10

13.7K 628 13
                                    

Kini queensha sudah berada di flat kecilnya, sedari tadi dirumah sakit, dia terus merengek dan memohon agar bisa pulang.

Membuat dokter terpaksa mengijinkannya, dengan catatan harus menghabiskan satu cairan  infus tersebut.

"Kau mau kemana?" Tanya queensha, di saat Xavier masih betah mengikutinya dari belakang.

"Ya keapartemen mu lah" jawabnya santai. Mengabaikan tatapan orang-orang. Bagaimana bisa seorang billioners Amerika itu berada di apartemen atau di sebut flat kecil ini. Ini bukan levelnya.

"Tidak...tidak...enak saja. Pulang sana" usir queensha

" Jangan lupa queen aku juga masih bos mu" Xavier tersenyum devil. Namun queensha bukannya takut dia malah tertawa seperti orang gila. Membuat Xavier bingung. Apa yang lucu batinnya.

"Oh ya? Benarkah? Baiklah mulai sekarang aku berhenti bekerja untuk mu" kini nada bicara queensha dah berubah, terkesan dingin dan tak peduli. Xavier benci itu, Xavier tidak suka gadisnya bersikap seperti itu pada dirinya.

Xavier berjalan dengan angkuh kearah queensha, terkesan meremehkan. Senyuman kelicikan jelas terpatri di wajah tampan diatas rata-rata itu

"Kalau begitu kau siap menanggung konsekuensinya kan?" Queensha dengan mantap mengangguk. 

Xavier tersenyum, lalu mengecup bibir queensha cepat. Membuat queensha ingin sekali melempar pria mesum itu dari lantai 7 tempat dia berdiri sekarang

"Aku pergi dulu babe....George akan mengirim berkas itu padamu nanti"

Queensha menatap punggung lebar itu dengan geram.

___

Queensha sedang menikmati betapa santainya dia saat ini, berendam dengan air hangat, di tambah wewangian favoritnya.

Dia mengapresiasi dirinya sendiri yang hampir seminggu terjebak bersama pria mesum Xavier mackenzie itu. Sampai saat ini dia masih antara percaya dan tidak dengan apa yang di alaminya.

Puas berendam, queensha bersiap untuk keruang lukis miliknya. Dia sudah merindukan cat dan kanvas. Kanvasnya.

Baru saja dia ingin mulai, mencoret...ketukan pintu membuat dia menghentikan pekerjaannya sejenak.

Tok....tokk

"Iya tunggu sebentar" queensha menaikan alisnya saat melihat anak buah Xavier sudah sampai dirumahnya.
"Selamat malam nona queensha, saya ingin menyampaikan pesan dari tuan xavier" George menyerahkan amplop bewarna coklat berukuran besar itu. Dengan nama dan logo perusahaan milik Xavier.

"Apa ini?"

"Kontrak kerja di MCK Group" queensha lantas membuka dokumen itu.

Pinalti yang harus ditanggungnya adalah 2juta dolar. Gila Xavier memang gila...apa apaan itu.

"Apa bosmu memiliki gangguan kejiwaan?" George hanya menggeleng saat mendapati pertanyaan sarkas seperti itu.

"Pergilah" queensha membanting keras pintunya, Xavier sungguh sangat kejam dan mampu menguras emosi queensha. Oh bukan hanya emosi bahkan pria brengsek itu ingin menguras uang yang ku miliki. Batinnya

"Lihat saja aku akan memberikannya pelajaran besok" queensha kembali ke kamarnya. Moodnya sudah berantakan. Dia ingin tidur sebelum memborbardir kediaman Xavier besok pagi.

___

"Kemana kau selama hampir seminggu ini" tanya Daddy nya. Kali ini Arthur dan Bella sengaja menginap di mansion Xavier.

"Tidak kemana-mana" jawabnya datar. 

"Kau tidak membawa gadis itu kan?" Tanya Louise. Xavier sudah memberikan tatapan peringatan namun dasarnya Louise yang tidak peka malah mengabaikannya

"Maksud mu apa Louise??" Tanya Bella

"Iya waktu itu Xavier membawa gadis itu dengan paksa saat dia memukuli mantan tunangan gadis itu" Bella menutup mulutnya dengan tangannya. Terkejut

"Xavier kau tidak melukainya kan?" Tanya Bella

"Tidak mom...mana mungkin aku melukainya"

Bugh...

