1.11-Pertengkaran Miya kembar

909 163 6
                                    


●●●


"Tsumu ganteng pulaaang!"

"(Name)! Nii-chan pulaaang!"

Atsumu celingukan saat masuk rumah, tidak mendapati adik perempuannya di pelosok penglihatannya.

Mulai panik, Atsumu pun menggertak. "Oi Samu! Kalau mati jangan ajak (name)!"

Derap langkah terburu menghampiri Atsumu, asalnya dari lelaki bermahkota cokelat abu. Ia turun dari tangga, lalu meneriaki kembarannya.

"Loh (Name) mana?!" Osamu tiba-tiba datang dan menanyai keberadaan adiknya. "Tadi dia mau jemput kamu tolol!"

Atsumu ikut terkejut. "Lah? Eh! Iyaya, lupa aku! Dia.. harusnya jemput aku!"

"Aho! Kenapa kamu tinggal?!" kerah atas Atsumu ditarik, mereka akan mulai sesi perkelahian.

Mereka saling pandang, Atsumu merasa tatapan Osamu bisa menghajarnya seolah ada basoka disana.

"Ya maaf, lupa.." mengakui kesalahannya, Osamu jadi sedikit melunak. Bukan karena ia kembarannya atau wajah tampannya, tapi karena ....

"Kalau sudah ketemu, si (name) pasti merajuk. Kamu yang harus membelikannya snack loh ya."

"Cih kok aku sih?!" pasalnya, snack bulanan (name) itu banyak.

"Kalau tidak mau, mulai besok kamu jadi gelandangan~" Osamu menepuk bahu kakak kembarnya kemudian melangkah ke pintu depan untuk mencari (name).

"Iyaiya! Oi aku ikut!"

○○○

Setelah sampai di stasiun Hyogo, Osamu memerintah kembarannya untuk menelpon (name). Keberadaan sang adik harus diketahui dulu, untuk memudahkan pencarian.

"Oh tersambung! (Nameee)!"

"Iyaa,"

Senyuman cerah terlukis di wajah Atsumu ketika mendengar suara adiknya melalui telepon genggamnya.

"Maapin ya, aku lupa (name) mau jemput Tsumu."

"Iya deh, gapapa. Atsumu-nii udah di rumah kan?"

"Belum. Kamu dimana sekarang?"

"Ini tadi habis dari Miyagi, nganterin anak hilang. Keretaku yang sekarang baru sampai Stasiun Tokyo, mungkin sampai Hyogo agak sore.."

"Kita ketemuan di Stasiun Nagano aja gimana? Kusamperin bareng Samu, biar bareng pulangnya."

"Ah oke, sampai ketemu nanti."

"Bye bye!" Atsumu menampilkan cengiran khasnya, rasa lega sudah menguasai jiwa dan raga. Sedengarnya tadi, tak ada nada kesal atau marah dari intonasi suara (name).

Waktu bergulir dengan rakusnya, memakan setiap kejadian kemudian mengolahnya menjadi kenangan. Osamu sudah mengantuk karena latihan keras yang dijalaninya hari ini, begitu pun Atsumu yang nampak kelelahan.

Untung saja keduanya masih sadar situasi, mereka langsung keluar kereta begitu sampai di Stasiun Nagano. Osamu mengucek matanya beberapa kali, sebelum akhirnya menemukan bayang-bayang tak jelas yang sepertinya ia kenali.

Bayang-bayang itu menunjukkan rupanya setelah Osamu menyipitkan mata.

"(Name)!"

Atsumu yang tadinya linglung, langsung sigap mengedar pandang. Didapatinya wujud sang adik yang sedang berjalan kearahnya, dengan wajah berseri ia turut menghampiri, bertemu di titik pertengahan bersama Osamu juga.

"(Namee)!" Kakak beradik itu saling merengkuh, menyalurkan energi hangat kepada insan yang mereka sayangi.

Osamu memasang senyum simpul, begitu juga Atsumu dan (name).

Beberapa orang menyiratkan tatapan aneh kala melihat ketiganya berpelukan ria, tapi, biarlah apa pendapat orang.

Padahal baru beberapa jam tidak bertemu, seakan perasaan mereka yang terhubung satu sama lain menjadikan ikatan persaudaraan ketiganya makin erat saja setiap harinya.

"Yuk pulang."

(Name) tidak pernah menyangka kalimat yang diucapkan dua kakaknya itu mengharukan, ini saat-saat yang begitu membahagiakan.

Perkataan itu terus mengingatkan bahwa; ia punya rumah untuknya pulang.

Perjalanan itu akan selalu ia ingat, melelahkan dan mengagumkan disaat bersamaan.

●●●

Sore menjelang malam itu, (name) duduk diapit Atsumu dan Osamu. Keduanya menyenderkan kepala di pundak si adik, mengistirahatkan sejenak batin dan raga yang dilapisi letih.

(Name) tidak pernah keberatan, bagaimanapun tingkah Atsumu dan Osamu. Ia akan selalu menerima keduanya, seburuk apapun mereka. Memang ada, kejadian yang membuatnya tidak bisa memaafkan si kembar.

Atsumu serta Osamu itu baik, hanya terkadang, mereka berlaku jahat dan memilih jalan yang salah. Bukan berarti mereka orang jahat, itu artinya mereka adalah manusia.

Memaafkan dan memaklumi. Dunia akan lebih mengasyikkan kalau semua orang dapat mengamalkannya, kan.

"(Name), kapan sampai?" Atsumu menguap, setengah sadar dari tidurnya dengan mata sedikit terbuka.

"Onigiri," Osamu beberapa kali mengigau sambil mengerutkan alis, pipinya yang menempel di pundak (name) memberinya kesan imut.

"Beberapa menit lagi," acuh tak acuh (name) menjawab. Perhatiannya masih difokuskan untuk berkontemplasi.

(Name) bertemu banyak sekali orang hari ini, berinteraksi dengan berbagai macam manusia, dan mendapat satu lagi pelajaran hidup yang tak akan pernah diajarkan oleh gurunya.

Begitu mudah baginya untuk menikmati hidup dan berbahagia.

Tetap saja, kadang ada orang yang bilang (name) itu ansos, terlalu pendiam, atau kurang ramah.

Padahal, (name) sudah merasa cukup terhadap diri sendiri.

(Name) awalnya mampu menerima dirinya juga segala keadaannya, baik dan buruknya. Sebab pandangan orang-orang lah, kecintaannya pada dirinya berkurang, kecemburuan dan kegelisahannya bertambah.

(Name) baru menyadarinya lagi sekarang, ketika ia hanya ditemani sepi di gerbong sunyi ini. Aneh, air matanya menggenang.

Untung saja pada belum bangun, batinnya.

Sejujurnya, (name) kembali paham apa arti kebahagiaannya. Ia bisa menikmati hidup dalam diam di atas kasurnya seharian. (Name) menikmati hidup saat duduk bersama Fumi dengan keheningan yang syahdu. (Name) menikmati hidup bersama kedua kakak dengan segala polahnya.

Momen kecil yang membahagiakan itu terjadi, lalu kepingan kenangan itu terbentuk menjadi sebuah kebiasaan yang dijalani sehari-hari.

Kebahagiaan ia dapat dari manapun dan siapapun.

Bahagia versinya sederhana, sekalipun orangtuanya dihantam perpecahan, (name) yakin sekali ....

Akan ada suatu masa, dimana mereka berlima bisa berkumpul kembali dibawah atap yang sama, dengan canda tawa yang belum pernah ada sebelumnya.

'Aku bersyukur pada hidupku.'

(Name) mencipta senyuman manis, sepasang tangannya ia gunakan untuk merengkuh bahu Atsumu dan Osamu, merasa gemas.

○○○

-nanaa

-ˋˏ [HQ!!] ˎˊ₊· ͟͟͞͞➳Miya.twTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang