Ayah, Ibu,
Disini anakmu terjatuh.
Tapi tak ada tempat mengaduh,
Tangisku dalam sendiriku.○○○
"Atsumu-nii, kapan Ayah dan Ibu pulang?" di hari minggu ini, Miya bersaudara hanya bermalas-malasan di rumah.
"Entahlah," jawabnya, sesekali melirik kearah pintu dan televisi. (Name) sedang menonton tv, si Atsumu memainkan game di ponselnya. Osamu sendiri sibuk membaca komik yang biasanya dimuat di majalah mingguan langganannya.
Ini sudah lebih dari 10 hari, dan orangtua mereka belum juga pulang. Mereka khawatir, meskipun hal itu disembunyikan.
"Apa kau merindukan mereka?" tanya Osamu, akhirnya duduk di sebelah (name) setelah bertelungkup di karpet depan tv.
"Aku tidak tau, mungkin aku khawatir karena mereka orang tuaku.." Ucap (name) tidak yakin dengan jawabannya sendiri. Tiba-tiba hujan turun, sontak (name) beranjak dari sofa dan berlari ke halaman rumah, untuk mengambil jemuran. Ketiganya kelabakan mengambil pakaian, dan masuk dalam keadaan basah kuyup sebab air mata langit kali ini turun cukup deras.
(name) bersin berkali-kali, nampak kedinginan. Osamu langsung menggendongnya dan membawanya ke dekat kompor lalu menyalakan apinya. Dengan kesigapannya, Atsumu membawakan selimut dan membalutinya pada (name).
Beribu kehangatan dan rasa senang menggerombol di dalam diri (name), berjuta kata terimakasih yang tak tersampaikan berkumpul dan berdesakan meminta terucapkan.
"Arigatou," ujar (name), masih sedikit menggigil. Saat ini, seluruh perhatian Miya kembar hanya diperuntukkan pada (name).
"Ini sudah menjelang sore, kau mandi dulu saja (name). Kalau berlama-lama dengan pakaian basah, nanti bisa masuk angin." Suruh Osamu, ia mengambil handuk dan berusaha mengeringkan rambut adik bungsunya.
"Oke," baru saja (name) akan berdiri, sepasang tangan sudah mengangkat tubuhnya.
"Aku gendong saja, tak ada yang tau kau akan jatuh apa tidak." Atsumu tersenyum dan berjalan ke lantai atas. (Name) tersenyum canggung karena malu, sudah lama ia tidak digendong kedua kakaknya.
"Aku turunkan disini," Akhirnya kaki (name) bisa kembali menapak setelah sampai di depan kamar mandi. Osamu datang membawakan handuk dan pakaian.
'Astaga, mereka memperlakukanku seperti bayi saja..Malu sekalii!' Batin (name) dengan wajah memerah, tapi terpaksa tersenyum dan berterimakasih.
(Name) sudah tidak bersin lagi, dan selesai mandi dua jam yang lalu. Sekarang pukul enam sore, (name) sama sekali tidak ada niat untuk memasak. Alhasil, ia memutuskan untuk memesan secara online.
"Nii-san." Panggil (name) dari ruang makan. Atsumu dan Osamu segera datang dan duduk, mereka kira sudah ada makanan tersedia di meja.
"Aku akan memesan makanan, kalian mau apa?"
"Onigiri dan puding." Jawab Osamu singkat, namun nampak bersemangat.
"Jangan lagi! Aku bosan memakan itu seminggu ini.." Atsumu menaruh kepala di meja, lalu menggampar pundak Osamu kesal. Mereka malah bertengkar dan saling melempar ejekan, (name)pun diabaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
-ˋˏ [HQ!!] ˎˊ₊· ͟͟͞͞➳Miya.tw
Fiksi PenggemarMiya Twins × Lilsister!reader × Ka. To || lil-teenromance || some angst || little fluff || slice of life || family Haikyuu©️Haruichi Furudate-sensei Cerita ini punyaku OwO