"sudah larut, ayo istirahat!" ajak gus felix. aku mengangguk dan berbaring disebelahnya. Cup. aku mencium pipinya lalu berbaring dan memejamkan mataku paksa kemudian tidur membelakanginya. Apa-apaan aku ini bermain api. Aku sangat menyesali yang kulakukan tadi. "bukankah sudah tau hukum tidur memunggungi suami?" ucapnya sedikit menyindir. akupun mengalah dan membalikkan badanku.
Dag dig dug. Aku berusaha menetralisir laju jantungku, aku tak berani menebak apa yang akan terjadi setelah ini. "ning, bolehkah au mencicipi stroberinya?" tanya gus felix meminta izin. Aku harus jawab apa ini? Aku sangat stres bulan ini, tak mungkin ia hanya akan mencumbuku, sungguh sekarang aku dalam keadaan istihadhah. Aku harus menjawab bagaiman ini? "ngapunten gus, bulan ini saya masih masa adaptasi segala hal, capek ngurus ini itu" ucapku tak berani meneruskan. "gapapa ning kalau belum siap. Saya sabar menunggu,," jawabnya dengan nada kecewa. "sanes ngoten gus, kulo siap, tapi sekarang saya istihadhah" potongku mengklarifikasi.
Aku tak ingin mengecewakan suamiku, sungguh. Tapi aku harus bagaimana lagi?. Aku berusaha mengingat materi-materi fiqihku. "boleh ber istimta' (bersenang-senang) dengan istri yang dalam keadaan haid, nifas ataupun istihadhah kecuali antar pusar sampai lutut" okeh ibarat kitab itu langsung muncul di benak ini.
Gus felix bernapas kesar menahan kekecewaannya. Tanpa menungggu aba-aba, cup. Kusentuh bibir kenyalnya dengan bibir stroberiku. Gus felix membelak "ning?" tanyanya heran. "boleh ber istimta' dengan istri yang dalam keadaan haid, nifas ataupun istihadhah kecuali antar pusar sampai lutut. Begitu kan ibarat kitabnya?" jawabku sambil menunduk menahan malu.
Ranjangku bergerak. Gus felix mendekat ke arahku, mengangkat daguku dan melumatku pelan. Aku mengalungkan lenganku ke lehernya dan membalas lumatannya. Sepersekian menit, lalu gus felix menghentikan lumatannya. Kening kami bersatu, mencari oksigen yang sempat hilang.
"ngapunten gus" ucapku lirih di sela-sela napas yang masih tak beraturan. "saya yang berterima kasih ning" jawabnya lalu mencium keningku lama, mencium kedua kelopak mataku, hidungku, dan bibir stroberiku. Lalu kamipun tertidur dengan saling berpelukan. Itulah malam jumat pertamaku. Karena malam istimewa bagi seorang suami istri bukanlah malam minggu tetapi malam jumat, apalagi didukung sunnah Rasul-Nya.
***
"sebentar lagi liburan musim panas. Mau pulang ke indo?" tawarku pada ning
feyl. "ha? Yang benar saja gus, saya saja baru berangkat. Pripun menawi teng mekkah, umrah?" jawabnya antusias. Ide bagus. "oke, ide bagus. Tinggal di rumah beasiswa saya saja ya, besar kok, karena memang untuk mahasiswa yang sudah berkeluarga, soalnya kalau liburan musim panas hotel penuh jamaah haji" ucapku padanya. "okeh setuju. Wah tak sabarnya" jawabnya sambil memelukku.
Aku mengantarnya sampai gerbang asrama dan mencium keningnya lama. Aku ingin mencicpi stroberinya, tapi ini tempat umum, ya sudah aku tahan saja. Dia menyalamiku dan mencium pipiku kanan dan kiri, lalu melambai tangan dan masuk asrama. Akhir bulan yang sangat berkesan.
***
Aku bertemu mas felix di kantin universitas, lalu kami memilih tempat dud bersama dan berbincang-bincang. Dia sangat ceria hari ini, sepertinya moodnya sangat baik. "ceria sekali hari ini mas" godaku. "iyalah, siapa yang tidak bahagia setelah bertemu istrinya" jawabnya. "ya mana saya tau rasanya mas, lawong belum berkeluarga" jawabku tak bersemangat. "kuliah dulu sana yang bener, jangan mikirin nikah" ucapnya menghina. "mas nikah sudah lama?" jiwa stalkerku meronta-ronta. "hehe belum lama dk, saya baru menikah sebulan yang lalu" jawabnya. "lah kok bisa ketemu sama mahasiswi madinah mas?" Sungguh jiwa stalkerku mulai keluar. "aku gak kenal sama istri dek, malah aku gak pernah tau rasanya tegang ijab qabul" jawabnya tersenyum. "loh kok?" tanyaku heran. "iya, aku dijodohkan, menikahnya di indonesia diwakilin abiku" ucapnya memberi keterangan. "walah kisah cintanya mengharukan suka sekali saya. Mirip cerita cintanya gus dur ya!" inilah efek suka kepoin kisah cinta orang. Kira-kira kisah cintaku nanti seperti apa ya?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahram
Spiritualkuliah di Madinah mengharuskan ning feyl untuk memiliki mahram yang menjaga, tapi ia tak memiliki sanak saudara disana. haruskah ia memilih menikah untuk mengejar mimpinya atau justru sebaliknya?