Warning!
3k words.
This chapter includes harsh and bad words.Typo(s) alert!
Enjoy.
.
.
.Rencana mereka gagal.
Malam itu, ketika mereka tiba di kediaman Redfellow berada, pria itu tidak ada disana, hanya terdapat sepeleton penjaga yang Redfellow siapkan untuk menghabisi mereka. Namun apa yang bisa Redfellow harapkan dari geng jalanan yang bahkan memohon untuk diampuni ketika Jaehyun hendak menembak kepala mereka.
Namun berlutut dan memohon tidak akan pernah membuat Jaehyun tersentuh. Ia melepaskan satu tembakan tepat di tengah kening ketika mereka bahkan belum selesai berbicara. Dan ketika penjaga berhasil dihabisi seluruhnya, mereka tetap tidak menemukan Redfellow dimana pun. Hanya secarik kertas bertuliskan; Jones will burn in hell.
Dan ketika suara sirine dirumah itu berdengung nyaring, mereka tersentak. Redfellow rupanya sudah menyiapkan jebakan.
Mark mengumpat keras sembari bersumpah serapah, bahwa akan membuat kematian David Redfellow tidak mudah. Drug Kingpin Cosa Nostra tersebut, menatap ke arah Boss.
"Apa misi kita bocor? Bagaimana si brengsek itu bisa tahu bahwa kita akan mendatanginya?" tanyanya
Jaehyun menggeleng, "jangan melupakan bahwa dia juga berkecimpung di dunia kita, Mark. Bertahun-tahun menjadi distributor Cosa Nostra jelas membuatnya mengerti bagaimana cara kerja kita." jelasnya.
Jeffrey Jaehyun Jones, mempertaruhkan reputasinya selama bertahun-tahun, melalui perencanaan yang matang pada setiap misi yang ia jalankan. Ia berpandang pada strategi dan sedikit trik psikologis untuk mendukung pelaksanaan tugasnya. Misi mereka tidak gagal, namun tertunda karena target mengetahui rencana mereka.
Untuk urusan dengan David Redfellow kali ini, mereka menghadapi tiga keadaan. Pertama, mereka harus merebut aset yang Redfellow miliki, karena itu bisa dijadikan sebagai bukti.
Kedua, mereka harus mengkoordinasikan dengan Captain di Kanada, dan beberapa rekan Cosa Nostra, karena mencari orang yang sudah mengetahui bahwa dirinya diburu adalah hal merepotkan. Mereka tidak tahu dimana dan hal apa yang sudah Redfellow rencanakan sejauh ini.
Ketiga, mengatasi Mark yang sudah hampir meledak, dan istrinya yang terus berkata akan meledakkan kepala keponakan Redfellow.Ia mengenal Mark selama lima belas tahun, dan mengerti sekali bagaimana perangai adiknya tersebut. Mark mungkin terkesan santai, sedikit tukang rusuh, namun demi lima belas tahun kebersamaan mereka, Mark adalah jenis orang yang akan ia hindari jika pria itu menjadi musuhnya.
Dan Lalice, baru berjalan satu bulan sejak pertemuan pertama mereka, hingga sekarang wanita itu telah menjadi istrinya. Namun tidak butuh bertahun-tahun untuk ia mengerti perangainya. Istrinya adalah tipikal wanita yang paling merepotkan dari jenis wanita yang pernah ia kenal. Lalice kejam, tanpa ampun, dan akan sangat menikmati jika melihat seseorang sekarat di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Dusk Till Dawn ✔
FanfictionJust about Jaehyun and Lalice. And how they run the world. "We can make the world beneath our feet." "Viva Là Cosa Nostra." "All Hail, Serpents." Trigger Warning! This story contains Mature contents for murder and violence and harsh/bad languages...