chapter 17

1K 47 2
                                    


Panitia dan wedding organizer acara ini wajib diacungi jempol. Gedung serba guna pesantren yang sederhana bisa berubah menjadi istana yang sangat mewah. Red carpet digelar dari gerbang depan dengan lampu sorot banyak, sehingga para undangan akan merasakn sensasi menghadiri panasonic gobel awards versi jawa timur hehe.

setelah disorot lampu, mereka akan disambut lorong check in undangan dengan dekorasi bunga merambat di segala sisi berwarna maroon dan gold, tema malam ini. Ketika proses check in, barcode yang berada di bagian belakang undangan dicek, jika teridentifikasi maka mereka akan diberi 5 macam tiket; untuk makanan pembuka, inti, penutup, photobooth, dan souvenir. Seluruh gedung berwarna maroon-gold. Sungguh ini benar-benar pesta pernikahan impian.

Sesuai dresscode, gaun pengantin pastinya juga. Mas fayyed memakai setelan berwarna maroon mengkilat dengan kerah dan dasi berwarna gold, aku suka sekali design setelan ini, unik dan tidak pasaran. Gaun mba zatna tak kalah menarik perhatian, hingga akupun tak tau harus mendeskripsikannya bagaimana. Gaun umah da abah kembar dengan orangtua mas fayyed, setelan cak shibgha juga sama dengan dek fakkir, aku? Gaunku tunggal karena hanya aku satu-satunya cewek disini.

Bagian atas dressku berwarna gold, satu jenis kain dengan yang dipakai umah dan ibu mas fayyed, seperti efek 3D dan bergliter. Bagian depan, terdapat kain terawang berwarna maroon menyilang dan dibiarkan menjuntai panjang di pundak ke belakang. Bagian bawah dressku bagian dalamnya berwarna maroon, sedang bagian luar yang dapat terbuka jika terkena angin berwarna gold. Untuk bagian kerudung, aku memilih segiempat biasa berbahan satin berwarna maroon, lalu diberi hiasan bunga berwarna gold seperti mahkota. Aku sangat puas dengan gaun rancanganku kali ini.

Keluarga besarku juga memakai dress yang tak kalah menarik. Umah hanya menyediakan kain yang senada, tidak dengan ongkos penggarapan, overload dari bujet katanya. Malah karena tidak disediakannya, mereka berkreasi sesuka hati. mereka menggunakan dress dari bahan yang sama tapi dengan model berbeda-beda, aku suka sekali pesta malam ini, sangat menyenangkan.

***

Setelah acara usai, dan membersihkan diri aku istirahat bersama sepupu-sepupu yang lain di balai tamu. Kehendak hati ingin rebahan diri di springbed yang sangat empuk di kamar, tapi apadaya. Kamarku ditempati bunyai istirahat karena terlalu larut untuk kembali ke jombang malam ini juga. Kenapa tak memakai kamar tamu? Disana ditempati pakyai dan gus fakkar beristirahat, jadilah bunyai bersama mbak abdi ndalem di kamarku. Kenapa gus fakkar ikut? Karena beliau adalah satu-satuna putra bunyai yang masih lajang, intinya karena berbagai alasan yang melatar belakangi akhirnya aku harus istirahat di balai tamu beralaskan kasur lantai seperti zaman mondok dulu.

"mba feyl ditimbali bunyai!" seru mbak abdi ndalem yang tak lain teman angkatanku dulu semasa mondok. "oh monggo mbak" jawabku mengiyakan. Sepertinya bunyai akan menanyakan sesuatu tentang kamarku atau tentang madinah atau entahalah aku tak bisa menebaknya.

Ternyata sesuai tebakanku, bunyai menanyakan soal madinah dan hal-hal ringan lainnnya. Sebagai wanita dewasa aku mengerti ara pembicaraan ringan ini. Bukannya aku kepedean, tapi ini benar-benar sepertinya bunyai ingin mendekatkanku dengan gus fakkar.

Flashback on

Aku segara bergegas dari posisi hebohku yang sedang berfoto ria dengan sepupu-sepupuku yang memamerkan gaun ketika melihat bunyai keluar dari lorong bunga tempat check in. Dengan bawahan gaun yang lebar luar dan lurus dalam ini, aku sedikit kesusahan untuk berjalan lebih cepat, apalagi sepatuku yang sedikit tinggi tapi bukan high heels ini.

"assalamu alaikum bunyai" sapaku pada beliau sambil menyalaminya. "waalaikum salam, nak feyl? Ya allah ayu men nduk! Sampe pangling aku" jawab beliau tak kalah bersemangat. Aku bisa apa? Aku hanya meresponnya dengan cengiran. Lalu aku menelungkapkan tanganku di depan wajah sambil menghadap pakyai dan lelaki sebelahnya. "siapa nih? Kang abdi ndalem baru?" tanyaku dalam hati. wajah penasaranku tertangkap basah oleh pakyai "ini fakkar anak saya yang terakhir" ucap beliau sambil merangkul lelaki itu. "injih yai" jawabku menahan malu.

"mbak ini fotokan sebentar, saya suka lorong bunga ini. Ayo feyl ikutan" titah bunyai pada mbak abdi ndalem tadi. Aku masih sungkan haus mengambil posisi dimana, "sini nduk pinggir ibu!" ucap bunyai sambil menunjuk tempat disampingnya, aku menurut. Kamipun berfoto dengan posis bunyai dan pakyai ditengah, aku dan gus fakkar di samping beliau berdua.

Flashback off

***

Aku menjadi penonton setia snapgram dan postingan istriku. Dia cantik sekali malam ini, aku sangat senang memandangnya, apalagi ketika menonton videonya yang bernyanyi ellila de milik mostafa atef diiringi balasyik yang menjadi hiburan acara itu, membuatku benar-benar merindukannya. Tapi sisi hatiku yang lain nyeri karena sepertinya dia bahagia dengan kesendiriannya tanpa hadirku. Entahlah aku sedang berusaha berhusnudzan.

Aku menjadi salah satu likers postingannya bersama bunyai, pakyainya dan entah siapa sepertinya putra beliau. "kok senyumnya bunyai dan cowok ini beda ya? Ah perasaanku saja sepertinya" monologku.

Lalu aku beralih ke akun adik iparku ahmadmufakkir_ayatillah tak kalah banyak fotonya bersama ning feyl malam itu. Terakhir yang ia unggah adalah sebuah video. Pelemparan bunga dimenangkan oleh mba @mutabahhirahfil_ilmi dan gus @fakkarhaffadz_elfadl ;D "apa-apaan video ini? Pantas saja ning feyl sendiri gak berani ngunggah lawong dia dapet bunganya bareng gus itu" gerutuku kesal. Kali ini aku sudah tak bisa lagi bersabar.

***

Setelah berbincang-bincang dengan bunyai, aku kembali ke balai tamu untuk beristirahat.

Selamat malam prof

Tak ada jawaban? Tumben sekali, dia baik-baik saja kan?

Kok ga dijawab? Njenengan baik-baik saja kan? Ngga sakit kan?

Aku baik-baik saja

Tidak biasanya dia menjawab sesingkat ini, pasti ada apa-apa ini. Langsung aku telpon video untuk memastikan keadaanya, Tapi panggilanku ditolak. "pasti aku bikin salah nih" tanyaku pada diri sendiri. Kuputuskan untuk meminta maaf lewat pesan suara karena gus felix tetap menolak panggilanku.

Bukannya mendapat jawaban, gus felix malah mengirimiku sebuah video. Ternyata video pelemparan bunga tadi.

Ealah, njenengan cemburu toh

Siapa yang cemburu?

Kalau nggak cemburu berarti gak cinta dong. Nggih puun kulo kale gus fakkar mawon, kan njenengan mboten cinta

Inilah yang namanya ancaman dibalas ancaman

Eh kok malah bales ngancem seh?

Tasekng gondok nopo mboten niki? (masih ngambek nggak nih?)

Lek ngene critane gak sido nggondok aku ;) (kalau gini ceritanya, gak jadi ngambek aku)

Untuk pertama kalinya aku membuat gus felix cemburu, untuk pertama kalinya aku mendamaikan hati gus felix, untuk pertama kalinya aku mengetahui cinta gus felix padaku meski tidak langsung. Inilah nikmat cinta halal, semoga selalu dilimpahkan rahmat-Nya.

MahramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang