chapter 15

1K 35 0
                                    


Alhamdulillah maulid Nabi kali ini aku bisa pulang ke Indonesia, sayangnya aku pulang sendiri tak ditemani gus felix.kepulangan inipun hanya menghabiskan liburan semata, keluargaku paling anti dengan pulang sebelum lulus kuliah. Malah cak shibgha yang di Mesir pun pulang kali ini.

Kepulangan ini berkenaan dengan pernikahan mbakku yang pertama. Pernikahan cucu pertama yang sangat megah. Sosok kilmah 'azzatnaa billah yang kalem, cerdas dan bertangan dingin dengan ahmad rojih al fayyed yang aku masih belum tau rupanya, hehe. Jangankan aku, mba zatna pun belum tau wajah aslinya. Seperti biasa, mempelai akan bertemu satu sama lain setelah lafadz ijab qabul diucapkan. Sama kan seperti aku dulu?

Flashback on

"gus, abah ngutus saya pulang nikahan mba zatna nanti" ucapku lewat telpon. "tanggal berapa princess?" tanyanya. "10 sampai 20 rabiul awal" jawabku. "yah sayang sekali, sidang tesis saya di sekitar tanggal itu dan masih belum pasti kapan" ucapnya kecewa. "pripun gus? Apa saya ga usah pulang saja ya?" tanyaku meminta izin. "pulang sendiri berani?" tanyanya memberi solusi. "loh njenengan pripun ujiannya sendirian" ucapku memelas. "gampang soal itu, cukup bantuan doa saja ya!" jawabnya menenangkan. "nggihpun sak kerso njenengan" ucapku menutup pembicaraan.

Flashback off

Aku sampai rumah ketika acara H-6. Di rumah sudah ramai saudara. Cak shibgha yang menjemputku di bandara, penerbangannya sudah landing empat jam yang lalu. Kami diserbu para santri untuk bersalaman, berasa datang haji saja aku hehe. Yang pasti dan tak mungkin terlupakan kami langsung sungkem abah dan umah ketika masuk ndalem.

"tambah cantik aja feyl!" "kok ayu men nduk" "kayaknya kamu cocok hawa madinah deh, liat kulitmu ersih sekali" dan celoteh-celoteh manja yang lain dari para bulik dan mbah, aku jadi bingung sendiri mau menanggapi bagaimana.

"nduk sejam lagi maghrib. Kamu imamkan mbak-mbak ya! Umah pengen tau rasanya jadi makmum kamu, kalau jadi makmumnya mba zatna sudah sering umah" titah umah. "siap umah! Kulo siram riyen nggeh (saya mandi dulu)" jawabku sambil mencium pipi kanan umah.

Sejak hari itu aku yang menjadi imam di mushalla pondok putri dan cak shibgha yang menjadi imam di masjid jami', kata abah biar ada gunanya anak pulang kuliah jauh-jauh. Terserahlah, aku hanya manut.

Berbeda dengan acara pranikah biasanya, di pernikahan mba zatna kali ini diadakan khataman bil ghoib tujuh hari berturut-turut. Khataman dilakukan di pendopo pondok putri dan disentral ke seluruh asrama. Mereka yang sudah khatam qurannya membaca alquran bilghoib secara estafet, atau bahasa pesantrennya metode istimrar, satu juz berganti orang, satu juz berganti orang, begitu seterusnya sampai khatam.

Tapi khusus di H-2 acara, aku sendiri yang mengkhatamkan, bukan istimrar seperti biasanya. Besok, H-1 akad mba zatna yang akan mengkhatamkannya sendiri. Sebenarnya cak shibgha juga mau menyumbang sih, tapi masa iya di pondok putri, ga mungkin kan? Jadi dia ikut khataman bersama para kang-kang santri yang sudah khatam di pendopo asrama putra. Jadi total khatamn quran sampai acara ada 14 kali khataman. Subhanallah, semoga pernikahannya selalu dilimpahkan rahmat quran.

Khataman mandiriku dimulai dari setelah jamaah shubuh. Aku sengaja puasa hari ini biar tidak repot makan, padahal khataman mandiri seperti ini butuh banyak minum. Bismillah semoga pahala puasa dan khatamanku kali ini dilimpahkan untuk pernikahan mba zatna mas fayyed.

***

Aku sedang duduk di pendopo asrama putra yang terbuka di halaman pesantren, ikut menyimak kang santri yang sedang khataman bil ghoib takut keliru bacaannya. Bruumm. Mataku tertarik untuk mengekor mobil yang baru saja masuk ke halaman sambil mulut komat kamit membaca Ayat-Nya.

Terlihat wanita lanjut usia keluar dari mobil itu. Sepertinya aku tidak asing dengan wanita itu. "kang! Gantikan saya nyimak kang ini ya! Saya mau ke ndalem dlu sebentar" pintaku ke salah satu kang santri yang sedang mengingat juz bagiannya. "injih gus" jawabnya.

Aku berjalan sedikit berlari ke arah wanita itu. "assalamu alaikum, njenengan bunyaipun mba zatna kaleh dik yefl nggeh?" tanyaku memastikan. "injih leres cah (iya benar). Kamu adiknya zatna kan?" jawab wanita itu. "injih kulo bunyai. Monggo pinarak. Kulo timbalaken umah riyen (iya bunyai benar. Ayo masuk. Saya panggilkan umah dulu)".

Aku menemani beliau sambil menunggu umah yang masih shalat dhuha dan dzikir pagi. "itu suara siapa yang mengaji? Adem dengarnya" tanya beliau. Sepertinya speaker asrama sengaja dinaikkan volumenya oleh mbak-mbak pengurus. "niku bunyai, dik feyl khataman mandiri bil ghoib" jawabku apa adanya. "subhanallah merdunya. Feyl masih di madinah kan?" puji beliau. "injih bunyai, tasek teng madinah (masih di madinah)" ucapku sopan. Setelah itu aku pamit kembali ke pendopo setelah umah selesai dari ibadahnya.

***

Istirahat shalat dhuhur aku pulang untuk siap-siap menjadi imam. Aku sedikit berlari karena bahagianya melihat bunyai lenggah (duduk) di ruang tamu. "assalamu alaikum bunyai" sapaku ppenuh ta'dzim sambil menyalami beliau. "waalaikumsalam, nak feyl kapan pulang?" tanya beliau berbinar-binar. "alhamdulillah sampun 4 hari yang lalu" jawabku menunduk. "walah kok tambah ayu dek madinah nduk" ah kenapa semua orang memuji fisikku semua setelah kepulanganku dari madinah. Adakah yang memujiku bertambah ilmu dan akhlak? "matur nuwun bunyai" harus menjawab bagaimana lagikan?. Lalu aku pamit undur diri karena terburu-buru ditunggu jamaah.

***

Khatamn pamungkas oleh mba zatna dan cak shibgha telah usai dan berjalan lancar. Esok adalah hari H acar. Seperti biasa, dalam keluarga abahku, kami akan mengadakan pesta lajang di malam sebelum akad. Para paman, bibi, kakak, dan adik sepupu dari abah akan berkumpul untuk makan bersama. Apadaya dulu aku belum pernah merayakannya, menyedihkan sekali.

Aku sedikit tak suka dengan menu kesukaan keluargaku ketika pesta ini. Biasanya kita akan makan bersama di beberapa nampan besar dengan menu nasi mandy, nasi khas timur tengah. Kenapa tidak menu lokal saja, kan lebih cinta indonesia, hehe. Sebenarnya alasanku tak begitu setuju, karena lauk nasi mandy ini adalah kambing. Seperti yang telah diketahui aku tidak suka daging. Syukurlah disediakan beberapa nampan berisi ayam untuk para sepupu yang sedang tidak ingin makan daging seperti aku.

Aula pesantren sangat ricuh karena pesta ini. Bgaiman tidak, jumlah sepupuku dari abah hampir 60. Ricuh tawa sana sini, tangis bayi sana sini, entahlah sangat ramai, tapi aku suka sekali kehebohan ini karena menandakan betapa kompaknya kita. Aku selalu merindukan momen ini ketika di negri orang. Aku harus mengabadikannya.

Setelah puas makan dan berfoto ria, aku langsung mengnggahnya di instagr*m. Perayaan pesta lajang yang menyenangkan tullisku dibagian caption. aku megunggahnya tengah malam, sehabis acara. Cettung. "siapa yang mengirim pesan selarut ini?" batinku dalam hati. "fakkarhaffadz_elfadl mengomentari postingan anda". "Siapa nih orang, ga kenal kok komen postinganku?" monologku heran.

MahramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang