Quick AN: di cerita ini, Yoongi, Jungkook umurnya 19 tahun, Namjoon, Jimin 20, dan Taehyung 22 tahun. So yeah, just thought i would let you know. hahaha.
Happy Reading!
Dua bulan sebelumnya...
"Namjoon, for the millionth Time... aku takkan pergi," Yoongi memutar bola matanya malas untuk seseorang di sebrang telpon. Laki-laki berumur sembilan belas tahun itu duduk di sofa, sambil terus menanggapi ocehan temannya di telepon. Yoongi sendirian di rumah, ibunya belum pulang.
"Tapi kau tidak pernah berkumpul dengan kami selama dua minggu ini! Aku akan ke luar negeri selama sebulan... please just come. Jimin and Jungkook are coming." buru-buru Namjoon menambahkan, membuat Yoongi yakin agar Yoongi mau datang. Tapi Yoongi sudah memutuskan, dia tidak akan pergi.
No way in hell.
"Namjoon, jika aku datang aku sudah tahu apa yang akan terjadi. Kau dan Jimin akan pergi meninggalkanku bersama Jungkook with corny jokes. I don't even get half of them." ujar Yoongi yang sebenarnya hanya sebuah alibi.
"Aku janji, aku tidak akan kemanapun bersama Jimin. Aku akan tinggal, just for you." Namjoon coba meyakinkan Yoongi, tersenyum lebar seolah Yoongi ada didepan hidungnya.
"Alright Joon, aku akan datang. Tapi jika kau ketahuan kabur bersama Jimin, demi Tuhan, aku akan menyumpahi mu tidak akan pernah punya anak!"
Namjoon tertawa keras di sebrang, membuat Yoongi kesal.
"Itu bukan ancaman, Gi. I don't want kids!"
"Whatever. What time do i need to be there?" tanya Yoongi.
"Six? It's four now, right?"
"Oke, aku akan kesana jam enam." Yoongi mengerang sebelum akhirnya bangkit dari sofa, menghela nafas ketika sadar ia masih mengenakan piyama.
"Great! Love you Yunki." Namjoon membuat suara seolah mencium seseorang di ujung sana, Yoongi bergidik geli mendengarnya.
Yoongi sampai di tempat Namjoon sekitar pukul setengah enam, dia tidak datang sesuai perjanjian karena tadi sempat ketiduran. Yoongi berjalan menaiki tangga depan rumah Namjoon, ia memencet bel dan menunggu sambil menggigit bibir bawahnya sampai seseorang membukakan pintu untuknya."Yunki!" Namjoon berteriak seperti balita lalu merangkul pundak Yoongi dan membawa Yoongi ke dalam rumahnya. Yoongi sedikit canggung dengan rangkulan Namjoon itu, dia tidak terbiasa.
"Hai Joon, senang bertemu denganmu juga. Bisakah kau lepaskan lenganmu dariku?" Yoongi berusaha memberi jarak Namjoon dengan dirinya.
"I missed you." kata Namjoon masih dengan senyum lebarnya, Yoongi membalas senyum itu dengan senyum tipis.
"Missed you too, where's Jimin and Jungkook?"
"Jimin di sekitar sini, sedangkan Jungkook belum terlihat datang. Tapi kita bisa mencari Jimin kalau kau mau." ajak Namjoon bersemangat, menarik tangan Yoongi sebelum sempat Yoongi protes.
Namjoon membawa Yoongi berkeliling rumah besarnya, banyak barang-barang antik dan mewah disini. Ayah tiri Namjoon orang kaya raya, jadi tidak aneh."Joon, slow down!" ucap Yoongi setelah mereka memasuki ruangan dimana semua orang berkumpul. Yah, ini pesta jadi tidak aneh kalau suasananya seramai ini, dan Yoongi kurang menyukai fakta itu. Ketika Namjoon hendak menarik tangan Yoongi lagi untuk bergabung dengan kerumunan itu Yoongi lebih dulu menepis ajakan Namjoon, tanpa bertanya Namjoon segera menemui Jimin, pacarnya. Memeluk pemuda manis itu mesra sebelum akhirnya mencium bibir Jimin dengan rakus.
Yoongi jelas tahu hal ini akan terjadi, dan diam-diam dia berharap Jungkook ada disini dengan segudang lelucon anehnya untuk menemani Yoongi dan rasa canggungnya.
Goddammit.
Yoongi menghela nafas, menggelengkan kepalanya maklum melihat tingkah temannya satu itu sebelum akhirnya pergi ke dapur. Dia pergi ke dapur mengambil minuman yang tersedia. Dapur jauh lebih tenang daripada ruangan lain, derap musik tenggelam oleh tembok.
Menghela nafas panjang sebelum menyesap minumannya melihat ruangan didepan sana dengan dahi mengerut. Itu tidak lama sebelum seseorang berdiri di sebelahnya, seseorang yang membuat Yoongi menggeram menahan kesal.
"Why the hell are you here?" Yoongi bertanya sambil memelototi orang yang berdiri di sampingnya. Kakak tiri Namjoon hanya tersenyum, menyesap minumannya sebelum menjawab.
"I live here, hanya mengingatkan kalau kau lupa," Jawab Taehyung. Mengedikkan bahu sambil mengerlingkan matanya dan itu menggelikan bagi Yoongi.
"No shit, aku kira kau di luar kota."
"Came back a little early," Taehyung menggeleng, melihat Yoongi, dia tersenyum pada Yoongi, senyumannya sangat berbeda dari biasanya, itu membuat Yoongi berdebar
"Why?" Yoongi menolak melihat Taehyung sekarang, pikirannya jadi kacau. Yoongi jadi berpikir dia seperti remaja mabuk, padahal ia belum sama sekali meminum alkohol.
"Apa itu penting? did you miss me or something?" Wajahnya penuh seringaian dan membuat Yoongi kembali memutar bola matanya sarkastik. Itulah Taehyung yang Yoongi kenal dan ia benci selama ini.
"Merindukan mu? Dalam mimpimu saja, bangsat!" cemooh Yoongi, menghabiskan minumannya dan melempar kaleng kosong itu ke tempat sampah.
"Ouch" suara Taehyung mencicit seolah ia tersakiti oleh olokan Yoongi. Yoongi menggeleng-gelengkan kepalanya heran melihat Taehyung yang terlihat sangat idiot.
"Kebenaran memang menyakitkan, biasakan dirimu!" Yoongi mengedikkan bahunya, masa bodoh pikirnya. Yoongi pergi meninggalkan Taehyung. Taehyung hanya tertawa sambil menyesap minumannya melihat Yoongi yang pergi meninggalkan dapur.
Yoongi Delwyn sure was something.
_______________________________
And here's the first chapter.Hahahaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗡𝗼 𝗦𝘁𝗿𝗶𝗻𝗴 𝗔𝘁𝘁𝗮𝗰𝗵𝗲𝗱 [TaeGi Mpreg] [Book One] 𝗖𝗼𝗺𝗽𝗹𝗲𝘁𝗲✓
Hayran Kurgu[BOOK I] Kisah rumit antara Taehyung Aldrich Winston dan Yoongi Kyne Delwyn bermula dari sebuah perjanjian konyol saat pesta yang diadakan oleh adik tiri Taehyung, Namjoon. Yang akhirnya memaksa Yoongi untuk mengalah dan menanggalkan sikap keras ke...