Tolong jangan katakan itu,
Perkataanmu menggema dalam benakku,Sontak aku menangis pilu.
Tolong,
hargai aku meski sekecil debu.○○○
Kicauan burung memecah keheningan, menyambut pagi dengan mentari yang lolos masuk lewat jendela kamarmu. Kamu mengerjap tak percaya, Osamu ada di kamarmu, membukakan jendela lalu membangunkanmu.
"Pagi (name)." Ia mengusap pelan rambutmu lalu beranjak keluar. Ketika kesadaranmu sudah sepenuhnya kembali, barulah kamu membereskan futon yang kau pakai dan segera bersiap untuk ke sekolah.
Tak ada ayah atau ibumu, mereka berdua sama sama meninggalkan pesan. Saat sampai di meja sarapan, ada dua sticky note berisikan tulisan ibu dan ayahmu.
Ayah ada dinas di luar kota, tolong jaga rumah. Ayah sudah meninggalkan uang di tempat biasa.
-Otou san.(Name), stock bulanan dirumah sudah habis, tolong beli beberapa untuk kalian bertiga ya? Ibu pergi dulu, mungkin sampai 8 hari.. Kalian bertiga baik-baik di rumah.
-Okaa san.Kau mendengus, perasaanmu getir dan cemas. Kau tau, sangat tau hubungan orang tuamu mulai merenggang. Tapi di depan kakakmu, kau berpura-pura tidak tau apa apa.
"Mereka kuno sekali, padahal mereka bisa pakai smartphone," celetuk Atsumu, mengambil kursi dan duduk. Kamu masih merasa cemas dan agak takut dengan hubungan orang tuamu.
Atsumu yang menyadari maksud dari mimik wajahmu itu, langsung menyapamu.
"Pagi (name)!"
"Pagi Atsumu-nii.." menyadari bahwa kini kakakmu berada di kubu yang sama denganmu, kau sedikit merasa lega dan tenang. Osamu datang dan duduk di bangku kirimu, sedangkan Atsumu sendiri di seberangmu.
"Tenanglah, semua akan baik-baik saja ...." Seperti yang diduga, Osamu menghiburmu. Mengatakan kebohongan bahwa keluarga kalian akan baik-baik saja.
"Aku akan memasak." Kamu beranjak dan melempar senyuman tipis, seolah menjawab Osamu dengan kata tentu saja.
Hari-harimu kini tak terlalu buruk di rumah. Meski baru satu hari, tapi kelihatannya mereka memang tulus padamu. Namun kenapa baru sekarang mereka seperti ini?
"Hari ini aku saja, kau bilang mau berbicara dengan Atsumu kemarin." Osamu menarik lenganmu dan meminta untuk duduk kembali. Kau mengangguk senang, dan membuka pembicaraan dengan Atsumu.
"Kemarin ... temanku bilang, dia menyukaimu." Atsumu menguap dan menopang dagu mendengarkanmu.
"Bah aku menolaknya, bilang ke dia. Padahal baru seminggu dia masuk sma ckckck~"
"Dia cantik kok," kau ikut menopang dagu. Bisa-bisa kau yang dapat ganjarannya karena Atsumu menolak permintaan temanmu itu.
"Aku nggak begitu peduli dengan yang cantik, aku suka yang hatinya baik entah bagaimana secara fisik." Atsumu menyeringai bangga pada diri sendiri, kau yang melihatnya entah mengapa kesal juga.
"Hah, benarkah?"
"Huuh?! Kau tidak percaya? Aku ini selain tampan juga rendah hati tau!" Atsumu menunjukmu yang sedang tersenyum meremehkannya.
"Apa aku harus percaya?" Kau menaikkan dagu, mencoba sedikit angkuh. Perempatan imajiner muncul di pelipis Atsumu. Entah mengapa, Osamu yang sudah selesai memasak langsung tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
-ˋˏ [HQ!!] ˎˊ₊· ͟͟͞͞➳Miya.tw
FanfictionMiya Twins × Lilsister!reader × Ka. To || lil-teenromance || some angst || little fluff || slice of life || family Haikyuu©️Haruichi Furudate-sensei Cerita ini punyaku OwO