The Called ; 0 3

31 3 0
                                    

Perjalanan dari Seoul menuju Daegu terbilang cukup memakan waktu. Tetapi dengan kendaraan sendiri, waktu yang lama itu membuatnya sedikit lebih menghemat beberapa saat. Hanya sedikit, tetapi, dengan memakai kendaraan sendiri kita bebas melakukan apapun yang kita inginkan.

Lalu, ada hal lain juga yang harus diperhatikan. Yaitu, kondisi jalanan seperti yang tengah dihadapi oleh Taehyung dan taksinya. Entah sejak kapan kemacetan itu terjadi, yang jelas hari semakin sore dan matahari hampir sampai ke peraduannya.

Taehyung nampak menghela napas di balik setirnya, berhenti mendumal dan menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursinya. Memijit pangkal hidungnya frustasi dan berusaha menenangkan pikirannya yang sedaritadi ikut memikirkan semuanya ketika hatinya masih saja khawatir.

Hara menoleh kepada pemuda di kirinya, menatapnya dengan sorot mata teduh sedangkan yang di tatap menatap keluar jendela, berharap kemacetan itu akan segera berakhir dan dia dapat cepat sampai ke tempat tujuan lalu pulang sesuai dengan rencana.

Saat matanya masih saja menyorot keluar kaca, sesuatu yang ada di hadapannya membuatnya berpaling. Menatap bungkusan roti madu yang telah terbuka, lalu menoleh kepada orang yang mengulurkan makanan itu.

Hara tersenyum, menyisyaratkan agar Taehyung menerima pemberiannya dengan matanya. Taehyung balas dengan senyum kecil, menerima roti itu dan melahapnya. Jujur saja, dia juga sedikit lapar.

"Bagaimana mereka?" Taehyung bergumam tak jelas. Hara tahu bahwa pertanyaan itu ditujukan padanya, sehingga dia menoleh ke bangku penumpang dan menemukan keduanya yang telah terlelap dengan si wanita yang tertidur di dada kekasihnya yang juga merangkulnya.

"Hm, mereka tertidur," balas Hara pelan, tak ingin mengganggu tidur lelap keduanya.

Setelah itu, mobil hening. Tak ada yang membuka suara setelahnya, hanya klakson mobil dan kendaraan lainnya yang beberapa kali terdengar bersahutan.

Hara sempat menatap keluar jendela lagi, sampai dirinya kembali menoleh menatap Taehyung yang tengah menatap keluar jendela sambil menghabiskan roti miliknya.

"Kau tahu saja rasa kesukaanku."

Perkataan ringan itu membuat Hara kembali ke alam sadarnya setelah melamun, dan menjawab pertanyaan pemuda itu dengan bangganya. "Tentu saja."

Hara membongkar isi plastik putihnya, mengambil satu kotak susu vanilla dan menancapkan sedotan ke lubang yang tersedia, menyodorkan pada si pemuda yang telah menghabiskan roti isinya.

Taehyung sendiri hanya terkekeh, tetapi tetap menerima pemberian si gadis yang kebetulan itu juga adalah rasa kesukannya. "Kau aneh."

Hendikan bahu sebagai balasan dari Hara, "Tapi kau tak menolak 'kan?"

Taehyung mengangguk-anggukkan kepalanya, meminum minumannya melalui sedotan putih dan menatap barisan mobil di depannya.

"Oh ya, kenapa kenapa kau menolak perjodohan itu?"

Taehyung menoleh, sejenak menatap Hara yang juga menatapnya, lalu menatap jajaran mobil di depannya kembali. "Itu konyol. Di jaman sekarang kenapa masih ada tradisi yang seperti itu?"

Hara menatap penumpangnya sejenak, setelah memastikan jikalau mereka masih terlelap dia balas bertanya, "Kenapa? Apa salah?"

Taehyung menatap Hara tak percaya, "Tentu saja! Apa kau mau menikah tanpa didasari oleh cinta? Kalau aku tidak mau."

"Aku juga tidak mau, asal kau tahu, jangan sesukanya menyimpulkan. Yah, mungkin saja dia gadis yang cantik? Kau tidak tahu 'kan?"

"Aku sama sekali tidak peduli."

The Called ; Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang