11

12.7K 588 0
                                    

Diruang makan, xavier dan queensha hanya saling diam tanpa sepatah kata pun. Hal itu tak luput dari tatapan mata 3 orang yang berada dimeja makan yang sama.

"Siapa namamu nak" tanya Bella

Queensha yang mendapati pertanyaan itu dengan sigap, menjawab " namaku queensha nyonya"

"Panggil mommy saja seperti Xavier, aku tidak suka dipanggil nyonya oleh calon menantuku. Ya kan Xavier"

Xavier hanya mengangguk membenarkan perkataan ibunya.

Dengan spontan queensha menginjak kaki Xavier, di bawah meja, karna posisi mereka yang bersampingan.

"Aw.." ringis xavier

"Kenapa Xavier?" Tanya Bella

"Tidak papa mom" Xavier menatap tajam queensha, yang di balas tatapan tajam juga. Mereka saling adu tatap membuat Louise dan yang lain terkekeh geli. Akhirnya Xavier mendapatkan lawan yang seimbang

"Sudah..habiskan sarapan kalian" tegur Arthur

___
Diruangan kerja milik Xavier yang berada di mansion, sedang terjadi perdebatan antara Xavier dan queensha

"Apa maksudmu Dnegan ini ha?" Queensha melemparkan dokumen yang diantar oleh George tadi malam.

"Kau sudah melihat? Jadi bagaimana menurutmu?"  Queensha tak percaya

"Kau ingin memeras ku? 2 juta dollar, yang benar saja" tanya queensha tak terima. 2 juta dolar dia bahkan bisa membeli mansion mewah

"Pinalti itu sebanding dengan gaji yang kau terima" queensha mengingat kembali...gaji...gaji...gaji

Sial. Dia tertipu. Pantas saja ada yang aneh ketika dia mendapatkan gaji dengan nominal yang fantastis serta beberapa tunjangan yang mewah. Bahkan dia pernah ditawari apartemen di hotel berbintang. Untung saja dia tidak jadi menerima itu. Jika jadi matilah dia...pinalti akan lebih besar lagi.

"Kau menjebakku?" Tanya queensha dengan mata yang sudah memicing

"Aku mana berani menjebakmu" bohong...itu semua memang Xavier lakukan untuk membuat queensha tetap berada disisinya.

Bahu queensha merosot sudah. Dia tidak punya uang sebanyak itu. Kemana dia akan mencari 2juta dollar itu

"Kau tidak perlu membayar, cukup dengan bekerja untukku" kata Xavier. Queensha menatap Xavier dengan galak. Bukannya galak Bagi Xavier queensha terlihat lucu

"Bagaimana?" Tanya Xavier

Tida ada pilihan lain yang queensha punya saat ini. Dia mengangguk pasrah. Astaga percuma saja aksi gila nya tadi pagi yang sempat menggegerkan penghuni mansion.

"Sekarang ayo ke kantor kita akan bekerja" senyum kemenangan Xavier terukir
___

Semua karyawan membungkuk hormat ketika Xavier melewati mereka sapaan dari karyawannya tak pernah dihiraukannya.

"Sayang...cepatlah" suara lembut itu mampu menghipnotis semua orang. Semua seakan bertanya tanya siapa yang dimaksud Xavier

"Queen...sayang ayo" queensha memejamkan matanya untuk menetralkan gemuruh didadanya. Sehari saja tidak bisakah bosnya ini membuat hidupnya tenang

"Astaga...sekretaris baru itu kekasih bos"

"Tidak cocok sama sekali"

"Bagiaman mungkin seorang billioners bersanding dengan gadis seperti dirinya" bisik-bisik karyawan yang mengomentari queensha membuat telinganya sakit.

Dia menatap Xavier dengan kesal. Xavier geram karena berani sekali mereka membicarakan hal buruk tentang kesayangan nya

" Kau..kau..dan kau kemari" bentaknya

Tiga gadis yang ditunjuk Xavier itu seolah kaget. Wajah Xavier yang merah padam, serta rahangnya yang mengeras, menandakan betapa emosinya pria itu

"Berani sekali kau membicarakan kekasih ku ha" dengan kasar dia menarik rambut wanita yang berpakaian mini itu.

"Aaa sakit tuan...ampun" Xavier mendorongnya hingga dia tersungkur ke lantai.

"Kalian...siapa pun yang berani menganggu, membicarakan bahkan hanya sekedar berbisik untuk menganggu kekasih ku, aku tidak akan segan segan melempar kalian dari gedung ini" teriaknya. Dia tidak akan mentolerir siapapun yang menyakiti hati gadis pujaannya

"Tuan sudahlah..hentikan. kita menjadi tontonan orang orang" queensha mencoba menengahi. Dia kasian kepada gadis itu. Dia sudah menangis, sudah pasti gadis itu sakit hati dan malu.

Cup...

Dengan tak tau malunya Xavier mengecup bibir queensha, membuat para karyawan terkesima, oleh perbuatan Xavier.

"Mereka adalah couple goals" celetuk salah satu karyawan. Membuat Xavier tersenyum. Karyawan perempuan histeris ketika mendapati senyum itu untuk pertama kali.

"Kau...kemari" gadis itu ketakutan. apa dia akan berakhir seperti gadis gadis itu. Keringat dingin sudah membanjiri keningnya

"Maaf tuan...". Bahkan suarannya sulit untuk dikeluarkan

"Kau dari bagian apa?"

"Ak..aku...di bagian pemasaran" gugupnya

"George kau urus dia. Berikan dia posisi yang baik. Naikan gajinya" semua kembali menganga.

"Sayang ayo" Xavier menggenggam tangan queesnha meninggalkan mereka yang masih masih berdiam memandang sepasang kekasih itu.
___

Drrt.. drtt..
Suara getar ponsel, membuat kegiatan mengetik queensha berhenti. Dia memejamkan matanya yang sangat lelah memandang dokumen berisi angka angka itu.

"Halo queesnha disini"

"Queesnha" deg.  Suara lemah itu milik James. Astaga queensha sampai lupa untuk menghubungi James

"Kau baik baik saja? Kau dimana sekarang?" Rentetan pertanyaan itu membuat James tersenyum disebrang sana

"Aku sudah baikan. Aku berada dirumah. Kau baik baik sajakan?"

"Aku baik. Kirim alamatmu. Aku akan kesana sehabis pulang kerja" 

"Aku akan menjemputmu kalau begitu"

"Tidak perlu...aku akan naik taksi. Kirim saja alamatmu"

"Baiklah"

Queensha menutup sambungan ponselnya. kala mendengar suara pintu ruagan Xavier yang terbuka. Bisa gawat kalau Xavier tau.

"Sayang waktunya makan siang ayo"

"Berhentilah memanggil ku seperti itu. Lagi pula kita tidak menjalin hubungan apapun selain pekerjaan" ketus queensha

" Kau kekasih ku tentu saja aku akan selalu memanggilmu seperti itu"

"Aku tidak pernah merasa menjadi kekasih mu tuan xavier"

"Terserah. Yang penting kau kekasih ku"

"Aku tidak mau"

"Kau tidak punya pilihan"

"Kak kira kau siapa? Seenaknya mengklaim diriku sebagai kekasihmu"

Xavier mengikis jarak antara dia dan queensha membuat queensha melirik kanan dan kiri berharap ada seseorang yang bisa menolongnya

"Suka atau tidak. Pasrah atau terpaksa kau adalah milikku queensha. Jangan pernah berfikir untuk lari bahkan meninggalkan ku. Jika kau mencoba lari, maka aku akan
Senang hati memotong kakimu untuk santapan harimau ku" desis Xavier mengancam

Dia akan lakukan apapun untuk menahan queensha di hidupnya

"Kau mengerti?" Queensha hanya bisa mengangguk. Satu lagi sisi lain Xavier yang dia ketahui

" Kita makan siang diluar saja. Sekaligus aku ingin bertemu rekan bisnis ku"

Queensha hanya mampu pasrah saat ini. Saat ini mengikuti permainan Xavier terlebih dahulu. Setelah dia mempunyai celah. Dia bersumpah akan kabur dari kehidupan pria itu

LIMERANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang