Asap kecil terlihat dari empat cangkir teh hangat yang terhidang di sebuah meja. Empat orang yang duduk mengelilingi meja tersebut masih terdiam. Seorang perempuan sepuh di antara orang tersebut menarik napasnya sebelum bicara.
"Sudah saatnya mengubah pandangan rakyat yang mulai ragu terhadap keluarga kerajaan." Ucapnya yang memecah keheningan ruangan. "Aku berencana untuk menjalankan wasiat dari Kaisar Park generasi sebelumnya, karena Putera Mahkota belum juga dapat memenuhi apa yang beliau janjikan."
Pemuda yang di sebut sebagai Putera Mahkota itu hanya dapat menunduk, ia kesal karena akhirnya hal yang tidak ia inginkan akan segera terjadi.
"Tapi Yang Mulia Ibu Suri, tidakkah keputusan ini terlalu dini? Saya yakin Putera Mahkota dapat membuktikan apa yang ia janjikan pada Tetua." sanggahan pun datang dari Permasuri Kerajaan.
Perempuan dengan pangkat Ibu Suri itu tersenyum dan kembali menghela napasnya. "Apa yang dapat kau katakan untuk menenangkan kegelisahan di tengah-tengah rakyat kita, Permaisuri? Aku menghargai keinginanmu yang mendambakan menantu sederajat. Tapi, wasiat tetaplah wasiat. Putera Mahkota sudah berumur 25 tahun. Beliau harus segera melaksanakan wasiat dari kakeknya, Almarhum Kaisar Park Jung Soo." Perkataan itu tampaknya terdengar final. Seperti tidak ada yang bisa di lakukan setelah Tetua mentitahkan hal tersebut.
***
"Baekhyun cepat... ada tiga pelanggan lagi yang belum mendapat popcorn mereka!"
Suasana kali ini datang dari sebuah bioskop yang tengah sibuk dengan ramainya pengunjung. Keramaian ini disebabkan film box office barat yang tayang perdana pada hari ini. Gadis bernama Baekhyun itu sudah berjibaku dengan mesin popcorn sejak shift awal. Belum lagi dengan segala urusan minuman bersoda dan makanan ringan ala bioskop lainnya.
"Hei Junmyeon, apakah Kyung Soo belum juga selesai dengan istirahatnya?" Tanya Baekhyun yang benar-benar sudah kewalahan.
"Dia baru saja istirahat, bagaimana bisa kau menanyakan jatah istirahatnya seolah-olah dia mengambil jatah waktumu?!" Omel pria dengan surai brunette berbadan tegap dengan name tag 'Junmyeon' bergaris bawah 'Manager'.
Gadis itu merengut, tapi segera ia singkirkan ekspresi itu karena langsung terlihat oleh pelanggan. Kali ini yang sedang berjaga ada sekitar 7 orang, termasuk Manager yang sedari tadi membentak Baekhyun dan rekan-rekannya.
"Baekhyun maafkan aku, tadi makanan yang kupesan masih panas, jadi aku harus makan perlahan." Ucap Kyung Soo, orang yang harusnya menggantikan Baekhyun istirahat sekitar lima belas menit yang lalu.
"Ya ya, kau senang sekali membuatku ingin mati di depan banyak orang karena kelelahan." Keluh Baekhyun nyaris berbisik.
Gadis itu berjalan menuju ruang istirahatnya dengan atribut topi sponsor film barat yang masih menempel di kepalanya ia membuka loker dan mengambil dua ramen cup. Sembari menunggu, ia mengecek ponselnya.
Ada sekitar lima panggilan tak terjawab dari nomor tidak di kenal. Nomornya pun bukan rangkaian nomor ponsel. Bisa jadi ini nomor telepon rumah atau sebuah kantor.
'Rasanya aku tidak terlambat membayar iuran asuransiku.' Pikirnya.
"Huh, masa bodoh yang penting sekarang aku makan karena sudah hampir mati kelaparan!"
***
Raja Park tampak terdiam dibalik meja kerjanya. Tak lama, Permaisuri datang dengan membawakan teh hijau hangat. Setelah para dayang keluar ruangan, Permasuri mengambil posisi tepat disamping Raja.
"Bukankah ini waktunya kau membaca buku sastra-mu?" Tanya Raja Park yang merasa tidak biasa dengan kehadiran istrinya di kala sore cerah itu.
"Yang Mulia, aku ingin kau kembali mempertimbangkan perjodohan Putera Mahkota. Maksudku, bukan mengenai egoku menginginkan menantu dari kalangan sederajat, melainkan demi keselamatan Keluarga Kerajaan."
Permaisuri Han, sangat mengharapkan dukungan dari suaminya tentang masa depan anak mereka. Terlebih lagi, ia merasa sudah bersusah payah mendidik anaknya menjadi Calon Raja masa depan yang berkualitas.
"Kau menganggap rencana pernikahan itu sebuah ancaman? Keluarga Kerajaan akan tetap baik-baik saja. Lagi pula Calon Puteri Mahkota kita bukan berasal dari keluarga sembarangan. Aku mengerti maksudmu, hanya saja kau harus melihat hal ini dari sisi baiknya untuk masa depan Keluarga Kerajaan." Alhasil Kaisar pun tak dapat di gerakkan pendapatnya.
TBC
Nyobain Chanbaek sebagai pair utama.
Hai para readers yang budiman. Kali ini aku bawain cerita yang setting-nya di istana gitu deh. Pair utamanya Chanbaek, untuk orang ketiganya masih belum tau deh hahaha. BTW, aku ambil latar waktunya yang modern ya, bukan kolosal jadul. Semua yang ada di cerita ini full imajinasi aku aja. Tolong jangan di seriusin sejarah, protokol, budaya, dan lain-lainnya, namanya juga cerita.
Disini juga gak terpaku sama peraturan istana di Korea sana ya. Beberapa terinspirasi aja, secara aku bukan orang dari istana jadi gak begitu tau rinci. Ini mah mayoritas khayal babu aku aja. So, selamat menikmati.
Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan kata or apapun itu.
Thank you
Vote and comment juseyo......
KAMU SEDANG MEMBACA
The Palace (Love and Revenge)
أدب الهواةPark Chan Yeol merupakan seorang Putera Mahkota dari negeri Korea Selatan yang seperti memakai topeng. Di hadapan banyak orang ia sangat ramah, rendah hati, serta tidak sombong. Berbanding terbalik dengan sifat aslinya. Sedangkan Byun Baek Hyun adal...