3

16.3K 816 3
                                    

Pagi pagi buta queensha sudah bangun, hari ini dia akan sibuk sekali, pasalnya pekerjaan budaknya itu akan di mulai pagi ini.

Setelah sarapan queensha bersiap untuk segera pergi, dia memilih untuk menggunakan jasa taxi dari pada bus kota. Toh tagihannya nanti bisa dia serahkan pada bosnya. Hahaha

Jalanan saat ini belum terlalu macet, mungkin belum jam kantor. Sehingga membuat queensha dengan leluasa memandangi jalan kota new York dengan jelas.

Tanpa sadar taxi itu sudah berhenti di depan gerbang tinggi menjulang. Membuat queensha tak yakin dengan alamat yang di berikan Xavier.

"Ini sudar benar alamatnya pak?" Tanya queensha

"Sudah non"

Tidak lama kemudian seseorang dengan tubuh kekar dan berjas keluar  menghampiri queensha. Menanyakan ada keperluan apa. Setelah sesi tanya jawab serta menunjukan id card perusahaan barulah queensha boleh masuk.

Kini queensha sudah menginjakan kaki nya di halaman mansion itu. Oh bukan istana itu. Bahkan rumah orangtua queensha tidak ada setengahnya dari rumah ini

Queensha mendekati pintu utama, yang sudah terbuka. Keadaan rumah yang sepi, hanya ada beberapa maid yang berlalu lalang.

"Permisi" kata queensha

Seorang maid dengan perawakan yang sudah tua menghampirinya.

"Siapa? Dan Ada perlu apa nona?" Tanyanya

"Aku queensha sekretaris merangkap asisten pribadi tuan xavier" queensha mengatakan dengan lantang dan semangat. Nada ceria dan ramahnya membuat siapa saja akan menyukainya dalam pertemuan pertama

"Sekretaris ?" Tanya maid itu heran. Queensha yakin jika wanita parubaya itu merupakan kepala maid di sini.

"Tuan xavier, tidak pernah mengijinkan sekretaris nya untuk ke sini" queensha bingung. Jika begitu kenapa bosnya menyuruhnya ke sini

"Ada apa ini?" Suara itu membuat queensha menoleh. Dia terpesona pada wanita cantik itu.

"Selamat pagi nona alleta. Dia adalah sekretaris dan asisten pribadi tuan xavier"

"Sekretaris?" Tanya alleta kepada queensha

"I...iya nyonya " sialan bosnya itu. Dia bilang belum menikah lalu siapa wanita dengan balita dalam gendongan itu. Dasar suami jahat. Maki queensha

" Untuk apa kesini?"  Alleta berucap datar. Dia heran kenapa kembarannya menginjinkan gadis ini datang ke mansion. Sementara semua orang juga tau jika Xavier benci pegawai dan orang lain selain keluarga besarnya datang ke mansion nya.

Oho...sepertinya ini sayang untuk dilewatkan. Batin alleta

"Mm begini...tuan bos menyuruh saya datang untuk menyiapkan keperluannya" gugup queensha pasalnya dari tadi alleta tanpa berkedip selalu memandangnya.

Dan kini mata wanita cantik itu semakin melotot, membuat queensha sedikit takut.

"Xavier menyuruhmu?" Queensha kembali mengangguk

"Maafkan aku nyonya, aku tidak bermaksud yang lain. Sebelumnya aku sudah bilang pada tuan xavier. Tapi dia bilang dia belum menikah. Sehingga aku tidak perlu khawatir akan menyinggung perasaan istrinya. Aku tidak tau jika dia berbohong. Berpura pura seperti bujangan" tutur queensha. Membuat orang di sekitarnya menganga mendengar penuturannya

Alleta sendiri masih menganga. Xavier tidak bohong. Pikirnya. Gadis di depannya ini sungguh sangat polos dan lugu. Jadi dia mengira aku ini istrinya. Batin alleta. Dia sudah terkikik dalam hati

"Queensha " suara bariton itu membuat semua orang menundukan pandangan.

"Selamat pagi sayang" alleta mendekati Xavier dengan bergelayut di lengannya dengan manja.  Membuat Xavier menatap horor kembarannya itu

"Kau sakit?" Tanya xavier. Alleta memang manja tapi mana mau dia seperti itu dengan Xavier

"Ya..kau menyakiti hati ku" rengekan manja alleta membuat Xavier bergidik ngeri

"Jangan kekanakan. Kau kenapa?" Bisik Xavier pelan

" Asisten pribadi ee? Sepertinya ada hal yang tidak ku ketahui" pancing alleta. Benar saja Xavier tidak mampu menatap matanya. Mukanya juga sudah memerah membuat alleta tidak tahan untuk tidak tertawa

"Selamat pagi tuan" sapa queensha

"Sudah dari tadi?"

"Aku baru saja tiba" kata queensha

"Daddy..." Gadis kecil dalam gendongan  itu menggeliat, membuat seluruh mata memandangnya, queensha sendiri langsung jatuh cinta pada balita itu. Selain cantik gadis kecil itu sangat imut.

"Kei sudah bangun" kata alleta

"Daddy" rengek balita itu

Membuat alleta langsung menyerahkan anaknya pada Xavier.
"Sama Daddy ya" Xavier yang belum siap menerima keizia sudah gelagapan.

"Kenapa di kasih ke aku?"

"Dia mau sama Daddy nya dong" kata alleta, dia melirik queensha yang tampak biasa saja, malah mata gadis itu tampak berbinar binar melihat keizia. Sepertinya akan sulit untuk menaklukan gadis itu brother. Batin alleta

"Ya makanya itu, aku buk..."

"Baiklah kei saa mommy saja, Daddy sudah tidak menyayangi kita lagi" suara sedih itu jelas sekali di buat oleh alleta

Setelah kepergian alleta dan drama yang dilakukannya. Xavier menatap queensha. Di bingung kenapa queensha menatapnya dengan seperti itu.

"Kau kenapa lagi?" Ini baru pagi dan Xavier sudah berada di tengah tengah drama pagi yang membosankan ini

"Tidak ada " ketus queensha

Di dalam perjalanan ke kantor. Mobil yang mereka naiki hanya diisi dengan keheningan. Xavier melirik queensha sekilas wajah gadis itu tampak cemberut dan kesal.

"Kau kesal dengan ku?" Tanya xavier

"Anda pria paling tega yang saya kenal" ketus queensha

"Aku? Tega?"

"Anda tidak mengakui istri dan anak anda. Astaga apa yang anda fikirkan. Pasti saat ini istri anda sedang bersedih. Dan ya ampun bahkan anda terlihat dingin bersama putri anda. Pria seperti itu yang sangat tidak baik" queensha mengeluarkan semua kekesalannya.

Supir dan pengawal Xavier hanya bisa saling pandang dalam keterkejutan mereka atas ucapan frontal asisten pribadi tuannya itu.
Sementara xavier sudah seperti orang bodoh.

Sial....jadi ini alasan alleta seperti itu. Dia mengerjai ku. Maki Xavier dalam hati

"Queensha ak...." Xavier berhenti ketika queensha mengangkat tangannya tanda tida ingin mendengar penjelasan. Supir dan  Bodyguardnya sudah bersiap siap menunggu Xavier memerintahkan mereka agar mengeluarkan gadis kurang ajar itu. Namun nyatanya Xavier kembali diam. Membuat mereka terheran heran. Ini seperti bukan bosnya.

Malah sangat terlihat bahwa Xavier seperti pacar yang sedang membujuk kekasihnya yang tengah merajuk.

Ini gila. Batin mereka berdua

LIMERANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang