Disinilah mereka sekarang. Perpustakaan. Kinara yang sebelumnya akan pergi menjenguk Rey, membatalkan niatnya karena dia ada janji bersama Fahri.
Padahal kemarin Fahri telah berkata padanya bahwa hari ini akan ada ulangan susulan, tapi Kinara lupa. Bahkan ia belum sempat mengulang kembali soal yang telah Fahri berikan padanya kemarin.
"Belajar gak?" tanya Fahri.
"Enggak, hehe."
Mereka kini duduk bersebelahan, berhadapan langsung dengan jendela yang memperlihatkan taman belakang sekolah.
"Tapi masih inget kan apa yang gue ajarin kemarin?" tanya Fahri.
"Masih. Tenang, gue punya ingatan kuat kok."
Fahri memberikan selembar soal pada Kinara. Kinara mulai mengeluarkan alat tulisannya. Ia bersiap untuk mengerjakan soal-soal tersebut.
Satu soal Kinara kerjakan dengan mudah. Kemudian soal kedua dan ketiga ia mulai sedikit kesulitan tapi ia bisa mengerjakannya.
Merasa diperhatikan, Kinara mulai melirik Fahri. Lantas benar saja lelaki itu sedang memperhatikannya. Mungkin sedari tadi.
"Kenapa?" tanya Kinara. Fahri hanya mengangkat bahu seraya mengalihkan pandangannya keluar jendela. Kinara pun sama, ia mengedikkan bahunya lalu menunduk kembali mengerjakan soal.
"Ri, Ri, Ri," panggil Kinara.
"Hm."
"Ini gimana sih? Lupa gue, hehe," ucap Kinara.
"Katanya punya ingatan kuat."
"Beneran gue lupa kalau yang ini."
"Jadi?" tanya Fahri seraya mengangkat salah satu alisnya.
"Bantuin kek," ucap Kinara sambil mengeluarkan jurus andalan yaitu puppy eyes.
"Ck, yaudah, yang mana?" tanya Fahri. Kinara tersenyum senang lantas ia menunjuk soal yang dimaksud.
"Tapi cuma satu soal doang yang gue bantu," ucap Fahri.
"Iya-iya." Fahri lantas memberitahu rumus yang harus dipakai dalam mengerjakan soal tersebut.
"Gue keluar sebentar. Awas aja kalau searching," ucap Fahri. Kinara hanya bergumam. Fahri lantas keluar dari perpustakaan.
Kinara menyeringai kecil setelah kini hanya ada dia seorang. Lantas Kinara mengeluarkan handphonenya, mengetik soal pada Google. Namun, jaringan yang ia gunakan error. Kinara segera mengecek kuota, dan ternyata kuota yang ia gunakan telah habis.
"Kok bisa sih gue lupa gak ngisi kuota," ucap Kinara seraya menaruh kepalanya di atas meja. Setelah beberapa saat Kinara terdiam, ia kemudian melanjutkan kembali mengisi soalnya tersebut. Tersisa dua soal lagi yang harus ia kerjakan, tapi Kinara rasa otaknya sudah mulai tidak berfungsi. Kinara memejamkan matanya sejenak.
Kinara hampir saja terlonjak kaget setelah merasa ada sesuatu yang dingin menempel di pipinya. Kinara menoleh dan ternyata sudah ada Fahri di sampingnya. Lelaki itu menempelkan susu kotak dingin pada pipi Kinara.
"Nih, biar konsen lagi," ucap Fahri sambil memberikan susu kotak tersebut.
"Thanks."
"Tinggal dua soal lagi?" tanya Fahri setelah melihat lembar jawaban Kinara.
"Iya," ucap Kinara lesu.
"Nomor sembilan sama sepuluh itu sama rumusnya, kayak nomor enam." Kinara menoleh pada Fahri. Lelaki itu berbicara dengan pandangan lurus ke arah jendela di depannya. Kinara tersenyum senang, lalu kembali mengerjakan soal tersebut sampai selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Barbar VS Ketua OSIS [✓]
Novela JuvenilLengkap📌 Hanya cerita klasik, benci jadi cinta. Kata orang, "Jangan terlalu benci, nanti malah cinta." Kinara percaya? Yang pasti tidak. Tapi karena ia terus-menerus berurusan dengan Fahri si ketua OSIS, rasa benci Kinara berangsur-angsur memudar...