"Cucuku! "
Saya bisa ngeliat nenek yang bersiap buat meluk saya, saya bales pelukkan nenek. Udah lama saya enggak mampir, pantes aja nenek nekat dan mau nemuin saya disekolah.
Sudah sejak kehitung dua tahun lalu saya jarang ketemu sama nenek, dan kalau ketemu pun saya harus diem-diem. Mama enggak boleh sampai tahu.
Dikeluarga saya ada masalah yang enggak memungkinkan kalau saya sebagai cucu nenek untuk menjalankan kewajiban sebagai cucu sekaligus anak mama, ada pilihan. Diantara saya pilih nenek saya atau mama saya.
Makanya dengan berat hati saya memilih untuk tetap tinggal sama mama saya dan ninggalin nenek saya yang notabennya saya ini cucu kesayangan nenek, kasihan juga nenek udah enggak punya siapa-siapa.
Tapi saya juga enggak bisa ninggalin mama saya yang juga cuman punya saya. Setidaknya nenek masih bisa dijaga sama mbak Ratih, adiknya papa saya.
"Kamu kemana aja doy, nenek cari kamu. " kata nenek. "Tadi pagi juga kamu malah ninggalin nenek. "
Maaf nek, Doyoung enggak mau ada yang laporan ke mama kalau ngeliat Doyoung lagi sama nenek. Ya, seandainya saya bisa ngadu gitu. Tapi kenyataannya enggak bisa, nenek punya penyakit jantung. Saya enggak bisa lihat nenek stress hanya karena memikirkan masalah lalu.
"Maaf nek, tadi Doyoung kan lagi sekolah. " jawab saya dan nenek ngelus punggung tangan saya.
"Kamu rajin doy, kayak papah kamu. Tapi sayangnya papa kamu malah ngedapetin wanita yang enggak cocok sama dia, "
Meski nenek tahu saya dilahirkan dari rahim mama, tapi nenek masih enggak bisa nerimain posisi mama saya dikeluarga. Makanya mama saya suka sakit hati kalau tahu saya masih berhubungan sama nenek.
Nenek juga enggak sepenuhnya salah, setelah saya denger peristiwa lalu waktu nenek jodohin papa saya sama wanita lain. Dan tiba-tiba mama saya dateng dan ngegantiin posisi wanita yang udah nenek siapkan untuk papa saya, saya bisa ngerti kalau nenek juga merasa malu dan tersakiti karena papa saya memilih mama ketimbang nenek.
Tapi, kembali lagi itu masa lalu. Saya enggak mungkin dendam ke salah satunya.
"Eh, nenek. Mbak Ratih kemana? " tanya saya, mengalihkan pikiran nenek.
"Ratih kerja, nenek suka kesepian disini sendiri. Mana Ratih belum punya anak, jadi nenek enggak bisa main sama cucu nenek. " kata nenek.
Saya menyunggingkan senyuman. Ini juga alasannya kenapa saya cucu kesayangan nenek, karena saya cucu satu-satunya.
"Gitu ya nek, tapi nenek nanti jangan tiba-tiba ke sekolah Doyoung. Takutnya nenek diusir sama satpam, satpam sekolah Doyoung galak loh nek. "
"Kamu ini bisa aja, mana berani satpam itu sama nenek. "
"Nenek bakalan kutuk dia jadi sangkuriang kalau berani ngusir nenek. " imbuh nenek.
Rasanya senang bisa bercanda seperti ini dengan nenek, meski diam-diam dan secara langsung saya akan membohongi mama saya nanti ketika ditanya darimana jika pulang nanti.
"Nenek udah makan? "
"Belum, nenek enggak berselera. Tapi karena sekarang udah ada kamu, ayo kita makan. Tadi Ratih udah masak sebelum kerja. "
Saya mengikuti nenek kedapur, dengan semangat nenek menyuruh saya duduk dan nenek yang menyiapkan semuanya. Saya sedikit iba pada nenek, ternyata nenek sebegitu kesepiannya selama ini.
Maafin Doyoung nek, tidak bisa jadi cucu yang berbakti.
"Kamu harus banyak makan ikan doy, biar tambah cerdas. " kata nenek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Idaman 「 Kim Doyoung X Jung Chaeyeon 」
Nouvelles[ Enggak semua orang menilai dari luarnya dulu ] "Dia lucu kok, cantik juga, baik lagi. " -Kim Doyoung. "Kakaknya ternyata cuek, mungkin karena dia enggak suka gue kali ya. Makanya gitu, " -Jung Chaeyeon. ☑non baku ☑up kadang ☑typo maafkan Start: En...