7; scenario

6.2K 945 75
                                    

Warning!
3k words.
You might find some typo(s) on this chapter, please remind me if you do.
.
.

Pesta sudah berjalan satu jam lamanya. Jaehyun berdiri di depan salah satu meja bulat, memperhatikan wanita yang sudah resmi menjadi tunangannya beberapa saat lalu. Lalice sibuk bersosialisasi, tersenyum, dan mengobrol dengan beberapa tamu yang menyapanya, kemudian menemui kakek dan ayah wanita itu.

Jaehyun juga bisa melihat adik perempuan Lalice, yang sempat ayahnya kira sebagai wanita yang akan ia nikahi, gadis delapan belas tahun yang baru lulus sekolah; sedang bercanda dengan Jennie dan menggoda keponakannya, Ella, dengan Johnny dan Lucas, beserta Mark yang mengobrol di samping mereka.

Ia menyeringai ketika mendapati tamu yang ditunggunya datang. Viktor Braginsky, bersama sepasang suami-istri yang berjalan di belakang pria itu. Wanita berambut pirang panjang, yang ia duga sebagai ibu Viktor, menyapa dan memeluk Lalice dengan akrab, begitu pula dengan pria berambut gondrong dan berjenggot.

Jaehyun berjalan mendekat, mengejutkan Lalice. "Hei," sapanya pada wanita itu, kemudian meletakkan lengan di pinggangnya.

"Ini calon suamimu, milaya?" Pria berambut hitam panjang tersebut bertanya.

"Iya, dyadya."

Jaehyun mengulurkan tangan menjabat tangan paruh baya tersebut, "Jeffrey Jones, Sir."

"Ivan Braginsky, mister Jones. Dan ini istri dan anakku."

Jaehyun menjabat tangan Irena Braginsky dan Viktor Braginsky. "Jeffrey Jones, Madam, Mister."

Wanita berambut pirang panjang tersebut tersenyum lebar, menatap Lalice. "Selamat, milaya, kau mendapatkan suami yang tampan. Aku minta maaf dulu pernah berpikir untuk menjodohkan kau dengan Viktor."

"Terima kasih, tëtya."

Jaehyun tersenyum, dalam hati menyeringai ketika melihat ekspresi Viktor yang kaku. "Terima kasih, Madam. Aku harap anda menyukai pestanya."

"Tentu saja Mister Jones, ini pesta yang indah. Aku titip anak perempuanku padamu, tolong jaga dengan baik."

"Tentu, Madam."

Ivan Braginsky menepuk bahu Jaehyun, kemudian menepuk kepala Lalice. "Selamat, milaya," ia menatap ke arah putranya yang terdiam, "Viktor," tegurnya. Ivan sedikitnya mengerti mengapa putranya diam, tapi ia juga tahu Viktor pun akan mengerti.

Viktor mendekat, memeluk Lalice, dan mengucapkan selamat. Jaehyun sama sekali tidak keberatan, karena ia tahu bahwa Viktor Braginsky bukan lagi ancaman. Jaehyun menerima jabat tangan pria itu, "selamat," Viktor berucap.

Jaehyun tersenyum tipis, "terima kasih."

"Kalau begitu kami pamit dulu, mister Jones. Milaya, sekali lagi selamat atas pertunanganmu, aku akan menemui kakekmu dan Ludwig." Ivan Braginsky, bersama istri dan putranya pergi dari hadapan Jaehyun dan Lalice, menghampiri Harold Beilschmidt dan Ludwig Kirkland yang tengah duduk berbincang dengan Don Alfred.

Lalice memutar tumit, menghadap Jaehyun. "What was that, Jaehyun?"

"Apa maksudmu, darling?"

Lalice memutar mata, "kau tahu maksudku, Jaehyun. Masih tidak percaya aku dan Viktor hanya berteman?"

Jaehyun terkekeh, menarik pinggang wanita itu mendekat. Jarinya menyusuri punggung Lalice yang tidak tertutup gaun. Wanita itu mengenakan evening gown backless berwarna emerald, sesuai dengan ciri khas The Serpent. "Mana mungkin."

From Dusk Till Dawn ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang