TRIGGER WARNING !
Mature contents, for hardcore violence, murders, and bloody scene!
If you are sensitive with those contents , please do not read this chapter!
3k words.
Typo(s) alert!
Enjoy.
.
.
.
And mission started.Theodore menendang pintu ruang kendali, mengagetkan dua penjaga disana, ia menodongkan senjata. Kedua penjaga tersebut juga mengangkat senjata, "who are you?" tanya salah satu dari mereka.
Theodore melirik layar monitor, kemudian kembali menatap kedua penjaga, "I'm nobody." ujarnya, dan melayangkan satu tendangan, mengenai penjaga yang bertubuh tambun, membuat tubuh sekitar seratus lima puluh pon tersebut, mundur dan menabrak meja.
Ia melirik sekilas jam di tangannya, dia harus menyelesaikan ini dalam tiga menit. Atau rencana mereka akan berantakan. Melemaskan leher, ia menatap kedua penjaga tersebut, "sepertinya hari ini, hari sial kalian, karena harus bertemu denganku."
Theodore menarik tonfa baton dari ring di pinggang mereka, dan melayangkan satu pukulan keras mengenai belakang leher. Si tambun jatuh pingsan. Melihat kawannya yang telah tumbang, penjaga berbadan tinggi, lebih tinggi dari Theodore, melayangkan satu tembakan, sayangnya meleset. Theodore tersenyum, "kau yang menembakku duluan, jadi aku akan membalas, dan itu bukan salahku." lalu memuntahkan satu peluru pada kaki penjaga tersebut.
Pria itu mengerang, Theodore menarik tambang yang berada di belakang pintu, mengikat keduanya di sudut. Melayangkan satu pukulan, dan keduanya tidak sadarkan diri. Ia mengeluarkan time ticker, meletakkan benda persegi tersebut di atas meja.
Dan suara alarm kebakaran terdengar nyaring.
Theodore memperhatikan layar monitor, yang menampilkan kerumunan penghuni hotel berbondong berlari ke luar.
"Guard room, clear." lapornya. melepas masker yang menutupi sebagian wajah, mendudukkan diri, mendapati satu kotak donat dengan merek terkenal, yang masih hangat. Mengambil satu, dengan toping coklat meleleh, menggigitnya.
Mark beranjak, menarik food troli yang diselimuti kain putih. Five memasukkan dua tabung nitrous oxide di rak bawah, dan mereka keluar.
Dapur terlihat sangat kacau, semua orang berlarian. Mark dan Five sebisa mungkin menghindari mereka, dan bergegas menuju ruang saluran gas.
Di belakang pintu, mereka sempat berpapasan dengan beberapa orang yang mencoba menarik mereka keluar gedung, dan dihadiahi sumpah serapah ketika Mark mendorong mereka, menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Dusk Till Dawn ✔
FanfictionJust about Jaehyun and Lalice. And how they run the world. "We can make the world beneath our feet." "Viva Là Cosa Nostra." "All Hail, Serpents." Trigger Warning! This story contains Mature contents for murder and violence and harsh/bad languages...