Rasa Khawatir~

3.9K 496 52
                                    

-Awali dengan Bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah-

🌼🌼

"Kepercayaan yang telah seseorang berikan janganlah kamu sia-siakan. Sebab, suatu saat kamu akan menyesal jika sudah kehilangan apa yang kamu punya saat ini."

Indahnursf~

🌼🌼

Siapa yang bisa menyangka, seseorang yang sangat kamu percaya, yang sangat kamu jaga selama hidupmu tiba-tiba kamu ketahui kalau dialah seseorang yang menusukmu dari belakang.

Sakit rasanya jika di khianati oleh orang yang sudah di anggap sebagai keluarga sendiri. Tetapi begitulah faktanya.

Alissa: "Assalaamualaikum. Ay, boleh kita bertemu sekarang?"

Setelah mengetikkan pesan itu tidak lama Ayuna membalasnya. Madani sudah menangis sejak tahu kebenaran yang sesungguhnya. Madani tidak akan langsung percaya jika tidak ada bukti yang akurat seperti yang Nathan berikan padanya tadi.

Data yang di kirimkan tiba-tiba oleh teman Nathan yang katanya memang seorang hackers kelas kakap. Data itu persis seperti apa yang Madani ketahui tentang Ayuna.

Pupus harapan Madani memiliki sosok saudari yang selalu bisa mengerti dirinya. Madani pikir Ayuna memang benar-benar teman yang setia. Teman yang bakal selalu mengerti tentang dirinya. Sosok perempuan yang bisa menemani perjalanannya seperti apa yang selama ini mereka jalani sama-sama. Namun, faktanya tidak seindah itu. Semua sudah berakhir.

Ayuna: "Wa'alaaykumussalaam. Aku gak bisa. Lagi di kampus."

Madani mengembuskan napas panjang melihat balasan dari Ayuna. Kenapa balasan Ayuna begitu singkat dan dingin. Madani sudah berusaha sekuat mungkin untuk tidak menunjukkan rasa kecewanya lewat pesan, dia ingin menanyakan hal ini baik-baik secara langsung pada Ayuna sekaligus meminta penjelasan darinya kenapa semua ini bisa terjadi.

Alissa: "Sebentar saja, Ay."

Setelah mengirimkan pesan itu Madani memijit kepalanya yang terasa berat. Madani merasa benar-benar pening, mungkin efek dia kurang istirahat dan tegang semalaman.

Sudah sepuluh menit masih tidak ada balasan dari Ayuna. Akhirnya Madani menyerah, mungkin sekarang bukan waktunya. Madani memutuskan untuk pulang ke rumah agar bisa istirahat. Banyak hal yang harus dia lakukan, banyak orang yang menunggunya. Dia tidak boleh menyia-nyiakan waktu dengan hal-hal yang sia-sia.

🌼🌼

"Kamu kenapa masih ke sini? Istirahat saja di rumah, kamu boleh libur hari ini," tegas Nathan saat mendapat kabar dari bi Iyem kalau di rumah ada Madani.

Sebelumnya Nathan sudah mengatakan pada Madani kalau tidak usah kerja dulu hari ini. Dia memberikan keringanan untuk Madani agar bisa istirahat dan menjaga kesehatannya. Namun, tepat pukul empat lewat tiga puluh menit waktu sore, bi Iyem menghubungi Nathan dan mengatakan kalau ada Madani di rumah. Akhirnya Nathan harus memberikan arahan pada Yusuf untuk mengambil alih sebentar tugasnya di kantor dia harus menemui Madani.

"Ada hal yang harus aku tanyakan, Nath. Semakin aku banyak libur semakin lama pekerjaanku selesai," ucap Madani kukuh. Padahal wajahnya sudah terlihat sangat pucat dan lesu.

Jonathan mengembuskan napas panjang. Dia kasihan dengan Madani. Bagaimanapun juga dia harus menjaga Madani karena sebuah amanat yang telah dia ambil. Dia punya jasa dan harus membalasnya dengan menjaga Madani.

Madani (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang