Surprise, surprise :)
Btw, ada pengumuman di bawah jangan lupa dibaca
TRIGGERS WARNING!
This chapter includes mature contents for violence , murder and bloody scenes.
Full of harsh and bad language(s)!
so if you are sensitive about those contents, please do not read this chapter!A long chapter, please read slowly.
Typo(s) alert!
Read, vote, and comments.
.Five melirik sebentar ke arah Mark yang masih terpaku, “Hello, Stevan. Welcome to the party." senyuman kecil wanita itu berikan padanya. Kembali menghadap Lucas, Five berjalan mendekat, perlahan, "apa yang kau tunggu, Made Man? Tembak aku."
Lucas memandang marah Five, tapi kemudian menurunkan pistolnya.
Mark menatap ke arah adik Lalice tersebut. pemuda yang akhir-akhir ini menjadi teman baiknya itu terlihat berantakan. Ia bahkan tidak bisa melihat wajah Lucas dengan jelas, karena lebam yang memenuhi.
Satu pisau di lempar, dan menggesek leher Five mengagetkan mereka semua.
“Target located," tangan kanan wanita itu menyeret tubuh besar si janggut tebal, menarik rambut brunette nya, jejak darah membekas di tanah dan mulai menggenang. Di leher pria itu terdapat sayatan lebar yang masih mengeluarkan darah.
Lucas mengeryit, wanita itu jelas familiar tapi ia tidak bisa mengingat siapa. Terlebih kain yang menutupi sebagian wajah, membuat Lucas hanya bisa menatap matanya.
“Master Lucas, ditemukan. Segera laporkan pada Regina."
Master? Hanya orang-orang The Serpent yang akan memanggilnya begitu. Tapi ia bahkan belum pernah melihatnya sama sekali saat bekerja, jika saja wanita ini adalah salah satu bagian dari society.
“Who are you?" Lucas bertanya ketika wanita itu berjalan ke arahnya, melempar satu belati, menunjukkan identitas sebagai anggota The Serpent.
Belati itu memiliki ukiran berbeda. Belati brigadier memiliki gagang dengan ukiran ular dan bunga mawar, warrior memiliki ukiran ular dan pedang, para anggota the six memiliki ukiran dua ular membentuk infinity.
Sedangkan belati milik wanita itu, tidak memiliki ukiran apapun di gagangnya, melainkan pada mata pisaunya. Ukrannya tidak jelas, seperti bulu, namun terlihat seperti ekor ular.
“Asset,"
“Another Beilschmidt's pet, huh?" Five menyeringai, menatap sosok pendatang baru yang bergabung. Ia tidak mengerti mengapa Lalice senang sekali merekrut wanita. Ada Four, dirinya, dan sekarang wanita di depannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Dusk Till Dawn ✔
FanfictionJust about Jaehyun and Lalice. And how they run the world. "We can make the world beneath our feet." "Viva Là Cosa Nostra." "All Hail, Serpents." Trigger Warning! This story contains Mature contents for murder and violence and harsh/bad languages...