Pagi ini Kinara datang ke sekolah tanpa terlambat. Bawah matanya terlihat sedikit menghitam lantaran semalaman ia sama sekali tidak tidur. Ia masih penasaran dengan pertanyaan-pertanyaan yang otaknya buat.
Panggung dan bazar sudah berdiri tegak di lapangan. Hari ini SMA 101 akan merayakan HUT yang ke-54. Para siswa-siswi nampak sibuk menata jualan mereka di bazar masing-masing.
Kinara memutuskan untuk pergi ke kelas menghampiri teman-temannya yang mungkin sedang sibuk juga di sana.
"Tumben, Ra," ucap Sandra setelah melihat Kinara memasuki kelas.
"Anjir, serem amat tuh mata," ucap Beni.
"Bodo," ucap Kinara sambil memutar matanya.
"Ra, lo mau ikut ke bazar?" tanya Sandra.
"Gak ah, panas. Eh iya, Ita sama Veli kemana San?"
"Ita belum dateng, Veli lagi di ruang taekwondo," ucap Sandra.
"Soal yang kemarin mau dilanjut lagi sekarang?" tanya Sandra.
"Mungkin," gumam Kinara.
"Gue keluar dulu," ucap Kinara setelah ia mengingat sesuatu.
"Eh, ngapain?" tanya Sandra.
"Ada urusan. Bye, San." Kinara pamit sambil melambaikan tangannya. Sandra hanya mengangkat bahunya, acuh. Gadis itu pun lantas melanjutkan aktifitasnya kembali bersama dengan teman-temannya yang lain.
Kinara berjalan cepat menuju ruang OSIS. Kali ini ia akan bertanya langsung kepada Fahri perihal hobi Kakaknya yang siapa tahu saja mungkin ada suatu petunjuk tentang kasus Reynald.
"Theresa, ada Fahri?" tanya Kinara pada Theresa yang akan menutup pintu ruang OSIS dari dalam.
"Ada."
"Gue mau ketemu sama dia."
"Maaf Ra, tapi sebentar lagi kita mau rapat," ucap Theresa.
"Sebentar doang kok."
"Tapi kita juga sebentar lagi mau mulai, Ra."
"Ck, cuma sebentar. Gue cuma mau ngomong sama dia. Paling cuma beberapa menit doang gak sampe satu jam atau seharian," ucap Kinara gemas.
"Maaf ya Ra—"
"Ada apa?" tanya Fahri seraya menghampiri Kinara dan Theresa.
"Nah, kebetulan. Gue mau ngomong sama lo sebentar."
"Tapi kan Ri, Kita sebentar lagi mau rapat," ucap Theresa. Kinara menatapnya kesal.
"Sebentar doang kok Theresa, tenang aja," ucap Fahri seraya menepuk bahu Theresa. Kinara tersenyum menang.
"Ayo, Ri." Kinara menarik pergelangan tangan Fahri agar menjauh dari sana.
"Gue mau tanya. Apa hobi Kakak lo?" tanya Kinara to the point. Fahri mengerutkan keningnya bingung.
"Apa hobi dia nulis?" tanya Kinara kembali.
"Gak tau."
"Lo tuh, adik macam apa sih? Masa hobi Kakak lo sendiri aja gak tau," ucap Kinara kesal.
"Ya emang gue gak tau. Tapi dulu gue pernah mergokin dia lagi nulis."
"Nulis apa?"
"Gak tau. Tugas mungkin," ucap Fahri. Kinara berdecak kesal.
"Tapi gimana kalau dia ternyata lagi nulis diary?" ucap Kinara.
"Maksud lo?"
"Ya mungkin bisa aja dia nulis keseharian dia di buku diary, dan itu bisa jadi petunjuk buat kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Barbar VS Ketua OSIS [✓]
Novela JuvenilLengkap📌 Hanya cerita klasik, benci jadi cinta. Kata orang, "Jangan terlalu benci, nanti malah cinta." Kinara percaya? Yang pasti tidak. Tapi karena ia terus-menerus berurusan dengan Fahri si ketua OSIS, rasa benci Kinara berangsur-angsur memudar...