V

1.6K 164 12
                                    




"Nona Byun Baek Hyun, kau di tahan karena telah memberikan ancaman, bersikap tidak sopan, dan melakukan kekerasan terhadap Putera Mahkota Park Chan Yeol."

Mata Baekhyun membulat sempurna dan terperangah.

"Putera Mahkota?"

Baekhyun tertawa terbahak-bahak sembari bertepuk tangan, mendengar apa yang di bacakan ajudan dari gangster di hadapannya. Ia rasa bukan hanya ia yang gila di dunia ini. Semua orang memang sudah gila. Pria di hadapannya masih berwajah datar. Baekhyun lalu berkacak pinggang dan menujuk wajah pria itu.

"Hei, ini bukan saatnya kau mengaku-aku jadi orang lain. Kau pikir aku ini gampang di bodohi? Seorang Putera Mahkota negeri ini, tidak akan repot-repot datang ke gedung apartement bobrok hanya untuk meneror seorang wanita." kata Baekhyun.

Si ajudan tadi pun menunjukkan sebuah pendant yang tampaknya terbuat dari emas, mengilat di hadapannya. Belum lagi terdapat ukiran lambang yang ia pelajari dari kecil soal kerajaan di negaranya.

Baekhyun langsung agak ciut karena pendant itu, ia menunduk dan memperhatikan lekat-lekat pria di hadapannya.

"Jika kau tidak ingin mendapat masalah besar karena tindakan kriminalmu, maka jangan pernah beri tau siapa pun tentang kejadian malam itu. Mengerti?" ancam pria itu dengan tatapan yang sengaja di alihkan dari sosok Baekhyun.

Dua kata yang memberatkannya adalah 'tindakan kriminal'. Apakah pembelaan diri tampak seperti kriminal bagi seseorang yang terhormat?

Gadis itu seperti terjebak.

"Aku sudah menawarkan keuntungan padamu. Tapi kau malah menyia-nyiakannya. Semua akan baik-baik saja, selama kau melupakan apa yang terjadi di antara kita." tatapan dingin itu lalu menusuk manik Baekhyun.

Suara lift pun menggema di tengah keheningan mereka saat ini. Baekhyun masih menatap penuh kebencian, namun juga merasa tidak berdaya. Tanpa bicara, Baekhyun beralih menuju lift. Setelah pintunya terbuka ia segera masuk dan menekan tombol lantai tujuannya tanpa ingin melihat sosok pria dan anak buahnya itu.

"Pasti kau menikmati pizzanya. Aku tau itu." Pria itu berteriak dan tak di gubris oleh Baekhyun karena pintu lift menutup.

"Sial! Ternyata pizza tadi datang darinya. Sampai di toilet akan aku muntahkan!" umpat Baekhyun.

* * *

"Kalian sudah menemukan gadis itu?" seorang pria bertubuh tinggi tegap sedang menghadap orang nomor satu di negeri ini.

"Kami sudah menemukan tempat tinggal dan dimana ia bekerja, Yang Mulia. Kami juga sudah memastikan ia adalah anak dari mendiang Byun Kim Bum dan Byun So Eun." pria itu memberikan laporannya.

"Baguslah. Oh ya, ku dengar beberapa hari ini Putera Mahkota sering keluar istana pada malam hari. Apakah ia sedang mengerjakan sesuatu?" Raja ingin mendapatkan kepastian dari kabar burung yang di dengarnya. Karena terkadang anak semata wayangnya itu suka berbuat onar.

"Paduka Raja, Permaisuri datang untuk menemui anda." suara wanita yang berjaga di pintu membuat Raja langsung menyudahi percakapannya dengan Kepala Pengawal itu.

Permaisuri melangkah masuk ke dalam di ikuti dengan dayang yang membawa nampan berisi teh dan kue kering.

"Lanjutkan pekerjaannmu." titah Raja pada si Kepala Pengawal.

"Kau lagi-lagi melupakan jadwal minum tehmu denganku." kata Permaisuri yang mengambil kursi di hadapan Raja. Nadanya terdengar gelisah, raut wajahnya juga tidak cerah.

"Maafkan aku, pergelaran seni nasional akan di adakan seminggu lagi. Jadi, sedari tadi aku sibuk memeriksa daftar seniman yang akan mengisi acara." ucap Raja dengan penuh penyesalan.

The Palace (Love and Revenge)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang