12

11.9K 566 3
                                    

Sesuai dengan janjinya tadi siang queensha sudah berada di depan mansion James, dia bahkan sudah disambut oleh James sendiri

"Queensha, aku senang kau datang" James berjalan kearah queensha.

"Kenapa diluar? Kau belum sembuh betul" James tersenyum dia merindukan saat saat seperti ini. Apalagi Omelan dari queensha, itu bagai musik klasik bagi James

"Aku sudah tidak papa"

"Tidak papa bagaimana, lihat wajahmu masih memar begini"

"Tidak papa moon" mendengar itu Queensha langsung membuang mukanya. Panggilan itu membuatnya sedikit aneh

Menyadari perubahan wajah queensha James sadar diri saat ini, hubungan mereka belum benar benar baik.

"Maafkan aku" kata James sambil memasang tangan queensha

"Tidak papa"

"Oh...astaga aku sampai lupa. Ayo masuk"

Queensha dan James memasuki mansion mewah itu. Mereka berbincang dengan santai. Mulai dari study queensha hingga sampai dia berkerja di MCK group

"Aku tidak tau bahwa akan semudah itu bekerja di sana. Mereka memiliki standar yang tinggi" ucap James

Queensha menatap James kesal.
Bughh...

"Kenapa melemparku?" Kesal James

"Maksud mu aku tidak mencapai standar mereka begitu?"

"Bu...buka queensha hanya.."

"Apa?" Bentak quensha. James menelan ludah dengan susah payah.

"Kau memang pantas disana, kau cantik, pintar dan berbakat" ralat James

"Cih" queesnah mengibaskan rambut panjangnya. Gayanya yang seperti itu membuat James kembali tersenyum

Baru beberapa saat dia berada di dekat gadis remaja itu, entah sudah berapa banyak dia tersenyum karena queensha

"Queensha boleh aku bertanya?"

"Mm"

"Kau dan Xavier ada hubungan apa?" James teringa kata kata Xavier bahwa queensha adalah kekasihnya. Jika benar. maka perjuangan James tidak akan mudah

"Aku tidak ada hubungan apapun selain pekerjaan" James mengernyitkan dahinya bingung

"Tapi dia bilang kau kekasihnya?"

"Dia mengklaimku seperti itu" queensha menjawab pertanyaan James dengan lesu. Memikirkan Xavier membuatnya sakit kepala.

"Benarkah" girang James. Queensha melihat itu heran, tapi dia tak ingin ambil pusing

"Lalu kapan kau akan kembali ke Rusia?" Queensha terdiam, semenjak kuliah hingga saat ini dia memang belum pernah kembali kenegara asalnya.

"Tidak tau"

"Paman menelfon ku. Dia meminta mu untuk pulang" James tau perbincangan ini merupakan hal yang sensitif untuk queensha

"Untuk apa?" Tanyanya sarkas

"Tentu saja dia merindukanmu, dia begitu menyayangimu" James berkata lembut, mencoba membuat queensha meengerti

"Akan aku fikirkan" James hanya mengangguk, dia tak ingin terlalu memaksa queensha 

Mereka kembali melanjutkan obrolan dengan hal hal ringan. James tau betul bagaimana mencairkan suasana .

Hingga suara bariton seorang pria terdengar menggema di ruangan itu

LIMERANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang