1.13-Atsumu demam

822 159 30
                                    

○○○

"Uggh ...." Atsumu terengah-engah pagi itu, disusul batuk-batuk berkesinambungan.

"Ah sial, malah sakit!" Osamu mencerca saudara kembarnya sendiri, berkata bahwa penyakitnyalah penyebab mereka bertiga tidak jadi pergi liburan.

"Perlu ke rumah sakit nggak ya?"

(Name) mengelus surai kakaknya yang turut terasa menghangat, sorot mata prihatinnya kentara.

"Suhunya 38,7 derajat nih ... aku siapin kompresan sama makanan dulu."

"Ck ngerepotin aja.." Osamu menghantam kepala Atsumu memakai bantal terdekat. "H-heh jangan gitu!" walaupun sudah dilarang, Osamu masih melempar tatapan sinis.

(Name) beranjak untuk memasak sup ayam serta membuatkan Kakaknya yang dihinggapi demam tersebut teh panas. Tak lupa mengambil kompresan hangat.

"Aku.. nggak bakal mati ... kan..?" si korban demam malah panik sendiri, gejala yang dirasakannya benar-benar menyiksa relung tubuhnya.

"Kalau mati ya nanti dikuburin,"

"Hei, jangan bertengkar!" (Name) memisahkan pertengkaran Osamu dan Atsumu yang semakin menjadi-jadi. "Jangan alay, semoga ini cuma demam biasa ... ini makanannya," (name) menaruhnya di meja samping tempat tidur Atsumu.


"Suapin," Atsumu menahan lengan adik perempuannya, kali itu saja ingin dimanjakan.

"Samu-nii, tuh kakaknya disuapin."

"Ogah, kamu aja!"

"Yaudah." (Name) duduk di tepi ranjang Atsumu, dengan lembut menyuapi sang Kakak bak seorang Ibu.

"Mau yang ada wortelnya, yang banyak masa cuma segituu," pintanya sesekali terbatuk-batuk.

"Lagi sakit malah banyak mau, nanti mati beneran loh ...." gurau (name), dan detik berikutnya dia menyesali perkataannya yang tidak senonoh. Didapatinya raut sayu dan pucat Atsumu, memandang lurus dengan tatapan kosong.

"B-bercanda kok ... ini."

"Ini obatnya, habis itu tidur ya. Oyasumi, Tsumu-nii." (Name) keluar, membawa serta nampan berisi alat makan yang perlu dicuci.

"Hmm."

Sebelum benar-benar meninggalkan kamar si kembar, (name) mencuri-curi pandang kearah Atsumu. Pemuda itu berbaring ke samping, perutnya yang terisi penuh mengundang rasa kantuk. Sayup-sayup kelopak matanya tertutup, berdoa dalam sunyi agar penyakitnya segera beranjak darinya.

"Udah tidur, si Tsumu?" meski kelihatan acuh, sebenarnya Osamu cukup peduli juga kok.

"Iya barusan aku cek udah ngorok,"

(Name) dan kakak bersurai kelabu gelapnya sama-sama duduk dengan posisi ternyaman di sofa. "Sial banget, padahal udah ada rencana buat traveling bareng ...." Osamu menggeleng pasrah. "Yah, gimana lagi ...." Ucapnya disertai bahu yang melesak turun.

"..tiba-tiba aku kepikiran deh," kata (name) sedikit ragu. "Kalau aku telpon Kaa-san atau Tou-san, ngabarin Tsumu-nii lagi sakit, mereka bakal dateng nggak ya?"

"Mungkin nggak, aku telpon pas perutmu sakit juga nggak diangkat." Osamu mengedip-ngedipkan kelopaknya secara cepat, entah apa tujuannya. Menurutnya, matanya saat itu terasa kering dan panas.

(Name) mendengus geli. "Yabai, kayaknya kita beneran ditelantarin deh haha~"

"Iya nih~" manik Osamu semakin dilihat semakin sayu, tidak seperti biasanya.

-ˋˏ [HQ!!] ˎˊ₊· ͟͟͞͞➳Miya.twTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang