[S2 - 17]

1.5K 125 5
                                    

Keluarga Kim, atau bisa dibilang keluarga Kim Namjoon. Saat ini sedang berkumpul di ruang tengah kediaman mereka.

Seluruh anggota, kakak maupun adik di keluarga tersebut hanya bisa diam dan menundukkan kepala. Ketika sang ayah menatap datar mereka semua.

Yah, mereka semua merasa bersalah akan kepergian Kim Namjoon. Tapi dibalik semua itu, ada satu hal yang disembunyikan sang kepala keluarga dan temannya.

Tidak perlu terburu-buru untuk mengetahui hal tersebut. Karena, sang kepala keluarga ingin menghukum anak-anaknya.

"Kalian tau, apa kesalahan kalian selama ini?" Sang kepala keluarga mulai berbicara.

Dan, bisa ditebak. Tidak akan ada yang berani menjawabnya. Karena, mereka terlalu malu mengakui.

"Kalian itu sebenarnya manusia atau iblis? Teganya kalian seperti itu pada saudara sendiri."

"Appa! Aku tidak seperti itu. Jin hyung dan Yoongi hyung yang menyuruhku." itu Jungkook yang bicara.

Jungkook sebenarnya masih takut dengan ayah maupun kakak tertuanya. Tapi, karena Jungkook ingin jujur. Lebih baik ia bercerita ke sang ayah. Agar, sang ayah bisa melindunginya dari kakak-kakak jahat itu.

"Jungkook!" teriak Jin.

"Appa.." Jungkook berlari ke sisi ayahnya. Ia takut Jin. Jin kalau marah sudah tidak main-main.

"Jin! Perbuatan kamu keterlaluan sekali. Appa akan membawa Jungkook pergi ke luar negeri. Kalian berlima, tinggallah di rumah ini. Selama aku dan Jungkook pergi. Ubah sifat kalian yang kejam itu." ucap Heechul.

Semua anak-anaknya semakin terdiam. Mereka akan merasa kehilangan lagi. Karena, adik terkecil mereka akan dibawa pergi. Yah, mau bagaimana lagi. Ini memang salah kakak tertua mereka.

"Kalian, masuk kamar masing-masing. Dan kamu Jungkook, kemas barang-barangmu. Kita akan pergi keluar negeri besok," perintah Heechul.

"Tapi appa, kenapa kita tidak menghadiri pemakaman Namjoon hyung?" Jungkook menatap sedih ke arah ayahnya.

"Tidak perlu sayang. Biarkan hyung-hyungmu saja yang datang. Kita harus pergi karena ada hal penting."

"Baik appa, Jungkook mengerti."

Heechul tersenyum, ia mengusap rambut halus milik Jungkook. Ia senang, meyakinkan Jungkook sangat mudah. Sampai ia jadi terpikirkan oleh sesuatu.

"Jungkook, sekarang masuklah ke kamarmu. Besok kita harus berangkat pagi-pagi."

Jungkook mengangguk, ia langsung pergi ke kamarnya meninggalkan sang ayah yang masih berada di ruang tengah.

Sekarang, di ruang tengah hanya ada Heechul dan kakak-kakak Jungkook saja. Tidak termasuk Namjoon. Karena, ia sudah meninggal.

"Appa bisakah kamu besok ikut kami? Kami tidak bisa memakamkan Namjoon hyung tanpamu," ucap Taehyung.

"Maafkan appa, Tae. Appa tidak bisa. Ada hal yang appa urus di luar negeri. Perusahaan appa dalam keadaan kritis," ucap Heechul.

"Bukankah Jin hyung sudah mengurusnya dengan benar, appa?"

"Jin hyungmu itu memang sudah mengurusnya dengan benar. Tapi, dia kurang teliti. Karena, ada karyawan yang mengkorupsi uang perusahaan tanpa diketahuinya."

Taehyung menundukkan bahunya yang semula tegak. Ia pun menatap Jin kecewa. Karena, jika Jin benar-benar bisa menghandel perusahaan. Ayahnya pasti tidak akan pergi.

Jimin yang menyadari perubahan raut wajah Taehyung langsung mencoba memanggi kembarannya tersebut. "Tae, kau tidak apa-apa?"

Taehyung tersenyum, dan itu adalah senyum palsu. "Aku tidak apa-apa, Jim. Ayo masuk kamar, aku ingin tidur bersamamu malam ini."

Jimin sedikit merasa heran pada Taehyung. Tapi, mau bagaimana lagi. Ia harus menuruti Taehyung. Karena, Taehyung saat ini membutuhkan waktunya sendirian.

"Euhm baiklah, ayo. Appa, hyung, kami berdua pamit ke kamar," ucap Jimin.

Heechul mengangguk paham. Setelahnya, Jimin langsung menarik Taehyung pergi ke kamarnya.

Kini di ruang tengah hanya ada Jin, Yoongi, dan Hoseok. Yang tertua saja masih berkumpul dengan Heechul.

"Kalian bertiga, pergilah tidur. Besok kalian harus menyiapkan pemakaman Namjoon," suruh Heechul.

"Baik appa," ketiganya mengangguk, mereka pergi ke kamar masing-masing tanpa membalikkan badan ataupun berbicara lagi pada Heechul.

Usai semua masuk ke kamarnya. Heechul menjadi sendirian di ruang tengah. Ia masih duduk di sofa sambil termenung. Mengingat masa lalu indah yang terlintas di benaknya.

"Hhh... Apakah aku bisa menciptakan kebahagiaan seperti dulu lagi?"

Heechul menyangga keningnya. Ia sedikit pusing dengan permasalahan keluarga nya. Ia takut, kalau keputusan yang dibuatnya berakibat fatal.

"Semoga saja, ini adalah keputusan yang terbaik. Kuharap mereka akan menerimanya."

TBC

Hai!

Hayooo, kaget yah? Tiba-tiba aja ada season 2 nya🤣

Udah, Jan kaget gitulah. Garela akutuh kalo sad end. Kita lihat aja kedepannya. Jangan lupa vomment! Nggak vomment, bakal aku unpub🙃

[3] I NEED U - [KNJ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang