Chanyeol mengelap keringatnya dengan sapu tangan dari saku jas. Ia bersyukur karena Changmin segera datang untuk mengingatkannya pergi kunjungan lanjutan ke area pertambangan. Jadi, ia bisa kabur dari Campus Tour bersama Profesor yang membosankan. Ia yakin Baekhyun tadi memang berniat mengerjainya. Tapi, ia lega sudah menunjukkan pada semua orang kalau gadis itu adalah miliknya.
"Anda terlihat senang Yang Mulia." kata Changmin yang jarang sekali melihat wajah Chanyeol berseri-seri.
Chanyeol tersenyum simpul dan mengangguk.
* * *
Baekhyun sedang berada di ruang belajar istana. Kali ini ia akan membahas hubungan diplomatis yang sudah sedang di jalankan negara ini dan apa tugas campur tangan yang harus ia kerjakan. Baru kali ini ia merasa buku yang ada di hadapannya sangat membosankan. Tangannya bergerak memainkan pulpen dengan jari-jarinya, bahkan ia juga bersenandung. Hal itu di perbolehkan jika tidak ada Gyuri, Dayang Tutornya.
"Rindu padaku?" Baekhyun terperanjat karena tiba-tiba mendengar suara laki-laki dari arah pintu. Ia langsung lega ketika melihat orang itu adalah Sehun. Baekhyun langsung menegakkan tubuhnya dan tersenyum menyambut Sehun.
"Aku senang kau memilih salah satu laguku untuk menemanimu saat bosan." Sehun berjalan sambil tersenyum dengan begitu cerahnya.
"Kau kan tau aku adalah penggemarmu." kata Baekhyun yang tak bisa berhenti menatap Sehun karena kagum.
"Jadi, kau sudah membuka hadiah yang ku berikan?" Baekhyun ingat kotak hadiah berwarna kuning yang belum sempat ia buka karena bertengkar dengan Chanyeol.
"Kau harus segera membukanya, karena itu hadiah spesial."
"Maaf, aku langsung menaruhnya di lemari dan lupa membukanya. Tapi, selesai belajar akan langsung aku buka, kau tenang saja." Baekhyun jadi merasa tidak enak dengan Sehun. Tiba-tiba ia teringat dengan pengunduran diri Pangeran Park Se Hun yang kini ada di hadapannya. "Bolehkah aku bertanya sesuatu?"
Sehun membuka tangannya dan tampak antusias. "Yap tentu saja, apapun untuk sepupuku."
Baekhyun bertanya dengan hati-hati, "Ini akan terdengar lancang bagimu." Sehun merasa penasaran dengan arah pembicaraan Baekhyun. "Aku ingin tau alasanmu mengundurkan diri dari posisi Putera Mahkota."
Pria itu tak heran dan merasa Baekhyun memang sepantasnya tau yang sebenarnya. Daripada mendengar cerita dari orang lain yang tidak terjamin kebenarannya. "Aku tidak menginginkannya." jawabnya penuh percaya diri.
Rambut Sehun yang kala itu berwarna hitam kemerahan membuat sosoknya seperti bersinar karena biasan cahaya matahari sore dari jendela.
"Sejak kecil Chanyeol sudah di persiapkan untuk menjadi Putera Mahkota. Hanya saja ia sempat mengalami kejadian yang buruk. Aku juga dapat melihat usaha semua orang di istana untuk membantunya pulih dari kejadian itu. Penunjukkanku sebagai Putera Mahkota tak membuatku bahagia. Kebebasanku seperti hilang begitu saja. Menjadi anak adipati sudah cukup bagiku, aku tak ingin menjadi Raja di usia tua nanti." Sehun kemudian menatap Baekhyun yang menyimak ceritanya dengan serius. Gadis itu menunduk dan masih memainkan pulpennya sampai sedikit membuat goresan di meja.
"Aku senang bermusik. Rasanya musik sudah menyatu dengan jiwaku dan membuatku terus meninggalkan tanggung jawabku sebagai Putera Mahkota. Setiap hari aku menunggu kabar dimana Chanyeol sembuh dari sakitnya dan hari itu akhirnya datang. Tapi, tampaknya ia tidak suka aku menyerahkan kembali tahtanya. Sejak saat itu juga hubungan kami hancur."
Sehun dapat melihat simpati di kedua manik kecokelatan milik Baekhyun. Tatapan sendunya membuatnya seolah orang yang menyedihkan. Sehun segera meyakinkan gadis itu bahwa hubungannya dengan suaminya bukan lah hal yang perlu di khawatirkan. Sehun yakin dapat menyelesaikannya sendiri. Meskipun itu akan menghabiskan seumur hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Palace (Love and Revenge)
FanfictionPark Chan Yeol merupakan seorang Putera Mahkota dari negeri Korea Selatan yang seperti memakai topeng. Di hadapan banyak orang ia sangat ramah, rendah hati, serta tidak sombong. Berbanding terbalik dengan sifat aslinya. Sedangkan Byun Baek Hyun adal...