VI

1.6K 152 1
                                    



'Aku pasti akan di pancung.' gumam Baekhyun khawatir.

"Kau tidak perlu takut. Justru aku senang karena Putera Mahkota sudah menemuimu secara langsung ." Sang Raja tertawa ringan. Sementara Baekhyun masih terdiam karena ia sama sekali tidak mendapat kesan yang baik saat di datangi seorang Pangeran sombong.

"Maaf Yang Mulia. Tapi, saya masih belum mengerti maksud dari undangan Anda meminta saya datang ke sini." kata Baekhyun sambil takut-takut.

"Baiklah. Pertama aku senang karena Putera Mahkota sudah secara langsung menemui calon istrinya."

'CALON ISTRI?!'

Seperti ada suara gelas pecah, tabrakan beruntun, dan bom nuklir yang meledak di kepala Baekhyun. Ia merasa salah dengar dan kelepasan menatap langsung Raja.

"Alasan aku mengundangmu adalah secara resmi aku ingin memberitau, bahwa kau adalah calon istri dari anakku, Putera Mahkota Park Chan Yeol." dengan bangga Raja Park mengatakannya.

"Ya? Maaf maksudku, saya ini hanya seorang rakyat biasa, bahkan tidak memiliki keturunan darah biru manapun." Baekhyun berusaha menggunakan logikanya.

Raja Park menghela napasnya. "Kelihatannya memang begitu, tapi Kaisar Park sebelumnya dan kakek buyutmu sudah memberikan wasiat agar menjodohkan anak dari keluarga kerajaan dengan keluargamu."

Ayah dan ibunya sama sekali tidak pernah membahas hal ini. Apa ini hanyalah lelucon?

Sang Raja mengambil gulungan kain dari nampan yang di bawa oleh Changmin dan membukanya, di arahkan ke Baekhyun agar gadis itu bisa membacanya. Secara otomatis gadis itu menutup mulutnya dengan kedua tangan dan terus mengatakan tidak mungkin dalam hati.

"Anak tunggal dari kakekmu adalah seorang laki-laki yakni ayahmu, sementara anak dari Kaisar Park hanya aku dan adik perempuanku. Jadi dewan kerajaan memutuskan untuk mengundur perjodohan ini sampai mendapatkan sepasang, yaitu putera mahkota dengan anak perempuan dari ayahmu. Karena yang Kaisar inginkan adalah menjodohkan seorang pewaris tahta."

Baekhyun menatap horor isi gulungan itu.

"Disini juga tertulis Putera Mahkota siap di nikahkan saat umurnya menginjak dua puluh lima tahun."

Baekhyun langsung membayangkan masa mudanya yang akan hilang begitu saja, bila ia menuruti isi perjanjian itu. Oh ayolah, Byun Baek Hyun ini masih berusia dua puluh tahun. Ia sedang menabung untuk biaya kuliah agar bisa mendapatkan pekerjaaan yang lebih baik dan kehidupan yang indah.

"Maaf Yang Mulia. Tapi, saya meminta waktu untuk memikirkan keputusan yang begitu mendadak ini. Bahkan saya sendiri tidak mengetahui adanya perjanjian seperti ini." Baekhyun beralibi.

"Ini memang mendesak bagimu. Tapi, orang tuamu sendiri juga sudah menyetujuinya. Mereka datang kesini sekitar tiga tahun lalu." Raja Park pun menunjukkan stempel kedua orang tua Baekhyun yang tertera jelas di kertas berisi pembaharuan perjanjian.

* * *

Baekhyun termenung di jendela apartementnya. Kepalanya sakit mengingat pertemuannya dengan Raja Park tadi. Perjanjian? Bahkan orang tuanya juga mengetahuinya? Apakah mereka sudi akan menjodohkan Putera Mahkota kebanggaan mereka pada gadis biasa yang hidup sederhana ini? Harusnya tidak!

Baekhyun meneguk isi botol soju ke empatnya. Ponselnya berdering nyaring di tengah ia sedang berusaha meneguk minuman itu.

"Ya Jongdae?"

'Kau sudah pulang? Kau baik-baik saja?'

"Ya, aku baik."

'Baguslah, tenang saja, aku tidak akan bertanya apa yang kau lakukan di istana tadi. Hanya saja bagaimana dengan barang belanjaanmu? Ingin ku antar sekarang?'

The Palace (Love and Revenge)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang