The Called ; 0 2

38 4 0
                                    

Taehyung menggeliat tak nyaman di tempatnya tidur. Perlahan matanya terbuka, dia menegakkan dan meregangkan tubuhnya yang sedikit pegal karena tertidur di sofa tunggalnya.

Dan, di tengah-tengah pengumpulan nyawanya, siluet di dapur mengalihkan perhatiannya. Sebelah alisnya terangkat, siapa?

Sampai sebuah suara mencapai indera pendengarannya.

"Aku tahu aku ini cantik, tapi jangan terus-terusan dilihatin, aku 'kan jadi gugup." Suara itu membuat mata Taehyung terbuka lebar dan mendapati si gadis aneh tengah menata makanan di meja makan, matanya bergulir menatap jam dinding, 04.47.

"Selamat pagi, apa tidurmu nyenyak?" tanya gadis itu, Taehyung menarik salah satu kursi meja makan dan duduk di sana.

Hampir saja dia menyentuh lembaran roti, sebelum perkataan gadis itu membuatnya urung.

"Eit! Tidak ada sarapan sebelum mandi. Sana," gadis itu mengusir dengan mengibaskan tangan kirinya yang terbebas dari memegang gelas di pantry.

Dengan malas, Taehyung pun melenggang pergi ke kamarnya.

Tak beberapa lama, sekitar 15 menit, Taehyung kembali dengan kaos putih tipis serta luaran kemeja putih membalut tubuh atasnya dengan celana bahan hitam melengkapinya, membuatnya tampak segar jikalau wajah tak minatnya itu tak tertampil di wajahnya.

Dia mendudukkan kembali bokongnya di kursi sebelumnya, meraih roti lapis yang sepertinya telah disediakan oleh gadis itu -tetapi dia tak peduli dan melahapnya.

Keduanya menghabisi waktu sarapan mereka dengan tenang, tak ada percakapan yang berarti selamat beberapa menit.

Taehyung bangkit, menggumam 'terima kasih atas makanannya' seperti biasa dan bangkit dari kursinya, mengambil jaket coklat yang tergantung di gantungan kamarnya, melangkah menuju pintu dan memakaikan sepatunya.

Tapi, dia menyadari sesuatu.

Dia menatap tapak sepatu kirinya, dan tak menemukan bolongan disana setelah menggerakkan kakinya. Kepalanya memutar ke belakang, melihat gadis yang kini memasuki kamarnya, mengendikkan bahu acuh dan kembali sibuk memakai sepatunya.

Taehyung menutup pintu tanpa menguncinya, daerah disini sangat aman dan tak sekalipun terjadi pencurian disana.

Menuruni undakan tangga, melangkah menuju mobilnya dan masuk ke dalamnya. Sejenak menengok ke belakang, dan memukul tempat duduk yang sekiranya berdebu dan mulai menyalakan taksinya.

Hampir saja kakinya menginjak pedal gas, sebelum suara bantingan pintu di sebelahnya mengalihkan atensinya dan menatap orang yang barusan masuk.

Matanya melotot tak percaya.

Sedangkan yang di tatap malah sibuk merapikan kardigan merah yang dipakainya tanpa merasa bersalah.

"Y-ya, apa yang kau lakukan?" Taehyung buka suara pada akhirnya.

Gadis itu menoleh, "Mwo?" beonya.

"Apa yang kau lakukan disini?" kening Taehyung mengerut tak suka.

"Tentu saja ikut denganmu, kau kira aku mau berdiam diri di apartemen yang sepi itu?"

"I-ikut denganku?"

Gadis itu mengangguk.

"Ya, gadis aneh, aku tak pernah membawa siapapun pergi bersamaku selama ini. Dan, apa kata penumpangku nanti saat melihatmu? Aku membawa dua penumpang sekaligus, begitu?"

Si gadis berdecak pelan, "Aku duduk disini, tidak akan mengganggu. Bilang saja aku sepupu jauhmu atau apa, itu pun jikalau ada yang bertanya. Dan aku bukan gadis aneh, aku Hwang Hara."

The Called ; Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang