnya asal ke kasur, ia juga melepas dasi yang terasa begitu mencekik lehernya. Baekhyun terpaku begitu melihat suaminya bertingkah frustasi. Ia harus mengakhiri perang dingin ini.

"Mengenai yang aku katakan semalam, aku minta maaf." Ucap Baekhyun dengan penyesalan. Pemuda itu masih memunggunginya, tidak merespon apa-apa.

Baekhyun menyerah dan hanya memungut jas serta dasi yang di lempar Chanyeol tadi. Namun, tiba-tiba pemuda itu mencengkram kedua tangannya dan menindihnya di tempat tidur. "Kau tau aku sedang berusaha untuk menerimamu menjadi istriku, kan? Jadi, hargailah usahaku. Jangan buat rasa cinta itu mati!"

Sorot mata tajamnya membuat Baekhyun takut, penekanan di akhir kalimatnya pun membuat gadis itu bergidik ngeri. Chanyeol pun melepasnya, ia bangkit berdiri dan berjalan ke luar kamar.

Baekhyun yang terkejut segera mengelus dadanya. Sungguh pemuda itu benar-benar membuatnya merasa akan di bunuh.

* * *

Changmin berdiri di samping Baekhyun yang sedang membaca sebuah file berisi jadwal kuliahnya nanti. Meskipun terbilang padat karena di susul dengan pembelajaran lebih lanjut mengenai protokol kerajaan, Baekhyun tetap bersyukur karena bisa kuliah lagi.

"Apa nanti aku akan di buntuti?" tanya Baekhyun mengingat biasanya setiap anggota kerajaan akan di ikuti oleh banyak pengawal.

"Putera Mahkota memberikan keputusannya pada anda. Standar pengawalan terdiri dari dua mobil dan delapan staff keamanan." jelas Changmin. Baekhyun menatapnya ogah, tentu ia tidak ingin menarik perhatian.

"Bagaimana jika aku berangkat ke kampus tanpa pengawalan?"

"Maaf Yang Mulia. Hal itu tidak di perbolehkan."

Baekhyun mengangguk paham dan mengingat kembali perkataan Chanyeol mengenai kehidupannya yang tidak bebas.

"Aku tidak ingin di ekori saat berada di lingkungan kampus. Pengawal bisa menunggu di luar kan?" Baekhyun terus berusaha untuk mendapatkan kebebasan sesaatnya.

"Hal itu kembali lagi pada izin dari Putera Mahkota."

Baekhyun merasa dirinya harus memohon pada suaminya itu.

Tapi, sesuatu terlintas di pikirannya. Mengenai Chanyeol, sekarang ada Changmin di depan matanya dan sepertinya ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk mengetahui kepribadian suaminya yang aneh.

"Kau akan menjawab pertanyaanku kan?"

Changmin menunduk. Baekhyun menyiapkan beberapa pertanyaan di pikirannya.

"Ini tentang Putera Mahkota. Sebenarnya kau harus membantuku. Karena kau tau kan aku dan dengannya terlibat perjodohan. Jadi, kami tidak memiliki waktu untuk saling kenal."

Changmin mengiyakan dan paling tidak ia paham dengan beban seorang Baekhyun. "Putera Mahkota Park aktif menjalankan kewajibannya menjadi Putera Mahkota sejak berusia lima belas tahun. Karena Pangeran Park Jong Hoon melepas posisinya sebagai pewaris tahta."

* * *

'Putera Mahkota sempat mengalami trauma karena kecelakaan sewaktu beliau masih berumur sembilan tahun, hal itu membuatnya berhenti bicara selama beberapa bulan. Karena fisik dan psikisnya di nilai tidak bisa menjalankan tugas sebagaimana mestinya, sementara para tetua mendesak pengangkatan seorang Putera Mahkota saat itu. Akhirnya anak dari Grand Duke alias adik ipar Raja yang di tunjuk menggantikan Chanyeol untuk mendapatkan tahta itu.'

'Beliau sempat mengalami gejala gangguan identitas disosiatif dan tim dokter kerajaan bekerja keras untuk memulihkannya.'

Pantas saja Baekhyun selalu merasa aneh dengan tindakan Chanyeol yang di luar dugaan. Ia yakin kalau penyakit Chanyeol itu masih ada dan sesekali kambuh. Hal itu terbukti dengan beberapa hal aneh yang terjadi selama mereka bersama.

Baekhyun semakin tertarik untuk mengulik peristiwa masa lalu suaminya. Ia pun segera mencari beberapa artikel di internet. Kecelakaan yang terjadi ketika dirinya masih tinggal di Singapura karena penugasan ayahnya selama tiga tahun. Pantas saja Baekhyun asing dengan kejadian yang sangat heboh dan mengundang simpati banyak orang.

Layar laptop di hadapannya sekarang sedang menampilkan sebuah artikel yang terjadi sekitar enam belas tahun lalu. Kala itu terdapat tiga mobil sedan hitam yang beriringan. Pada mobil yang kedua di isi Putera Mahkota Park Chan Yeol, Sekretaris Kerajaan, seorang pengasuh, dan supir, mereka di apit oleh dua mobil pengawal. Namun, tiba-tiba sekitar pukul sebelas lebih tujuh menit, ada beberapa mobil dari arah berlawanan yang sempat menyenggol ketiga mobil kerajaan tersebut. 

Alhasil kecelakaan pun terjadi. Mobil yang membawa Putera Mahkota jatuh ke dalam jurang sedalam kurang lebih empat ratus meter. Menurut keterangan salah satu keterangan dari pengawal yang selamat, kecelakaan terjadi saat mereka melewati tepi jurang.

Pengawal yang masih dalam kondisi sadar langsung meminta bantuan, dan dua orang lainnya berusaha untuk memastikan penumpang di dalam mobil Putera Mahkota selamat. Menurut hasil investigasi, ada kemungkinan hal ini di rencanakan oleh kelompok pemberontak. Karena pandangan supir terganggu akibat lampu dim yang menyilaukan, belum lagi adanya tabrakan yang membuat mereka kehilangan kendali. Kamera pengawas di jalan itu pun mati. Sekelompok mobil itu bagai hilang di telan bumi. Putera Mahkota berhasil selamat dengan beberapa luka serius dan koma selama empat hari. Sementara tiga orang dewasa lainnya, di nyatakan meninggal dunia.

Kejadiannya terjadi di saat acara perayaan hubungan kerja sama antara Korea Selatan dengan Dubai yang di adakan malam hari. Raja dan Permasuri datang membawa Chanyeol, namun, karena di pertengahan acara, tubuh anak itu demam. Akhirnya Raja memutuskan untuk mengirim pengawal pulang terlebih dahulu bersama anaknya. Sang Permaisuri tidak bisa meninggalkan acara karena banyaknya relasi yang mengenalnya saat ia berkuliah di Harvard.

Peristiwa itu membuat semua orang terpukul. Seluruh masyarakat juga berduka, terlebih lagi kejadiannya berdekatan dengan hari dimana penentuan seorang pewaris tahta.

Seluruh petinggi kerajaan memikirkan keputusan ini dengan hati-hati dan pertimbangan yang berat. Bagaimana pun Chanyeol lah yang berhak atas tahta itu. Tapi, pasca kecelakaan dokter sempat kehilangan harapan. Fisik dan psikisnya menjadi pertimbangan yang berat. Raja pun harus melepas putranya dan mengangkat Park Jong Hoon anak dari adiknya untuk menjadi Putera Mahkota.

Baekhyun merasakan air matanya jatuh begitu saja. Ia tidak menyangka orang yang begitu arogan seperti Chanyeol telah melewati kejadian buruk. Sangat buruk sampai tidak bisa mengendalikan diri sendiri.

"Kau sedang membaca apa?"


T B C 

The Palace (Love and Revenge)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang