Chapter 9 : Selamat Tinggal

129 12 3
                                    

Happy Reading guyss..



































~~~

Hanttae (urin) seoroga (seororeul)
Sekali (kita) berpikir (satu sama lain) 

Unmyeongira mideosseot (jiman) anya (sireun
Kita ditakdirkan untuk bersama (tapi) tidak (sebenarnya

Sasireun (you were) unmyeong gata boyeossdeon uyeon 
Pada kenyataannya (kamu) hanyalah sebuah ilusi

Now Playing : Day6 - First Time

~~~

Aku hanya melihat punggungnya yang berlalu dari hadapanku. Aku langsung menaiki kasurku dan segera memejamkan mata.

Tak ingin menangis karena rasanya percuma. Karena mau bagaimanapun, aku dan dia tak akan bisa bersama. Kita sangat berbeda, sangat jauh. Walaupun kita sedekat itu sekarang.

~~~

Aku terbangun saat jarum jam menunjukkan angka 5 pagi. Yaa.. Seperti biasa aku menunaikkan salat Subuh terlebih dahulu. Untungnya sekarang tak ada yang merecokiku saat keluar kamar mandi.

Setelah selesai salat subuh, aku menyiapkan sarapan. Biasanya mama memintaku untuk beli nasi uduk, tapi sepertinya hari ini dia masak nasi goreng. Karena aromanya sudah tercium sampai kamarku.

Aku keluar kamar dan melihat Jaemin yang masih tertidur. Melihatnya aku jadi teringat kejadian beberapa jam lalu, malam tadi. Tanpa sadar air mataku sudah menetes. Aku langsung menghapusnya secepat mungkin. Tak mau terlihat sedih. Karena pada kenyataannya sesedih itu.

Aku menghampirinya, mencoba untuk membangunkannya. Aku ingat hari ini dia ada konser dan Dreamies akan datang kemari.

"Jae, wake up!" Aku menggoyangkan lengannya. Dia tertidur sangat pulas, sampai aku membutuhkan waktu lama untuk membangunkannya.

Setelah beberapa menit, Jaemin akhirnya terbangun dan langsung melihat ke arahku.

"An, udah bangun?"

"Daritadi lah!" Aku tersenyum sinis. "Susah sekali sih dibangunin?"

"Hoaamm!! Entahlah, rasanya nyenyak sekali."

Aku menyernyit, "Yakin nyenyak?"

Jaemin terbangun dari posisi tidurnya. Dia sudah duduk di depanku.

"Gak terlalu sih. Aku hanya masih memikirkan semalam. Aku tidak bisa tidur."

Aku kaget mendengarnya. "Maaf." Ucapku pelan.

"Bukan salahmu."

Jaemin mengusap matanya yang masih sedikit mengantuk.

"Ayo makan! Mama mu masak kan?"

"Kok kamu tau?"

"Aromanya terasa sampai mimpi."

"Segitunya ya?"

"Iyaa wangi. Kayak yang di depan aku ini." Dia menaikturunkan alisnya.

Aku hanya melihatnya jijik. Kalian tau, dia seperti aegyo yang susah lah disebut dengan kata kata. "Ada aja kelakuan orang korea, bingung gue!" Kataku dengan bahasa Indonesia.

Trapped with Idol • Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang