22. Teman lama

80.2K 7.8K 865
                                    

*Sleb

Fahri benar-benar tidak bisa menutup keterkejutannya. Mata lelaki itu terbelalak. Sedangkan Kinara masih memeluk Fahri dengan erat.

*Brugh

Tubuh itu ambruk di atas lantai. Bukan Kinara bukan juga Fahri, melainkan Sergio. Lelaki itu meringkuk di atas lantai sambil memegangi perutnya. Ia meringis kesakitan. Lantai yang semula berwarna abu-abu kini mulai dibasahi oleh cairan berwarna merah.

Kinara melepas pelukannya setelah mendengar suara rintihan kesakitan dari seseorang. Kinara pun lantas menoleh ke belakang. Gadis itu seketika menutup mulutnya. Ia sangat tidak percaya dengan apa yang sedang ia lihat sekarang.

"Sialan," gumam Reza.

"ANGKAT TANGAN KALIAN!" Reza dan Geng Lucifer yang tadinya akan melarikan diri seketika terhenti sebab kini polisi telah mengepung mereka. Reza dan teman-temannya kemudian segera diamankan.

Kinara berjongkok seraya mengangkat kepala Sergio dan menaruhnya di atas paha. Ia bingung, tak tahu harus berbuat apa sekarang.

Arjuna, Melvin, Angga, Ita mulai menghampiri mereka. Disusul oleh Sandra dan juga Veli.

"Telpon ambulan cepet!" ucap Kinara panik.

"Udah kita hubungi," ucap Arjuna.

"L—lo harus tetap kuat, Yo," ucap Kinara Lirih.

Suara sirine ambulan mulai terdengar. Dengan segera petugas ambulan mengangkat tubuh Sergio untuk dibawa ke rumah sakit terdekat.

***

Kinara memperhatikan wajah pucat Sergio. Sudah sekitar satu jam gadis itu menunggu Sergio sadarkan diri.

Kinara merogoh saku rok seragamnya setelah mendengar handphonenya itu berbunyi. Dan benar saja, Satria kini menelponnya. Kinara lantas menjawab telepon tersebut.

"Halo."

"Lo dimana? Udah jam segini kok belum pulang?" Kinara melirik jam yang tertempel pada dinding ruangan tersebut yang telah menunjukkan pukul 21.00 WIB.

"Gue ... Gue sebentar lagi pulang kok."

"Lo di mana emang?"

"D-di rumah Sandra," ucap Kinara bohong.

"Ck, cepetan pulang pokoknya."

"Iya-iya Abang ku tersayang," ucap Kinara. Satria lantas memutuskan sambungan teleponnya.

Kinara belum siap mengatakan apa yang sebenarnya telah terjadi kepada Satria. Apalagi ini berkaitan dengan temannya, Reza. Bukan. Lebih tepatnya memang dialah dalang dibalik semua ini.

"Pulang sana. Temen-temen lo masih nunggu lo di luar."

Kinara menoleh pada Fahri yang baru saja memasuki ruangan. Lelaki itu sudah mendapatkan pengobatan sebelumnya.

"Hm ... " Kinara menoleh kembali pada Sergio.

"Jangan natap dia dengan tatapan seolah-olah lo yang salah. Karena ini semua gara-gara gue."

"Apaan sih lo?" Kinara menatap Fahri dengan tatapan tidak suka.

"Btw, lo kok bisa kenal Reza? Terus apa maksud Reza pengen ngehancurin lo? Dia punya dendam sama lo?" tanya Kinara.

Cewek Barbar VS Ketua OSIS [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang