Chapter 7 : With Dreamies

132 12 0
                                    

Happy Reading...





















~~~

"Ini siapa, Jaemin-ah?"

"Kenalin ini Anin yang kemarin bersamaku."

"Annyeong, my name is Anin. Nice to meet you."

~~~

"Ohh, Hallo Anin. I'm Haechan. Nice to meet you too."

"Hai, Anin. I'm Jeno. Most Handsome."

"Hai, I'm Chenle."

"Annyeong, I'm Jisung. Park Jisung, Dreamies maknae hehe.."

"Hello, I'm Renjun. You look very beautiful."

Mereka satu per satu menjabat tanganku. Aku merasa seperti artis hehe.. Padahal mereka aslinya yang artis. Dunia kadang suka kebalik yaa..

"Aishh.. Sudahlah. Dia tidak suka di pegang tau." Jaemin berbicara dengan bahasa Korea yang tak ku mengerti.

"Ahh.. Serius kau?!" Kata Haechan.

"Anin-ah, mianhae. Ehh~ I'm sorry." Haechan langsung meminta maaf padaku. Padahal sejujurnya aku tak mengerti apa yang mereka bicarakan.

Aku hanya tersenyum canggung.

"Jae, ada apa?"

Dia menoleh padaku. "Tidak ada apa apa."

"Serius kamu?"

Dia hanya mengangguk sambil tersenyum.

Sekarang baru jam 12 siang. Yaa, mungkin siang ini akan aku habiskan bersama Dreamies yang aku pun tak tahu mereka siapa.

"Jae?"

"Hm?"

"Kamu tau adikku suka Dreamies kan?"

"Tau kok. Kenapa?"

"Boleh minta ke member mu untuk tanda tangan atau apa gitu. Sebagai oleh oleh untuk adikku. Sebelum kalian pergi dari sini."

Jaemin terlihat sedang berpikir. Tiba tiba dia terbangun dan beranjak keluar dari ruangan ini.

Tak berapa lama, Jaemin masuk kembali sambil membawa amplop dan album terbaru Dreamies. Dia memberikan itu padaku.

Jujur, aku kaget melihatnya. Sebaik ini atau karena suatu hal?

"Ini berikan pada adikmu."

Aku langsung menerimanya. "Tapi, aku tak punya uang sebanyak itu untuk membeli ini, Jae."

"Tak apa. Ini gratis."

Aku menyernyit bingung. "Maksudmu?"

"Aku memberikan ini gratis untukmu. Maksudku untuk adikmu. Aku sudah bilang pada manajer dan itu tidak apa apa."

Aku melihat album yang selama ini diimpikan adikku itu. Aihh.. Dia sungguh beruntung yaa.. Idol nya sebaik ini pada penggemar mereka.

"Kamu sungguh serius?"

Jaemin mengangguk antusias. Seketika, aku tersenyum. Yah.. Kalian tau kan seberapa mahal album seperti ini. Aku harus menabung lama mengumpulkan uang untuk membeli album. Album Enam Hari saja baru punya satu.

~~~

Jaemin menatap Anin yang sedang tersenyum. Tanpa tahu mulai tumbuh perasaan nyaman di dalam hatinya. Walau hanya beberapa jam bersama, tetapi rasanya sudah kenal lama.

"An, aku suka itu."

Anin melihat ke arah Jaemin yang sudah duduk di sampingnya. Yaa.. Mereka berakhir mengobrol berdua tanpa menghiraukan kehadiran member Dreamies lain yang sedang ribut.

"Apa?"

Jaemin menatap mata Anin lama. Dia mempertahankan tatapan mereka.

"Aku suka senyummu. Manis... seperti orangnya."

Terlihat pipi Anin agak memerah. Jaemin yang melihat itu tersenyum kecil. Tanpa sadar Jaemin memajukan kepalanya ke arah Anin.

Anin yang tersadar langsung memutuskan kontak mata mereka dan memperhatikan member Dreamies yang masih ribut. Dia mencoba tertawa walaupun canggung karena kejadian tadi.

"Haechan-ah, kemari kau!" Itu suara Renjun. Sepertinya mereka suka sekali bertengkar, pikir Anin.

Anin tertawa melihat betapa lucunya member Dreamies itu. Mereka juga menghabiskan waktu bersama selama beberapa jam.

Sampai akhirnya, langit sudah hampir berubah gelap. Selama bersama Dreamies tadi, Anin juga tidak lupa untuk selalu menunaikkan ibadahnya.

"Jae, sudah hampir gelap. I have to go home."

"Aku ikut."

Anin menyernyit. "Loh? Kau kan sudah bersama Dreamies?"

Jaemin mulai gelagapan mendengar pertanyaan Anin. "Hmm... ituu... kan barang barang ku masih di rumah mu."

"Aih.. Aku bisa balik lagi kesini. Barangmu hanya sedikit kok."

"Biar aku ikut denganmu saja yaa.." Kata Jaemin memelas.

"Sudah tak apa. Aku balik kesini lagi untuk mengembalikan barangmu."

"Biar dia ikut saja, Anin-ah." Kata Renjun tiba tiba menghampiri kita.

"Kenapa?"

"Mungkin ini malam terakhir kalian bersama. Kita gak tau kan kapan lagi akan bertemu?"

Anin menunduk sambil berpikir. Perkataannya memang ada benarnya. Adikku juga belum lihat mereka kan, kata Anin dalam hati.

"Tapi kan.."

"Besok kita jemput Jaemin di rumahmu."

Anin bertanya tanya, "Kau tahu dimana rumahku?"

Renjun dan Jaemin yang mendengarnya terkikik geli. "Rumahmu dimana? Hehe.."

"Aishh ku pikir kau sudah tahu." Anin ikut tertawa. Dia menulis alamat lengkapnya di sebuah kertas memo.

"Ini." Dia memberikannya pada Renjun.

"Okay baiklah. Sampai jumpa lagi yaa." Renjun melambaikan tangannya.

"Sampai jumpaa. Ayo, Jae." Anin ikut melambaikan tangannya ke arah Renjun.

Anin menyalakan motornya, Jaemin sudah bersiap menaiki jok belakang itu.

"Hati hati, Anin-ah."

"Ne!" Anin tersenyum menanggapi.

"Jaemin-ah, hati hati juga dengan hatimu." Kata Renjun lagi dengan bahasa Korea yang tak dimengerti sama sekali oleh Anin.

"Aku tahu." Ucap Jaemin.

~~~

Iseng aku pengen update hehe, tanganku udah gatel banget nihh...

Vote + Comments yaa

Thank youu

Oiyaa,,,

Happy Birthday Lee Taeyong..
July 1st, 1995
Semoga ga kapok jadi leader yang anggotanya bejibun hehe.. Jangan galak galak sama Doyoung jugaa hehe.. Penggemar DoTae kapel akutuhh hehehe.. Udahlah yak makasehhhh....

01'07'20

Trapped with Idol • Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang