Maaf banget yaa baru update, semenjak masuk sekolah, jd jarang buka wattpad juga hehe..
Happy Reading guyss~
~~~
Dengan berani Anin mendongakkan kepalanya. Dia menyernyitkan dahinya. Kaya kenal tapi siapa ya? Kata Anin dalam hati.
"Hei.."
~~~
"Who are you?" Kata lelaki yang berdiri di depan Anin itu.
"Aku hmm... staff baru disini."
"Ahh begitu."
"Kamu... Chenle kan? Zhong Chenle?"
Lelaki itu mengangguk antusias.
"Ne~."
Beberapa lama, tak ada yang pembicaraan diantara mereka.
"Ah iya.. Kau ada urusan apa kesini?"
"Hmm.. Aku ingin bertemu Jaemin. Apa ada orangnya?"
Chenle menatap Anin intens. Membuat mereka berpandangan cukup lama. Anin langsung memutuskan tatapan itu dan sedikit salah tingkah.
"Hmm.. Iyaa ada. Aku panggilkan ya."
Anin mengangguk pelan. Dia pun tersenyum tipis sambil mendongakkan kepalanya ke arah Chenle.
Chenle langsung berbalik ke arah ruang latihan. Anin juga berbalik membelakangi pintu ruangan itu.
Setelah menunggu beberapa lama, keluarlah seorang lelaki lain dari ruangan itu.
"Kamu mencariku?"
Anin berbalik melihat lelaki itu. Dia tersenyum tipis. Rindu rasanya. Setelah 7 tahun tidak bertemu langsung dengannya. Ini bener bener kesempatan langka, Nin.. Ayolah... kata Anin dalam hati.
"Ya.. Hi Jaemin." Kata Anin sedikit canggung. Dia menunduk melihat ke bawah.
"Hai.. Hmm maaf kamu siapa ya?"
Senyum Anin luntur seketika. Yahh, pasti dia tidak mengingatnya bukan? Anin menghela nafas pelan. Dia mendongakkan kepalanya lagi sambil tersenyum tipis.
"Aku tahu kau pasti melupakanku."
Jaemin menatap Anin dengan kaget. Tetapi tatapan itu langsung datar lagi seketika.
"Tak apa. Kau hanya perlu mengingat 3 hal tentang ku, Jae. Jakarta, 2 malam, dan 7 tahun lalu."
"Jae?" Kening Jaemin menyernyit dalam.
"Ah iya.." Anin mengingat sesuatu.
Anin mengeluarkan sepucuk surat dalam tasnya. Surat yang telah ditulis Anin sehari sebelum berangkat ke Korea.
"Ini ada surat untukmu." Anin memberikan surat itu pada Jaemin.
"Aku punya waktu di negara ini 2 hari lagi." Aku tersenyum melihatnya. "Aku akan menunggumu di taman gedung ini besok sore."
Jaemin menerima surat itu sambil membolak balikkan suratnya. Dia melihat ukiran nama 'Anin' di ujung kanan bawah surat itu.
"Aku tidak yakin kau akan datang menemuiku. Setidaknya aku bisa mengucap selamat tinggal sebelum pergi dari negara ini."
"Ahh.. Terima kasih. Aku harap aku bisa mengingatmu." Jaemin tersenyum ke arah Anin.
"Aku pamit. Salam untuk Dreamies." Kata Anin sebelum berbalik meninggalkan Jaemin di depan pintu ruang latihannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped with Idol • Na Jaemin
FanfictionSebenarnya gak bisa dibilang Terjebak bersama Idol juga, tapi ini agak aneh kalau ditulis dengan kata kata. Intinya aku ketemu Idol itu benar benar karena ketidaksengajaan. - Anin . . . . . . . Satu lagi gais diingatkan, karena ini murni KEHALUANKU...