26
"Ini obatmu." Sean mengangguk pelan lalu meraih obat yang diberikan Jesslyn di hadapannya, "Terima kasih."
Jesslyn balas mengangguk cerah. Sebelah tangannya segera mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. Tubuhnya tersentak saat sebuah pesan singkat dari nomor yang sudah dihapusnya masuk begitu saja dalam notifikasinya. Sepasang mata kelabunya tertegun sesaat, menangkap isi pesan yang menghiasi layarnya sebelum akhirnya menghilang. Ia hendak meletakkan ponselnya ke atas meja namun tertahan karena rentetan notifikasi pesan yang kembali membanjiri layar ponselnya.
Sean menaruh gelasnya di atas meja dan melirik pada layar ponsel wanita di sebelahnya yang sepertinya sedang kebanjiran pesan. Rahangnya langsung mengencang begitu kedua matanya berhasil menangkap nama seseorang yang kini menghiasi layar ponsel wanitanya. Dengan cepat, Sean merampas ponsel itu lalu menghapus seluruh pesan yang masuk, dan tidak lupa untuk memblokir nomornya sebelum ia melempar ponsel itu asal pada sofa yang berada di seberangnya.
Jesslyn tidak menyuarakan protes apapun melihat itu. Kemudian ia menyandarkan kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing. Memejamkan matanya sejenak dengan napas berat yang langsung terdengar, membuat Sean kembali menoleh dengan wajah penuh kekhawatiran, "Kau baik-baik saja?"
Jesslyn mengangguk pelan sembari sebelah tangannya menggamit erat lengan pria di sebelahnya. Sean mendesah kasar, entah mengapa hatinya berdenyut nyeri melihat nama pria itu masih tersimpan pada ponsel Jesslyn. Menandakan kalau wanita itu belum menghapus total nomor pria brengsek yang sudah dihajarnya habis-habisan waktu itu. Apalagi setelah melihat rentetan pesan permintaan maaf yang ditangkapnya, ingin sekali rasanya ia membakar hidup-hidup tubuh Daniel dengan kedua tangannya sendiri.
"Tenanglah." Sean melepas tangan Jesslyn dan ganti mendekap wanita itu dalam-dalam sambil sebelah tangannya mulai mengusap kepala wanita dalam dekapannya lembut.
Jesslyn menghembuskan napas lelahnya "Aku lupa memblokir nomornya waktu itu Sean. Dia pasti senang karena pesan itu berhasil terkirim kepadaku. Payah."
Sean memang tidak berkata apa-apa menanggapi perkataan itu meski tubuhnya berkata lain. Jesslyn yang sadar akan hal itu, segera melingkarkan kedua tangannya pada tubuh Sean lalu mengecup wajah tegas itu perlahan sebelum ia kembali terbenam dalam dekapan yang menghangatkannya.
Seulas senyum samar terkembang penuh pada wajah Sean. Setelah 'kejadian panas' yang terjadi di antara mereka kemarin, hubungan keduanya kian dekat layaknya sepasang kekasih meski nyatanya tidak ada yang mengatakan kata itu secara langsung dari kedua bibir mereka. Semua berjalan apa adanya sesuai naluri dan perasaan yang ada di dalam hati mereka. Sikap Jesslyn yang semakin manis kepada Sean, juga keceriaan yang membahagiakan perasaannya, atau saat bagaimana wanita itu selalu menggengam erat tangannya, bergelayut manja pada pundaknya, dan sesekali mengecup wajahnya lembut seperti tadi. Sean tidak menolak itu semua, ia justru menginginkannya lagi dan lagi. Seolah ia sudah kecanduan dengan seluruh hal tersebut. Dengan semua yang ada pada diri Jesslyn.
Tapi setelah melihat raut muka wanitanya yang berubah dengan cepat saat melihat rentetan pesan permintaan maaf yang dikirimkan oleh mantan kekasihnya, Sean tidak ingin menebak bahwa Jesslyn masih memiliki perasaan pada pria itu. Karena sejujurnya rasa sakit itu akan menorehkan luka dalam-dalam di hatinya, dan membuatnya terus terjaga sepanjang malam memikirkan perasaannya yang memanas nyeri.
"Apa kau masih mencintainya Jesslyn?" tanya Sean tiba-tiba dengan nada yang dibuat seringan mungkin. Meski ia yakin Jesslyn pasti mendengar desahan beratnya yang sarat akan kecemburuan itu terlontar dari bibirnya.
Jesslyn menggeleng dan kembali menyandarkan kepalanya pada sofa yang ia duduki, "Aku bahkan tidak lagi mengingat apapun tentangnya Sean." jawabnya pelan tanpa membalas tatapan sepasang mata yang sedang ditujukan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PROTECTIVE BODYGUARD
Storie d'amore(18+) FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA "Tugasku adalah melindungimu Jesslyn. Tidak peduli jika itu akan membunuhku." Vynsean Martell. Adalah pria biasa yang tidak sengaja menyelamatkan seorang wanita yang tengah dimata-matai oleh banyak orang. Nalurinya...