"Kak Dodong? " kata Gue.
Sumpah ini mulut enggak bisa diajak ngerem sedikit, jadi ini gue lagi disalah satu minimarket deket rumah. Gue kaget ngeliat ada kak Chinese ini disini, dia keliatan lagi milih-milih minuman yang ada dikulkas.
"Eh kamu. " sahut Kak Dodong. Dia ngambil pociricute terus ngelirik gue sama belanjaan yang ada di keranjang yang gue bawa.
"Kamu lagi belanja buat mos besok ya, "
Gue ngangguk dan mulai ngabsen beberapa makanan ringan yang udah gue bawa tadi, sekalian belanja cemilan. Soalnya tadi mama juga ngasih uangnya rumayan banyak, jadi bisa sekalian beli yang lain-lain. Padahal keperluan mos udah kebeli semua, hehe.
Hitung-hitung ini tuh kayak uang jajan tambahan.
"Kamu kenapa bisa belanja disini? " tanya kaka Dodong dan gue cuman senyum canggung gitu.
Enggak ngira bakalan ditanya lagi sama kakak ini, lagi pula meski mukanya imut-imut gimana gitu. Tapi alisnya tegas juga, kalau si kakaknya enggak senyum. Tapi sejauh ini gue enggak liat kakak ini senyum.
Jadi belum bisa mendefinisikan gimana pendapat gue tentang dia pas dia senyum itu gimana.
"Rumah aku deket-deket sini kak. " jawab gue dan kak Dodong mangut-mangut.
"Rumah kakak juga deket-deket sini, kamu jalan apa nomor berapa? "
"Jalan Garfield nomor 2 kak, "
Keliatan kak Dodong itu kaget, dia ngeliat ke gue. Dan sekarang tatapannya beda, dia ngeliat gue dari atas sampai bawah. Ini kak Dodong kenapa dah? Lagian gue juga udah selesai belanja, dan malah ketahan disini gara-gara kak Dodong ngajak ngobrol.
"Kakak yang nomor 4 nya, kamu ternyata rumahnya sebelahan sama kakak. Kenapa kakak jarang liat kamu? Malahan enggak pernah tuh, "
Ya, karena sebenarnya gue tuh enggak suka gaul keluar rumah. Dikomplek gue enggak punya temen, palingan anaknya tukang gas. Itu juga masih bocah.
"Ah, masa sih kak. " Gue juga heran kenapa gue enggak pernah lihat kak Dodong, yang ternyata tetangga gue sendiri.
Tiba-tiba dia ketawa, lah memangnya ada yang lucu? Tapi kok ketawanya bikin gue salting ya? Hehe. Ini kak Dodong kok manis banget sih kalau senyum ditambah ketawa kayak gini.
Akhirnya gue bisa mendefinisikan gimana kak Dodong ketika tersenyum dan tertawa, ternyata tingkat ketampanan nya itu meningkat seketika. Tapi sayangnya gue lebih tertarik sama kak Doyoung, eh kok kak Doy sih.
Dia galak Chae, enggak seramah kak Dodong. Apa mulai sekarang gue jadi bucinya kak Dodong aja ya? Rumayan deket banget rumahnya, pdktnya bisa gampang.
"Kamu tuh aneh ya, tetanggaan tapi enggak sadar kalau tetanggan. Kakak juga sih, tapi kayaknya kamu yang paling biasa aja. "
"Kamu udah tahu saya sebelumnya? " tanyanya.
Gue geleng-geleng, ini juga pertama kali gue tahu kalau kak Dodong ini tetangga gue.
Setelah acara tuduh-tuduhan siapa yang introvert akhirnya gue bayar semua belanjaan gue dan keluar dari minimarket, enggak lupa kak Dodong yang juga masih ada disamping gue.
Katanya dia bilang bareng pulangnya, gue sih iya-iya aja. Gimana mau nolak? Orang diajak pulbar sama cogan, dan untungnya kak Dodong enggak jutek orangnya. Dia ramah banget dan cheesy gitu.
"Besok jangan lupa bangun pagi. " kata kak Dodong, tuh kan. Dia tuh idaman banget buat dijadiin bucinan, sama gue yang baru kenal aja udah se perhatian ini. Apalagi kalau sama pacarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Idaman 「 Kim Doyoung X Jung Chaeyeon 」
Короткий рассказ[ Enggak semua orang menilai dari luarnya dulu ] "Dia lucu kok, cantik juga, baik lagi. " -Kim Doyoung. "Kakaknya ternyata cuek, mungkin karena dia enggak suka gue kali ya. Makanya gitu, " -Jung Chaeyeon. ☑non baku ☑up kadang ☑typo maafkan Start: En...