Up gaiss..
Happy readingg..~~~
"Hati hati, Anin-ah."
"Ne!" Anin tersenyum menanggapi.
"Jaemin-ah hati hati juga dengan hati." Kata Renjun lagi dengan bahasa Korea yang tak dimengerti sama sekali oleh Anin.
"Aku tahu." Ucap Jaemin.
~~~
Anin POV
Aku dan Jaemin sekarang sudah sampai rumahku. Yaa.. Dia ingin bermalam disini lagi. Entah apa maksudnya.
Aku akan menunaikkan salat Isya di kamarku. Tak sadar kalau ternyata Jaemin sudah masuk duluan ke kamarku. Aku kaget bukan main. Masalahnya, ini pertama kali dia masuk kamarku. Tanpa izin lagi, TANPA IZIN... Astagfirullah.
"Jae, kau sedang apa di kamarku?"
"Aku tahu kau ingin beribadah, kan?"
Aku mengangguk kecil. "Terus, kau mau apa kesini?"
"Aku hanya ingin lihat kau ibadah."
Aku menyernyit bingung. "Aku tak biasa dilihat orang saat ibadah. Kau tunggu di luar saja yaa."
"Biarkan aku melihatmu ibadah. Aku hanya lihat. Janji dehh tidak mengganggu." Jaemin mengangkat 2 jarinya sambil tersenyum. "Peace.."
"Aih.. Baiklah. Ingat jangan menggangguku!"
"Baik boss."
Aku kembali melanjutkan memakai mukena dan menunaikkan salat isya.
Setelah beberapa saat aku selesai salat, aku melihat ke arah Jaemin. Dia sepertinya betul betul memperhatikanku tadi. Sampai aku melihat ke arahnya, dia masih melihat ke arahku.
"Kau melakukan itu setiap hari?"
Aku mengangguk kecil. "Kenapa?"
"Tak apa."
~~~
Setelah bercengkrama lama dengan adikku, Jaemin dan aku akhirnya bersiap untuk tidur. Kalian tau kan adikku penggemar Dreamies banget, apalagi Jaemin ini. Dan yaa, adikku mendapatkan tiket nonton konser serta album gratis. Yaa taulah kalian sesenang apa dia sekarang.
Aku sebenarnya sudah bersiap untuk tidur. Tapi melihat Jaemin yang kelihatannya antusias banget saat membaca salah satu novel punyaku. Aku jadi menghampirinya.
"Kau baca apa, Jae?"
"Judulnya 'Apa itu cinta?' Maksudnya apa sih?"
"That means 'What is Love?' Apa sih sebenarnya cinta menurut buku ini, kayaknya sih seperti itu."
"Menurutmu apa itu cinta?"
Aku berpikir sejenak. "Sejujurnya aku belum pernah jatuh cinta. Mungkin seperti ke orang tua kita. Cinta tidak dipenuhi nafsu, cinta itu perasaan tulus antar dua orang atau lebih yang berbeda. Mungkin cinta itu... sesuatu yang rumit untuk dipahami dengan kata kata." Aku mengangguk kecil.
Tanpa sadar Jaemin melihat ke arahku. Aku tak tahu apa arti tatapannya itu.
"Menurutmu, apa itu cinta?" Aku bertanya pada Jaemin sambil menatap matanya. Yaa.. Akhir akhir ini aku suka sekali menatap matanya yang sungguh indah itu.
Sayangnya aku tidak bisa selama itu, kita bukan mukhrim dan tatapan bisa disebut zina dalam kepercayaanku.
"Menurutku, cinta itu saat kamu melihat ke seseorang dengan tulus, dan perasaan itu datang tanpa diundang. Perasaan nyaman sekaligus tak mau kehilangan." Aku mengangguk dan masih melihat ke arahnya.
"Sepertinya aku sedang jatuh cinta." Katanya lagi. Dia sedikit bergumam, tapi masih bisa ku dengar. "Aku jatuh cinta denganmu, An."
Aku syok. Sangat. Aku langsung memutuskan kontak mata itu. Berlagak salah tingkah di depannya.
"Kau ini bicara apa, Jae? Haha.." Aku sedikit tertawa canggung.
"Tak boleh aku jatuh cinta padamu?"
"Aih bukan begitu.. Maksudku.." Aku jadi tambah salah tingkah dibuatnya.
Aku merasakan tanganku di genggam. Melihat ke arahnya dan benar saja. Jaemin menggenggam tanganku. Kali ini aku membiarkan. Karena jujur, aku sepertinya juga punya perasaan yang sama padanya.
"Ikut bersamaku yaa ke Korea?"
Aku langsung menghempaskan tangannya. "Kau kira aku apa? Aku masih sekolah, Jae. Aku juga punya tanggung jawab buat diriku sendiri."
"Tapi, An.."
Aku beranjak berdiri dan mulai berjalan ke kamarku.
"Tidurlah, Jae. Sudah malam. Besok kau harus tampil."
Saat memasuki kamar, tanganku ditarik olehnya. Kaget tentu saja. Aku ingin mendorongnya tapi dia malah balik mendorongku sampai terpojok di dinding. Kalian tau kan maksudku?
"Apa kau jatuh cinta padaku?"
Aku menoleh ke arah lain. Tak bisa menatapnya, karena jujur aku takut jatuh cinta dengannya yang sama sekali tak bisa ku gapai. Aku sedikit keringat dingin dan jantungku rasanya berdebar lebih kencang dari biasanya.
"Tidak." Aku menggeleng. "Aku sedang menyukai seseorang sekarang, dan itu bukan kau." Kataku lagi.
Aku melihat matanya seperti terkejut. "Maaf, Jae. Bukan maksudku seperti itu. Kau... kita... kau tau kan maksudku, kita tak akan bisa bersama."
Aku menghela napas berat. "Maaf." Kataku lagi.
Dia berjalan mundur sambil menunduk. Aku bernapas lega setelah dia melakukan itu. "Tak apa, An."
Dia mendongakkan kepalanya ke arahku. Aku melihat matanya sudah berkaca kaca. "Tidurlah, sudah jam 11 malam. Mimpi indah, An."
Aku hanya melihat punggungnya yang berlalu dari hadapanku. Aku langsung menaiki kasurku dan segera memejamkan mata.
Tak ingin menangis karena rasanya percuma. Karena mau bagaimanapun, aku dan dia tak akan bisa bersama. Kita sangat berbeda, sangat jauh. Walaupun kita sedekat itu sekarang.
~~~
Yeayy.. Akhirnya agak kurang bahagia keknya..
Tunggu chapter selanjutnya gaiseuu..
Vote + Comments please..
05'07'20

KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped with Idol • Na Jaemin
FanfictionSebenarnya gak bisa dibilang Terjebak bersama Idol juga, tapi ini agak aneh kalau ditulis dengan kata kata. Intinya aku ketemu Idol itu benar benar karena ketidaksengajaan. - Anin . . . . . . . Satu lagi gais diingatkan, karena ini murni KEHALUANKU...