Happy Reading!
Yoongi akhirnya bisa pulang, memandangi rumahnya yang tampak sepi, sepertinya ibunya telah pergi. Yoongi menghela nafas panjang, itu bukan suatu hal baru untuknya. Di rumah sendirian, ibunya sangat sibuk dan punya banyak pekerjaan. Yoongi menaruh kuncinya di meja, mengusak rambutnya kasar sembari berjalan menuju ruang tengah.
"Well, akhirnya. Kau dari mama saja?”
Yoongi jelas tersentak kaget, sambil memegangi dadanya. Kemudian matanya memandang kesal pada sahabatnya.
"Jungkook sialan! Siapa yang membiarkan kau masuk?” tanya Yoongi saat dirasa sudah cukup tenang dari keterkejutannya.
"Ibumu, tentu saja. Dia ingin aku memberitahumu, kalau dia pergi untuk beberapa hari. Oh omong-omong, dari mana saja kau?” tanya Jungkook, bersandar pada sofa sambil menghadap Yoongi, menunggu jawaban.
"Does it matter?” balas Yoongi, alisnya terangkat sebelum akhirnya ia berjalan menuju dapur. Jungkook mengekori Yoongi, wajah nya masam karena merasa diabaikan.
"Kata terakhir yang kau ucapkan padaku, 'I'm going to kick Taehyung's ass' aku ingat itu. Jadi kau tidak bisa menyalahkan aku kalau aku ingin tahu kemana kau pergi tadi.”
"Aku pergi keluar, untuk menjernihkan pikiranku.” ucap Yoongi, dan itu jelas bohong.
Yoongi sendiri tidak yakin kenapa ia harus berbohong. Atau mungkin karena dirinya tak ingin Jungkook tahu mengenai kesepakatannya dengan Taehyung.
Pikirnya, ia tak mau Jungkook berteriak tepat didepan wajahnya sambil meneriakinya 'kau bodoh Yoongi, kau telah melakukan kesalahan, dan sekarang lagi?”
Yoongi hanya tak mau Jungkook mengatakan hal yang sudah Yoongi tahu, betapa bodohnya yang ia lakukan. Maka dari itu, ia tak mau jungkook tahu."Jadi, kau tidak jadi menghajar bokongnya?” tanya Jungkook pelan, raut wajahnya terlihat benar-benar penasaran.
"Tidak.” ia menghela nafas, menggelengkan kepalanya lalu berjalan masuk ke dapur. Jungkook ikut masuk ke dalam dapur, berharap mendapat lebih banyak informasi.
"Kau yakin? tadi Namjoon bilang, dia melihatmu di kantor Taehyung.” kata jungkook, berdiri tepat di pintu masuk dapur. Yoongi tiba-tiba menegang, rasa bersalah mulai menjalari tubuhnya. Dia harusnya tahu kalau Namjoon akan memberitahu Jungkook.
"Okay.. aku memang mampir ke kantornya. Tidak ada hal penting.”
"Jika tidak ada hal penting, kenapa kau harus berbohong padaku?”
"Aku tidak bohong oke aku hanya tidak memberitahumu kemana aku pergi. Aku memang pergi dan mampir ke kantornya tapi tidak menghajarnya.” Yoongi mencoba menjelaskan, walaupun kedengarannya tidak meyakinkan di telinga jungkook. Jungkook menatap Yoongi kecewa, kecewa yang dilebih-lebihkan membuat Yoongi mendesis kesal.
"Oh astaga, berhenti menatapku seperti itu sialan. Kau bukan ayahku, Kook!” Yoongi balik menatap Jungkook. Kepala dan surai jungkook bergerak karena ia menggeleng, sedang tangannya bersedekap di depan dada.
"Aku hanya khawatir.”
"Kau tak perlu khawatir. Aku berumur sembilan belas tahun, aku sangat-sangat mampu menjaga diriku sendiri.”
"Kau benar, kau boleh melakukan apapun sesukamu. Hanya mengingatkan, aku akan selalu ada jika kau membutuhkan bantuan ku.” Yoongi sedikit tersentak dengan apa maksud Jungkook berkata seperti itu, Jungkook berkata seperti itu seolah Jungkook sudah tahu kesepakatan bodohnya bersama Taehyung.
"Apa maksudnya itu?” tanya Yoongi, tatapannya pada Jungkook sedikit melembut karena dia agak gugup. Dia tidak yakin mengapa.
"Jika kau ke kantor Taehyung dan kau tak menghajarnya, maka aku akan percaya apa yang dikatakan media kalau kalian berdua benar-benar berkencan. Yang pasti cukup menyenangkan akhirnya aku tak penasaran lagi. Maksudku, jujur Gi! Kau dan aku bertemu setiap hari dan aku baru tahu kau telah tidur dengan si brengsek Taehyung dua hari lalu. Jika kau memang benar ingin berpacaran dengan si brengsek, maka lakukanlah. Tapi perlu kuingatkan, dia tak lebih dari si brengsek yang egois, dan aku bisa menjamin dia akan menyakiti perasaan mu. Dan aku bahkan tak terkejut sama sekali saat dia bilang tak mau berurusan dengan Delwyn babies.” Ujar Jungkook panjang lebar, sedangkan Yoongi hanya diam sambil mengerutkan wajahnya mendengar panggilan untuk anak kembarnya.
"Aku sudah bilang padamu jangan memanggil mereka Delwyn babies.” Yoongi mengerang, menatap langit-langit saat Jungkook mulai tertawa.
"You so are. The nickname is going to stick."
"No. It's not!”
"Ya, terima kenyataan bahwa bayimu akan selamanya dikenal sebagai Delwyn babies. Aku tidak sabar melihat berita utama sekarang, aku benar-benar penasaran.” goda Jungkook, nyengir seperti orang gila.
Jungkook bukanlah tipe orang yang serius dalam jangka waktu lama, ia bisa dengan cepat melontarkan berbagai lelucon atau ejekan ketika dia mendapati situasi dirasa agak berat. Yoongi menghargai Jungkook untuk itu, tahu betul Jungkook akan selalu ada di sisinya.
"Sejauh yang publik tahu, aku tidak hamil. I'm Just dating Taehyung.” ucap yoongi, sambil menunjuk satu jari ke arah jungkook.
"Which really is more of a shocker than you being pregnant. They're going to batshit crazy with that interview that Taehyung's going to release.”
"Apa itu benar-benar mengejutkan? ” Tanya yoongi, sudah tahu jawaban untuk pertanyaannya.
"Fvck yeah it is. Maksudku astaga, kalian berdua saling membenci sejak kecil. Tidak ada yang tahu hal ini akan terjadi, tidak juga aku.” Yoongi menggigit bibir bawahnya, merasa bersalah lagi.
Jungkook sangat bisa dipercaya, Jungkook selalu percaya setiap kata yang Yoongi lontarkan. Dan Yoongi tak melakukan sebaliknya. Remaja sembilan belas tahun itu tertawa kecil, menggelengkan kepalanya sebelum berbicara lagi.
"Kau tahu apa yang akan mereka katakan? Ada garis tipis antara cinta dan benci.”
________________________
Kalo misal belum ngerti bisa tanya di kolom komentar ya, ini gaje banget wkwk kurang fokus soalnya sambilan ngerjain tugas Statistika hehe :))
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗡𝗼 𝗦𝘁𝗿𝗶𝗻𝗴 𝗔𝘁𝘁𝗮𝗰𝗵𝗲𝗱 [TaeGi Mpreg] [Book One] 𝗖𝗼𝗺𝗽𝗹𝗲𝘁𝗲✓
Fanfic[BOOK I] Kisah rumit antara Taehyung Aldrich Winston dan Yoongi Kyne Delwyn bermula dari sebuah perjanjian konyol saat pesta yang diadakan oleh adik tiri Taehyung, Namjoon. Yang akhirnya memaksa Yoongi untuk mengalah dan menanggalkan sikap keras ke...