Happy Reading!
"Sir, Seseorang bernama Yoongi ingin bertemu dengan anda." seorang wanita berkisar umur 30 tahun itu berdiri di daun pintu ruangan Taehyung Aldrich Winston. Laki-laki itu menoleh dengan ekspresi kesal, menyisir rambutnya dengan jarinya dan menatap wanita yang diketahui sebagai sekertaris. Dia tidak dalam suasana hati untuk berurusan dengan siapa pun saat ini, bahkan si menyebalkan Yoongi Delwyn.
"Tell him, i'm busy!" ucap Taehyung, dengan nada otoriter pada wanita itu.
"Dia bilang ada hal penting yang harus dibicarakan dengan anda sekarang juga." wanita itu menatap sepatutnya karena Taehyung menatapnya penuh kekesalan dan membuat wanita itu tak nyaman. Wanita itu tahu Taehyung bukanlah orang yang ramah dan bersahabat, itu yang dia dapati setelah Taehyung mengambil alih perusahaan dari sang ayah selama kurang lebih setahun belakangan ini. Tatapan Taehyung membuat bulu kuduknya berdiri.
"Katakan padanya, aku sibuk!" ucap Taehyung sekali lagi, berharap jawabnya cukup membuat wanita itu menyingkir dari pandangannya. Wanita itu mengangguk kecil, berjalan keluar ruangan. Taehyung menghela nafasnya, menggelengkan kepalanya sebelum kembali sibuk dengan berkas-berkasnya di atas meja. Taehyung kembali terganggu, keheningan hanya bertahan satu menit setelahnya terdengar kegaduhan. Taehyung tak harus jadi jenius untuk tahu siapa pelakunya.
"I don't care if he fucking busy! I need to talk to his stupid ass face!" suara Yoongi menggema di koridor, membuat Taehyung tersenyum kecil pada kenyataan bahwa dirinya membuat pemuda itu kesal. Dia belum pernah lagi bertemu dengan si pendek beberapa bulan ini.
"Maaf, tapi Pak Taehyung sedang sibuk. Aku yakin kalau kau datang di lain waktu, dia dengan senang hati akan berte--"
"For the millionth time Patricia, aku tidak peduli!"
"Namaku Lis--" ucapan Lisa terputus karena melihat pemuda itu menerobos masuk ke dalam ruangan Taehyung. Taehyung tak merasa terganggu dan masih memeriksa beberapa kertas yang perlu ia tandatangani tapi bisa Lisa lihat bahwa Taehyung menyeringai diam-diam. Laki-laki itu tahu dengan jelas bagaimana marahnya Yoongi saat ini, aura Yoongi benar-benar panas seperti matahari di musim panas.
"Sir, i'm goin--" Lisa berbicara, menatap Taehyung dengan pandangan takut-takut. Ia hanya tidak mau kehilangan pekerjaannya karena sikap kurang ajar Yoongi.
"It's fine, Lisa" ucap Taehyung sambil tersenyum tipis, Lisa mengangguk wajahnya masih dipenuhi dengan kekhawatiran sebelum akhirnya keluar ruangan.
"Now, for what do i owe the pleasure of your company?" Taehyung bertanya dan mencoba kembali fokus dengan berkasnya di atas meja, tapi Taehyung tak benar-benar melihat pada kertas-kertas itu.... sampai akhirnya Yoongi melemparkan foto kecil pada mejanya. Taehyung menatapnya penasaran, tidak begitu yakin apa maksud Yoongi.
"Ini..." ucap Yoongi, menatap laki-laki yang lebih tua dengan mulut terkatup. Taehyung tak mengerti, ekspresinya seolah mengatakan 'what exactly was this for?'
"Apa ini?" Taehyung diam-diam bertanya, akhirnya menatap balik Yoongi setelah beberapa saat mereka berada di satu ruangan. Emosi Yoongi mendidih, rahangnya mengeras dan kedua lengannya bersedekap di depan dadanya. Tatapan tajam Yoongi seperti siap melubangi kepala Taehyung.
"That is a sonogram" Suara Yoongi bergetar menahan amarah. Dia sangat kesal, dia sangat marah pada Taehyung.
