Enggak tahu kenapa, semenjak Kak Doyoung anterin gue beli bahan buat besoknya mos. Dari situ Kak Doyoung beda banget, masalahnya bedanya itu bukan memperlakukan gue kayak anak bimbingan yang lain.
Tapi ini malah lebih diem banget, seakan enggak peduli. Biasanya Kak Doyoung suka marah-marahin gue karena gue salah, padahal waktu itu gue enggak sengaja ninggalin topi bola dirumah yang seharusnya dipakai.
Alhasil gue dihukum sama kakak keamanan, tapi anehnya Kak Doyoung enggak merduliin gue. Waktu dulu aja, sampai ancem gue buat enggak macam-macam dan bikin Kak Doyoung atau Kak Yerin kena imbas gara-gara gue dihukum.
Tapi sekarang, lihat. Lihat. Bahkan Kak Doyoung enggak pernah ngelirik gue lagi, seakan gue enggak ada dalam daftar list anak bimbingannya.
Kalau ditanya gue kesel apa enggak? Ya jelaslah, tapi yang masih jadi misteri itu. Gue salah apa sama Kak Doyoung sampai dia enggak mau ngelihat bahkan ngomong atau ngobrol gitu sama gue kayak waktu itu.
Emang sih, sampai sekarang gue belum enggak berani nanya ke Kak Doyoung kenapa dia diemin gue. Karena ya, buat apa gue nanyain itu. Nanti dikiranya gue pengen dia perhatiin.
Duh, serba salah emang.
"Woy! Ngelamun mulu, " kata Mina ngagettin gue.
Gue cuman megang dada aja sambil dielus-elus, seketika gue pengen loncat tadi.
"Udah tahu belum lu duduk dibangku nomor berapa? " tanya Mina yang lagi disamping gue sambil menghadap ke bus.
Jadi sekarang gue mau berangkat ke tempat outbound, katanya sih bakal ngadain Wetgame ditempat itu. Bakal seru sih kayaknya, iya kayaknya.
Dengan perasaan gue yang masih enggak beraturan ini, alias masih amburadul gara-gara mikirin perubahan sikapnya Kak Doyoung. Gue jadi enggak fokus.
"Nomor 8. " jawab Gue yang tadi udah lihat denah duduk.
"Ouh, lu duduk sama si Nayong juga si Yein. Sana naik, mereka udah didalem. " kata Mina yang masih ragu-ragu mau naik.
Katanya mau nunggu sampai penuh.
Akhirnya gue naik dan udah ngeliat Nayong sama Yein yang lagi nutupin matanya pake masker, gue juga heran. Itu masker sebenarnya dipake di mulut apa dimata sih.
Gue duduk disamping Nayong, jadi tuh Nayong di bangku nomor 9. Terus Yein di bangku nomor 10. Jadi gue ada dipojok deket bangku sebrang nomor 7.
Angan-angan gue yang berharap pengen deket kaca pupus sudah, ternyata gue enggak beruntung untuk melihat keindahan jalanan dari jendela bus.
Enggak lama, bus udah penuh. Tersisa bangku didepan, sama tempat duduk disamping sopir.
Busnya penuh, sampai Kak Yerin membuka perjalanan dan menyambut para gugus lain. Jadi selain gugus tulip yang ada di bus ini, ada tambahan lain.
Itu dari kampus sebelah, gugus tambahan ada dua. Gugus Kera sakti sama gugus Ganesha.
"Berhubung kalian baru kali ini dipertemukan, maka kita akan ganti nama gugus nya. Dikarenakan sekarang semuanya digabung, dan nanti kalian bakalan jadi teman sekelas. Jadi bagaimana dengan membuat nama kelas, " kata Kak Yerin yang disamping nya berdiri enggak tahu siapa.
Mukanya enggak familiar, kayaknya emang kakak kelas yang diutus buat nge bimbing di gugus kampus sebelah. Makanya gue enggak pernah lihat.
Tapi gue kok enggak ngeliat Kak Doyoung? Masa sih dia enggak ikut, yang didepan cuman ada kakak kelas bimbingan gugus. Terus satu kakak keamanan, satu kakak korlap. Sama perwakilan guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Idaman 「 Kim Doyoung X Jung Chaeyeon 」
Short Story[ Enggak semua orang menilai dari luarnya dulu ] "Dia lucu kok, cantik juga, baik lagi. " -Kim Doyoung. "Kakaknya ternyata cuek, mungkin karena dia enggak suka gue kali ya. Makanya gitu, " -Jung Chaeyeon. ☑non baku ☑up kadang ☑typo maafkan Start: En...