"Roy, kenalkan ini istri saya yang sedang kuliah di madinah". Deg. Dia wanita yang beberapa tahun terakhir kurindu dalam doa. Seseorang tolong beritahu aku ini hanya sebuah mimpi dan tolong bangunkan aku dari mimpi buruk ini! Rasanya benar-benar sakit mengetahui keyataan pahit ini. "namanya mutabahhirah fil ilmi. cantikkan namanya? Sama seperti orangnya. princess, ini la rayba fie muhammad, temen iktikaf saya" ucap gus felix bersemangat, berbanding terbalik denganku yang seakan kehilangan arah hidup.
Aku harus segera mentralisir keadaan ini "assalamu alaikum ning feyl" sapaku sopan berpura-pura tak ada yang perlu dirisaukan. Sekarang berganti wajah gus felix yang heran "kok kamu tau? Perasaan aku belum ngasih tau nama panggilannya. Kok kamu panggil dia ning?" tanya gus felix beruntut.
"injih, kulo santrinipun ning feyl" jawabku sambil menyalami gus felix. Bagaimanapun aku harus menerima keadaan pahit ini. Dia suami ningku yang berarti juga gusku. "astaghfirullah! Dunia sempit sekali ya. Ini kenapa kamu malah menyalami saya? Kan yang gurumu ning feyl bukan saya" canda gus felix.
Kami bertiga beriringan masuk masjid. Aku hanya menjadi saksi besarnya cinta kedua guruku ini. Gus felix memeluk ning feyl dan mencium keningnya lama ketika ning feyl terharu memandang kakbah-Nya. "roy minta tolong fotokan kami berdua dong! Kakbahnya ikutkan juga ya!" pinta gus felix setelah tangis ning feyl reda. Ya ampun mengenaskan sekali kisah cintaku, harus jadi fotografer juga.
***
Aku harus fokus dengan umrahku dan melupakan kejadian ini. Tanpa kusadari aku sudah sampai di dalam masjid. Aku melihat kakbah-Nya secara langsung untuk pertama kalinya. Tak terasa aku menangis terharu, aku teringt semuanya. Aku teringat wajah abah, umah, mba zatna, cak shibgha, dan anggota keluarga yang lain.
Gus felix langsung memelukku dan mencium keningku lama. Kecupannya menghangat ke seluruh badan. Terima kasih ya Allah atas segala nikmat yag telah engkau berikan kepadaku. "gus malu diliatin kang roy" tegurku setelah tangisku mereda. "oh ya lupa ada jomblo" jawabnya jail.
"roy minta tolong fotokan kami berdua dong! Kakbahnya ikutkan juga ya!" ucap gus felix. Ya ampun, aku harus bagaimana dengan keadaan ini? Ya Allah enyahkan rasa ini! Aku sudah memiliki lelaki yang halal untuk kurindu!.
Ia menyambut uluran tangan gus felix yang memberikan ponsel. Aku tersenyum seceria mungkin ketika gus felix merangkulku "satu dua tiga" ucap kang roy bersemangat. Terima kasih semngatmu menguatkanku untuk meninggalkan rasa ini sekarang juga.
***
Setelah selesai thawaf, gus felix mengajakku untuk mencium kakbah. "njenengan peluk saya yang kuat ya ning!" titahnya yag kujawab anggukan bersemangat. Setelah melewati banyak rintangan, akhirnya aku sampai juga di pintu kakbah. "naik ning! Naik!" teriak gus felix sambil mendorong badanku yang mungil ke arah pintu kakbah.
Bug. Kepalaku terbentur pintu kakbah akibat terlalu keras gus felix mendorong, tapi tak apa, aku senang sekali bisa mencium pintu ini. "doa ning yang banyak! Insyaallah mustajab" teriaknya lagi.
Terlalu bahagia membuatku speechless harus berdoa apa. Yang muncul di benakku pertama adalah kesehatan seluruh keluargaku dan para santri. "ya Allah berikan kemudahan belajar untuk para santri, jauhkan mereka dari segala kemaksiatan yang menjauhkan Engkau dengan mereka" bagiku para santri seperti keluargaku yang tak pernah luput dari doa-doaku sejak aku masih belum berkeluarga.
Tunggu aku sudah berkeluarga. Astaghfirullah aku lupa belum mendoakan keluaga kecilku. "ya Allah jadikan hamba dengan gus felix jodoh dunia akhirat. Limpahkan rahmat kepada kami. Anugrahkan kami keturunan yang taat pada-Mu, berikan kami keturunan yang hafal alquran yang akan memberikan kami mahkota bercahaya yang membuat semua orang iri ketika di padang mahyar nanti.berikan kami keturunan yang menyejukkan hati, yang 'alim, berakhlak mulia, yang melindungi kami dari siksa-Mu"
Aku turun dari pintu kakbah dan berpegangan erat pada pinggiran kiswah untuk menahan dorongan dari segala arah selama menunggu gus felix berdoa. Aku meneteskan air mata melihat gus felix yang sesenggukan berdoa. Terima kasih ya Allah telah mengirimkan anugrah terbesar untukku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahram
Spiritualkuliah di Madinah mengharuskan ning feyl untuk memiliki mahram yang menjaga, tapi ia tak memiliki sanak saudara disana. haruskah ia memilih menikah untuk mengejar mimpinya atau justru sebaliknya?