The Called ; 0 4

24 4 0
                                    

Taehyung mulai memikirkan, apa sih dosanya di masa lalu sehingga dirinya mendapat kesialan seperti sekarang ini?

Ayah dan ibunya ada disini, di rumah orang-orang yang beberapa menit lalu menjadi penumpang tujuan jauhnya. Sepertinya, dia tidak akan pernah mau percaya lagi dengan gadis aneh itu! Apanya yang baik-baik saja!

Berada di tengah-tengah dua keluarga itu membuatnya gugup bercampur kesal setengah mati. Gugup karena orang yang belum dikenalnya akan menyaksikan drama picisan kedua orang tuanya terkait perjodohannya, dan kesal karena entah kenapa dirinya percaya dengan bualan gadis yang sempat membuatnya tenang itu dan berakhir tertimpa kesialan saat ini.

"Yonjae-ya, dia anakmu yang kau ceritakan itu?" tanya Songhee, ibu Chaeyoung.

"Hm, begitulah," Yonjae, ibu Taehyung menjawab singkat tanpa beralih dari menatap putera tunggalnya itu. Mereka berada di ruang tamu, omong-omong.

"Apa kabarmu, nak? Bagaimana keseharianmu di Seoul?" Donghyuk, ayah Taehyung bersuara.

"Baik, seperti yang kalian lihat," jawab Taehyung sarkas.

Donghyuk hanya mengulum senyum tipis, masih bersikap sopan meskipun di dalam hatinya ingin sekali memberi pelajaran kepada anaknya itu.

Yonjae yang semula fokus kepada sang anak beralih kepada gadis yang duduk di sebelahnya. Dia tidak berpikiran bahwa itu adalah teman anaknya melihat bagaimana gadis itu dengan santainya duduk di samping sang anak.

Untuk memastikan, dia akhirnya bertanya, "Siapa dia? Kekasihmu?"

Mendengar pertanyaan yang sepertinya ditujukan padanya membuat Taehyung menoleh kepada sang ibu terlebih dahulu, lalu menatap Hara yang ada di sebelahnya. "Hanya teman."

"Hanya teman? Jadi, yang di taksi itu tadi apa, ya? Apa aksi Hara yang memberikan makanan dan minuman kesukaanmu itu bisa ditemukan di antara teman?"

Hara yang semula menunduk malu karena menjadi pusat perhatian langsung mendongak, menatap Chaeyoung yang duduk di undakan tangga dekat mereka. Sedangkan yang di tatap mengendikkan bahunya, "Jangan mengira kalau aku tak melihat kalian, saat itu aku sudah bangun dan memilih untuk pura-pura tidur. Kalian manis sekali tahu, aku iri."

Kedua pasang orang tua itu menatap Taehyung dan Hara antusias, seakan menunggu konfirmasi dari pihak yang bersangkutan. Sedangkan yang di tatap itu malah salah tingkah dibuatnya.

"I-itu juga normal di antara pertemanan. Aku sudah mengenal Taehyung sejak lama, iya 'kan, Taehyung-ah?"

"Ah? Ya, kami mengenal lewat media sosial, g-grup alumni! Ya, aku mengenalnya dari grup alumni," sambung Taehyung kelabakan. Kenapa tiba-tiba dilemparkan padaku!? Batinnya.

"Benarkah? Kau tidak memberitahuku jikalau kau memiliki teman wanita di alumni," mata Yonjae menyipit.

"Kami baru mulai menghubungi sejak setengah tahun yang lalu, saat rencana teman-teman ingin reuni tetapi berujung perdebatan yang tak menemukan titik terang. Iya 'kan? Kau ingat?" Hara menyahut.

"Tentu saja, disana Jaehyun paling berisik. Jadi, kami bertukar pikiran mengenai pendapat secara chat pribadi, tetapi merambat kemana-mana, dan kami jadi lebih dekat," timpal Taehyung.

Lalu hening, Yonjae masih menelisik Hara yang terlihat kaku di duduknya.

"Baguslah, tapi lebih bagus dia itu adalah kekasihmu eomma pikir," ujar Yonjae sambil meraih cangkir teh dan meminumnya, Hara dan Taehyung menghela nafas lega tanpa suara.

"Dan, kenapa eomma bisa ada disini?" Taehyung bertanya murni karena rasa penasarannya sejak tadi, dan juga berusaha mengabaikan pernyataan sang ibu mengenai kekasih itu.

The Called ; Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang