Hai gaiss... maaf yaa baru update lagi ehee.. Aku fokus ujian dulu soalnya akhir akhir ini..
Okelahh langsung cuss ajeee...
~~~
"Astagfirullah, si Jisung seumuran sama gue!" Seru Anin dengan bahasa Indonesia.
"Waeyo?" Tanya Jaemin karena dia tak mengerti ucapan Anin tentu saja. (Kenapa?)
"No, nothing hehe.." Kata Anin menyengir.
~~~
Anin POV
"Kamu tour disini berapa hari, Jae?" Tanyaku sambil menatap langit langit rumah.
"Hmm.. Aku disini mungkin 5 hari. Aku juga ada tour ke negara lain juga, An." Aku mengangguk paham.
Hening. Aku dan Jaemin sama sama sedang memikirkan sesuatu sepertinya. Karena aku pun sedang memikirkan adikku yang pasti akan histeris melihat idol nya ada di rumahnya ini.
Tiba - tiba Jaemin memanggil namaku.
"An!"
"What?"
"Aku suka."
Seketika aku menoleh. Aku menyernyitkan dahiku. Si Jaemin kenapa sih? Aneh banget dari tadi, bikin takut gue aja astagfirullah.. Kataku dalam hati.
"Wh-what do you mean?" Kataku terbata bata.
"Iyaa. Aku suka sama nama panggilan dari kamu. Jae? Yes, Jae!" Kata Jaemin sambil menatapku intens dan membuat kita tatapan.
Astagfirullah sadar Anin woyy... Ga boleh tatapan ehh bukan muhrim. Kataku dalam hati.
Aku langsung memutuskan tatapan itu. Takut khilaf tentu saja.
"Ohh.. Yaa itu kebetulan aja, Jae. Kamu juga memanggilku dengan kata 'An'. Agak aneh didengar, kau tahu." Kataku sambil menoleh ke arahnya.
Salahku. Kenapa harus menoleh padanya lagi. Secara ga langsung kita bertatapan lagi karena ku tahu sedari tadi Jaemin tak melepas tatapannya padaku.
Aku segera memutuskan tatapan itu dan melihat ke arah lain. Aku berdehem untuk menetralkan detak jantungku.
Ini cowo kayanya biasa bikin orang jantungan deh.. Ini jantung gue dag dig dug serr gini astagfirullah.. Kataku dalam hati.
"Tapi aku suka sama panggilan itu. Terdengar bagus di telingaku. Bolehkah aku memanggilmu 'An'?" Tanyanya.
Aku tahu dia sedang menatap ke arahku. Tapi aku berusaha untuk tidak melihatnya, karena kalian tahu.. Ini lebih berbahaya daripada ke cium lantai.
"Boleh tentu saja haha.." Aku tertawa canggung.
Kita pun kembali terdiam lama. Tersihir dengan pikiran masing masing.
"An, kenapa kamu suka band Enam Hari?" Tanya Jaemin.
"Hmm.. Awalnya karena Jae si guitarist kece itu. Ehh keterusan karena lagunya juga enak." Jawabku sambil menganggukkan kepala.
"Kau betul betul harus mendengarnya, Jae."
"Aku sudah mengatakannya di awal kalau aku memang mendengarkan lagu mereka. Doyoung hyung yang merekomendasikannya."
"Ahh iyaa hehe.."
Setelah lama mengobrol, aku melihat jam dinding berlatar logo band Enam Hari itu menunjukkan angka 12 malam. Kita langsung bersiap untuk tidur.
Saat aku akan beranjak dari kasur yang akan dipakai Jaemin. Dia menahan tanganku. Aku melihat saat tangan ku digenggam olehnya.
"Wait." Katanya.
"Waeyo?" Kataku sambil berusaha melepas tanganku darinya.
"Good night, An." Katanya tersenyum manis.
Aku membalasnya dengan tersenyum samar. "Good night too, Jae."
Aku segera berjalan ke kamarku. Aku memegang dadaku, karena jantung ku benar benar berdebar kencang. Aku langsung menaiki kasur dan segera tidur.
Aku menatap langit langit kamar. Kenapa rasanya berdebar sekali? Apa karena aku baru pertama kali berdekatan sama cowo kali yaa.. Iyaa pasti karena itu. Pikirku.
Aku memejamkan mataku. Tak ingin memikirkan orang asing yang sekarang sedang tidur satu atap denganku itu. Yaa beda ruangan tentu saja, tetapi kan tetap satu atap..
~~~
Jam dinding menunjukkan pukul 5 pagi. Anin segera bangun untuk melaksanakan ibadah salat subuh. Dia berjalan ke kamar mandi. Melewati tempat tidur yang dipakai Jaemin. Karena kamar mandi berseberangan dengan kamar Anin.
Anin melihat Jaemin tidur dengan pulas. Mungkin dia terlalu lelah, pikirnya. Anin segera masuk ke kamar mandi untuk wudhu.
Suara nyaring air mengalir terdengar begitu keras di telinga Jaemin. Membuat si empu terbangun. Jaemin menggeliat kecil. Dia melihat langit langit rumah. Seperti bukan di hotel atau dormnya.
Ahh.. Jaemin mengingat bagaimana dia tersesat dan akhirnya sampai di rumah ini.
"An?" Kata Jaemin saat melihat tangan, kaki serta muka Anin yang cukup basah.
"Mwo?"
"Kamu mandi?"
Anin melihat ke arah tangan dan kakinya yang cukup basah. Lalu dia berusaha menjelaskan pada lelaki di depannya ini.
"Ahh aniyo. Aku ingin beribadah, tapi sebelum ibadah memang harus membersihkan tubuh dulu." Jaemin mengangguk paham.
"Kau tunggu disini yaa, aku akan ibadah sebentar."
"Ibadah seperti apa sepagi ini?" Tanya Jaemin.
"Kau tak akan mengerti, Jae. Di agamaku memang ada ibadah pagi seperti ini. Sudah yaa, aku ibadah dulu."
Anin berjalan ke kamarnya. Tetapi seketika berhenti saat Jaemin memanggilnya, membuat dia menoleh.
"An?"
"Mwoya?"
"Naneun.." Anin menunggu kelanjutannya.
"Apa aku boleh lihat kau ibadah?"
Anin menyernyitkan dahinya. Apa maksud Jaemin tadi yaa? Masa iya dia mau lihat aku salat? Ada ada sajaa.. Kata Anin dalam hati.
~~~
Akhirnyaa ehee..
Vote + Comment nya ya gaiss.. Bantu aku biar menulis lebih baik..
Gomawooo
24'06'20
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped with Idol • Na Jaemin
FanficSebenarnya gak bisa dibilang Terjebak bersama Idol juga, tapi ini agak aneh kalau ditulis dengan kata kata. Intinya aku ketemu Idol itu benar benar karena ketidaksengajaan. - Anin . . . . . . . Satu lagi gais diingatkan, karena ini murni KEHALUANKU...