"Apa?" ucap Taehyung terkejut, ia menatap Yoongi bingung. Dalam otaknya, kenapa Yoongi datang kesini dan memberikannya sonogram? Yoongi menghela nafas kasar, tidak percaya bahwa Taehyung ternyata sebodoh ini. But then again, Taehyung was an idiot in Yoongi's eyes.
"I'm pregnant." Akhirnya Yoongi bersuara setelah beberapa saat diam, kali ini suaranya lebih tenang dan lirih. Alis Taehyung terangkat, ia tersedak. Taehyung coba bernafas tenang, dia kembali bersandar pada kursinya sambil bersedekap menatap Yoongi.
"And i should care because?" Taehyung bertanya, mencoba untuk setenang mungkin walaupun di dalam sana ia benar-benar ketakutan. Dia tahu mengapa ia harus peduli, he fucking knew why.
"It's yours, Taehyung" suara Yoongi tertahan lirih. Taehyung tertawa kecil, terutama untuk menutupi fakta bahwa dia mulai ketakutan. Taehyung pikir ia tidak mungkin membuat Yoongi hamil, hell yeah mereka hanya tidur bersama sekali dan itu adalah kesalahan.
Sebuah kesalahan yang menyenangkan, yang kalau Taehyung boleh jujur dia tidak akan keberatan melakukannya lagi.
"No, it's not" Taehyung menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Yes, it's fucking is." Yoongi tidak bisa mempercayai ini, dia tahu Taehyung adalah si brengsek kelas kakap tapi ia hanya berharap Taehyung mau bertanggung jawab, setidaknya sekali dalam hidupnya. Dan tentu saja itu adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya, berekspektasi bahwa Taehyung akan percaya padanya.
"Mana buktinya? Jujur kau tidak bisa berharap aku percaya padamu." ucap Taehyung, suaranya terdengar bergetar ketika ia berbicara. Dia tahu dirinya brengsek, tapi dia tak peduli.
Taehyung tahu Yoongi tak ingin dirinya menjadi ayah dari bayinya, lagipula Taehyung belum siap menjadi seorang ayah.
"You're the only one I've slept with, Taehyung. You fucking know that." Yoongi menatap Taehyung tajam, suara Yoongi bahkan terdengar seperti permohonan.
Kenapa Taehyung tak percaya padanya? Taehyung menganggapnya seolah-olah ia telah tidur dengan semua orang di kota ini.
"Itu bukan anakku, Yoongi. Now I appreciate it if you'd leave." ucap Taehyung mengakhiri percakapan sepihak. Yoongi benar-benar tercengang tetapi pada saat yang sama, dia tidak bisa mengatakan dirinya terkejut.
Jadi yoongi melakukan hal yang diminta taehyung, meraih sonogram dan berjalan menuju pintu. Dia berhenti untuk yang kedua kalinya, berbalik untuk melihat Taehyung.
"Kau tahu.. kupikir kau bersikap dewasa dan bertanggung jawab sekali dalam hidupmu." ucap Yoongi lirih, berbisik. Tapi itu sudah cukup untuk Taehyung bisa mendengarnya. Taehyung tak membalas apapun, dia hanya berpura-pura menarik mengalihkan atensinya kembali pada tumpukan kertas. Yoongi pergi, dan menyisakan Taehyung sendirian di ruangannya.
Taehyung menghela nafas gusar sebelum ia menjambak rambutnya sendiri frustasi,
lalu menggigit bibir bawahnya.Dia benar-benar kacau.
___________________
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗡𝗼 𝗦𝘁𝗿𝗶𝗻𝗴 𝗔𝘁𝘁𝗮𝗰𝗵𝗲𝗱 [TaeGi Mpreg] [Book One] 𝗖𝗼𝗺𝗽𝗹𝗲𝘁𝗲✓
أدب الهواة[BOOK I] Kisah rumit antara Taehyung Aldrich Winston dan Yoongi Kyne Delwyn bermula dari sebuah perjanjian konyol saat pesta yang diadakan oleh adik tiri Taehyung, Namjoon. Yang akhirnya memaksa Yoongi untuk mengalah dan menanggalkan sikap keras ke...