"Aw...sayang kenapa melemparku" Arthur memegang kepalanya yang baru saja terkena lemparan bantal sofa dari Bella

"Kenapa kau bilang? Anak siapa Xavier itu. Kenapa dari sekian banyak sifatmu, kenapa sifat seperti itu yang kau turunkan pada putraku Arthur" Bella berdiri bercakak pinggang

"Sayang itu wajar, Xavier menginginkan gadis itu makanya dia sedang berusaha sampai begitu. Betulkan son?" Arthur menatap Xavier. Dalam hati dia begitu bangga Xavier memang duplikat dirinya

" Betul Daddy" jawaban Xavier semakin membuat Bella murka. Dengan kesal dia kembali memukuli Arthur

"Jangan ajarkan putraku seperti itu. Cukup kau saja" Bella masih semangat memukuli Arthur

"Aw...sayang..iya...sudah hentikan...aw...aw sayang" ringis Arthur. Membuat Louise tertawa dengan keras. Kapan lagi dia melihat daddynya tak berdaya dipukuli oleh mommy tercintanya

"Louise diam" suara Bella dan Arthur yang kompak itu membuat louise di seketika

"Nah kan...kita memang serasi" goda Arthur yang hanya di tanggapi plototan dari Bella

"Louise mommy berharap kau tidak mengikuti jejak Daddy dan kakak mu, kamu harus menjadi pria waras dalam keluarga kita nak" kata Bella.

"Mommy" kini Xavier dan Arthur yang berucap secara bersamaan. Menyampaikan protes dengan apa yang baru saja Bella katakan.

"Mommy tenang saja" Louise menepuk dadanya pelan dengan tampang yang sangat amat menyebalkan

___

Pagi hari queensha sudah siap untuk melanjutkan misinya yang belum tuntas. Pagi ini dia akan menghabisi pria mesum itu

"Xavier...keluar kau...keluar brengsek" teriaknya tidak memperdulikan para maid dan bodyguard yang menatapnya heran

"Nona ada apa anda kesini dengan keadaan seperti ini" George mendekati quuenhsa

"Mana bos mesum mu itu ha? Suruh keluar" bentak queensha

Queensha sekarang sudah seperti para pendemo jalanan. Dengan memegang sebuah pengeras suara   ditangan kanannya, serta kepalanya yang diikat  pita merah. Menandakan dia sedang protes dan marah

"Tapi nona..dia dalam ada tuan mackenzie" George mencoba memberi tau. Dasarnya queensha yang kini sudah dibalut amarah. Dia bahkan tidak ngeh apa yang dimaksud George. Tuan mackenzie tentu saja Xavier bukan.pikirnya

"Makanya itu suruh keluar tuan mackenzie mu itu sebelum aku melanjutkan aksi bar bar ku" teriaknya

Mendengar keributan yang terjadi diluar, membuat Bella,Arthur dan Louise keluar. Mereka menganga melihat gadis cantik itu dengan pengeras suara di tangannya, serta kepalanya yang di ikat pita merah

Sama seperti Bella dan yang lainnya. Queensha juga menganga melihat siapa yang keluar, di yakini itu adalah  orangtua Xavier, dan astaga itu Arthur mackenzie...queensha menatapnya tidak percaya

"Ada apa ini" tanya Arthur yang sudah kembali dari keterkejutannya

"Nona queensha mencari tuan xavier...tuan" Goerge dan yang lainnya menundukan kepala

Queensha yang berteriak dengan kepercayaan dirinya tadi, seolah melempem, dia terdiam, takut kahawatir dan astaga semua bercampur aduk

"Bagaimana ini" gumamnya

"Mommy dia orangnya. Yang di sukai Xavier" louise menyenggol lengan Bella kemudian berbisik

Bella dengan senyum menawannya, mencoba mendekati Bella lalu merangkul bahu gadis itu

"Kau gadis yang disukai putraku kan...ayo masuk dulu. Kita sarapan bersama" queensha semakin menganga. Apa ini? Kenapa begini?

"Oh..tapi nyonya aku..."

"Sudah jangan malu ayo"

"Tidak...bukan seperti itu.."

"Turuti saja keinginan istriku nak" kali ini Arthur yang berbicara membuat queensha tak berkutik.

Dia ingin protes kepada bos mesumnya. Kenapa malah dia yang jadi seperti ini

LIMERANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang