XX

1.3K 129 1
                                    



Chanyeol tidak menggubris pertanyaan Baekhyun. Ia berjalan seperti sudah sangat mengenal tempat itu, mereka berhenti pada pintu bernomor 614. Tanpa ragu, ia menekan pin pada rangkaian tombol yang terpasang di pintu. Langkah Baekhyun tertahan karena di dalam sangat gelap.

"KEJUTAN!!!!!!"

Lampu menyala dan memperlihatkan Heechul, Hankyung, dan teman-temannya sewaktu di bioskop. Baekhyun tak bisa menahan rasa kagetnya, begitu ingin memeluk, mereka sadar lalu menoleh pada Chanyeol. Pemuda itu tersenyum dan mengangguk. Mereka semua memeluk Baekhyun, melepas rindu yang teramat sangat.

Baekhyun merasa kehangatan yang ia rindukan selama ini datang. Mereka tertawa bersama sambil memakan aneka camilan yang di berjajar di meja. Tak lupa di temani banyak sekali botol soju, semakin menambah riang suasana.

"Kami sengaja pindah kesini, karena sekarang aku bekerja di kantor administrasi kota." kata Heechul. Unit apartemen yang menjadi lokasi pesta ini adalah milik pasangan Heechul x Hankyung. Mereka sengaja belum memberitaukannya karena sudah berencana akan memberikan kejutan untuk Baekhyun.

"Apa Putera Mahkota tidak minum?" tanya Kyungsoo yang sudah meneguk lima gelas kecil soju, Jongin sampai lelah memperingati gadis itu.

Chanyeol yang tidak ikut dalam kerumunan duduk manis menjaga image-nya di sofa. Ia terus menatap layar ponselnya. Baekhyun mengibaskan tangannya dan berharap Kyungsoo tidak mengajak Chanyeol mabuk. Karena itu akan menjadi pekerjaan berat baginya sebagai istri.

"Kita tidak bisa membiarkannya hanya duduk disana. Biarkan dia ikut minum dan makan camilan." kata Junmyeon.

Baekhyun menyerah dan menghampiri Chanyeol, pemuda itu mengangkat kepalanya. Wajah Chanyeol tampak lelah dan kurang bersemangat. "Bergabunglah bersama kami. Jangan duduk sendirian!" ajaknya.

Chanyeol pun duduk diantara mereka, terlihat kecanggungan di wajah tampan Putera Mahkota itu. Suasana pun berubah agak kaku, tangan Kyungsoo terlihat bergetar ketika menuangkan soju ke dalam gelas. Chanyeol dapat melihat reaksi dari orang-orang di sekitarnya. Ia pun membuka kancing jasnya dan mengambil satu botol soju.

"Angkat gelas kalian, aku akan menuangkannya." kata Chanyeol yang langsung mengundang aksi Junmyeon.

"Tidak perlu Yang Mulia, biar saya saja..."

"Jangan seperti itu, kita disini kan merayakan hari ulang tahun istriku. Jadi, biarkan aku menuangkannya sebagai ucapan terima kasih atas kebaikan kalian."

Setelah semua mendapatkan segelas soju, Chanyeol mengacungkan gelas miliknya. "Mari kita bersulang untuk istriku, Byun Baek Hyun. Selamat Ulang Tahun." Semua gelas bersentuhan, tanpa disangka setelah itu Chanyeol mencium pipi Baekhyun.

Melihat itu salah satu dari mereka menyemburkan soju, perhatian langsung menuju Jongdae.

"Kau ini ceroboh sekali..." omel Junmyeon menghilangkan kesunyian setelah insiden itu.

Baekhyun melirik Chanyeol yang terlihat tidak seperti biasanya, sekarang ia bersikap hangat seakan pernikahan mereka nyata adanya. Seketika gadis itu berpikir yang dilakukan Chanyeol sekarang hanyalah sandiwara karena sedang di kelilingi orang lain.

Chanyeol meminta mereka untuk tidak kaku dan hanya memanggil namanya. Obrolan pun semakin larut, sudah ada banyak sekali botol soju yang berserakan. Baekhyun melihat Chanyeol sudah cukup teler saat ini. Ia pun menarik gelas di tangan suaminya.

"Kau terlalu banyak minum." kata Baekhyun yang tak di gubris oleh Chanyeol. Pemuda itu malah mengambil botol yang masih penuh dan meminumya.

Baekhyun adalah satu-satunya orang yang tidak mabuk di ruangan itu, ia dapat melihat Kyungsoo sudah bersandar di dada Jongin, belum lagi Junmyeon yang meracau tak jelas. Jangan lupakan Jongdae dan Sungjae yang berdansa di ruang tengah. Heechul dan Hankyung masih setia di meja makan.

Jam sudah menunjukkan lewat tengah malam, Baekhyun merasa sudah saatnya kembali ke istana. Dengan susah payah ia memboyong tubuh tinggi besar itu. Hal seperti pertama kali mereka bertemu seperti terulang. Sialnya Chanyeol menyuruh semua pengawal pulang dan meninggalkan satu mobil. Pemuda itu tidak bisa mengendarai mobil dengan keadaan seperti ini.

"Chanyeol bangun!" panggil Baekhyun yang mengguncang tubuh besar itu. Matanya terpejam, bahkan mulutnya setengah terbuka, ia menyesal mengajak pemuda itu minum tadi.

* * *

Suasana lingkungan istana sudah sepi, Baekhyun bisa bernapas lega, setidaknya tidak akan ada banyak orang yang melihat keadaan Putera Mahkota saat ini. Untung saja Sehun cepat datang ketika ia dengan penuh pertimbangan meminta bantuannya untuk menjemput. Ada dua pengawal yang membantu membawa tubuh Chanyeol masuk ke dalam kamar.

"Sekali lagi aku sangat berterima kasih." ucap Baekhyun sambil membungkuk sembilan puluh derajat. Sehun sudah menjadi malaikat penyelamatnya hari ini.

"Jangan seperti itu, biar bagaimana kalian sudah seperti adikku. Jika butuh bantuan hubungi saja aku." Sehun saat itu memang sedang bermain dengan pianonya, mencari kesenangan di tengah insomnianya. Lalu, tak lama ia mendapat panggilan masuk dari Baekhyun yang nyaris tidak mungkin menelpon di tengah malam. "Baiklah, aku harus segera pergi. Pastikan kalian tidak terlihat mabuk saat sarapan keluarga."

Baekhyun menyiapkan handuk basah dan pakaian ganti untuk Chanyeol. Tentu saja harus ia lakukan supaya bau alkohol hilang dan tubuh suaminya menjadi bersih. Baekhyun sudah tidak canggung lagi melakukan hal ini, ia hanya menganggapnya seperti sedang merawat orang tua. Meskipun tubuh Chanyeol terkadang terlihat sangat menggiurkan.

Malam ini sungguh mengesankan, ia tak menyangka Chanyeol membawanya ke tempat tadi. Dimana semua teman-temannya berkumpul, setelah ia merasa tahun ini dan seterusnya akan menjadi ulang tahun terburuk. Rasanya seperti mimpi, bisa tertawa dan meminum soju bersama yang lainnya.

Kini ia telah selesai membersihkan tubuh Chanyeol, pakaian juga sudah di ganti, sekarang pemuda itu terlelap di balik selimut hangatnya. Baekhyun memandangi wajah damai Chanyeol yang terlelap, ia mulai sadar, wajah polos inilah yang harusnya terlihat setiap hari.

Hidung mancung, bibir tebal, kulit yang putih pucat, terkadang membuatnya berpikir Chanyeol seperti sosok Pangeran di komik atau dongeng kebanyakan. Belum lagi tubuhnya yang tinggi tegap, bahu lebarnya sangat pas untuk siapa pun yang ingin mencari kenyamanan.

* * *

Baekhyun dengan langkah gontainya berjalan menuju Chanyeol yang duduk manis sembari menatap layar tablet PC. Ditangannya sudah ada lembaran dari kampus mengenai yang di adakan fakultasnya.

Mahasiswa lain memang tidak ada yang memaksa Baekhyun untuk ikut, mengingat jadwalnya yang padat. Tapi, mendengar cerita Yoona tentang acara seru yang terjadi selama perjalanan tahun kemarin, membuatnya ingin ikut. Baekhyun pun memutuskan untuk menanyakannya terlebih dahulu ke Chanyeol.

"TIDAK MUNGKIN!" kata Chanyeol dingin dan menusuk. Bahkan matanya tak melirik pada selembar kertas yang di berikan istrinya. Mendengar Baekhyun akan melakukan perjalanan seharian dengan kemungkinan di kelilingi laki-laki lain, tentu saja membuat Chanyeol murka.

Baekhyun pun merengek. "Apa jadwalku tidak ada yang bisa di atur ulang? Aku benar-benar ingin datang ke acara ini."

Chanyeol tetap mengacuhkannya, ia menghindari tatapan maut seorang Byun Baek Hyun. Pantas saja ia merasa heran karena tidak biasanya Baekhyun menanyakan kapan ia akan sampai di istana, ternyata hanya ingin meminta izin untuk pergi jalan-jalan.

"Aku sudah pernah mengatakan kehidupan di istana tidak akan pernah sama dengan kehidupan normal orang lainnya." ujar Chanyeol, ia pun pergi keluar kamar.

T B C

The Palace (Love and Revenge)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang