The Called ; 0 5

19 4 0
                                    

Beberapa menit untuk membasuh dirinya, Hara kini tengah melangkah menaiki tangga dan menuju ke depan pintu abu-abu tua berpahat klasik. Mengetuknya beberapa kali, tetapi tak kunjung terdengar sahutan.

Hal itu membuat Hara memilih untuk berucap, "Taehyung-ah, ayo keluar, kita makan malam bersama."

"Aku lelah, kalian saja!" sebuah sahutan terdengar dari dalam.

"Aniya, ayo makan dulu, setelah itu kau boleh tidur ataupun jungkir balik di dalam sana. Yah, mungkin kau harus menunggu beberapa saat sebelum jungkir balik agar pencernaanmu tidak bermasalah. Tetapi, ayo keluar dulu!" suara Hara meninggi di akhir karena tak kunjung mendapat respon apapun, dia menggedor-gedor pintu itu brutal.

"Ya! Kim Taehyung! Cepat keluar kubilang!"

Kunci pintu yang terbuka terdengar, mata Taehyung menatap tajam Hara yang juga tak kalah tajam menatapnya.

"Sudah kubilang aku lelah!"

"Memangnya kau bekerja apa!? Sudah! Cepat turun!"

"Aniya, aku lelah, pergi sana," Taehyung menutup pintunya, tetapi sesuatu yang menahannya membuatnya kembali membukanya.

"Aku bilang turun," geram Hara yang masih menahan pintu dengan tangan kanannya.

Taehyung menghela napas jengah (juga sebagai upaya agar tak bergetar karena gadis di depannya itu terlihat agak menakutkan).

"Baiklah, dasar keras kepala," dumel Taehyung setelah mengunci kamarnya dan melenggang pergi menuruni tangga.

Sedangkan di bawah, Yonjae dan Donghyuk yang sudah siap untuk makan malam dibuat menoleh untuk menatap dua orang lainnya yang baru bergabung di meja makan.

"Wah wah, cepat juga bujukannya. Biasanya, kau juga tidak akan turun, Taehyung-ah," Donghyuk buka suara.

Yonjae entah kenapa terkekeh, perutnya merasa geli saat itu, "Kau seperti tidak tahu saja. Dulu kau juga seperti ini saat aku dimintai tolong oleh ibu mertua untuk mengajakmu turun, dan kau langsung menuruti," Yonjae berujar kepada sang suami.

"Ha?" Donghyuk membeo, sejenak diam untuk mencerna lalu berujar dengan wajah berbinar sembari mengangguk-anggukkan kepalanya, "Oh benar! Hm hm, appa mengerti."

"Mengerti apa?" tanya Taehyung dengan kernyitan di antara alisnya.

"Tidak perlu bertanya begitu," Yonjae meletakkan lauk terakhir dan mendudukkan dirinya di sebelah sang suami. Taehyung yang memang juga tak peduli pun menghendikkan bahunya acuh.

Makan malam malam itu berjalan seperti biasa, hanya saja sedikit terkesan canggung bagi Hara. Tak ada percakapan, bahkan aura di meja makan ini serasa dingin baginya. Dalam hati dia bersuara, apakah memang seperti ini suasananya atau hanya karena ada aku saja?

Beberapa menit setelahnya, tanpa sepatah kata apapun lagi mereka kembali ke kamar masing-masing, mengistirahatkan tubuh mereka untuk menjalani hari esok.

. . . .

Sepertinya, Taehyung harus memperbaiki kebiasaan bangun siangnya itu.

Agar tidak sampai kepada kejadian sekarang!

"Jadi, bagaimana?" seorang wanita dewasa perparas cantik angkat suara setelah meletakkan cangkir teh miliknya.

"Yah, itu tergantung dengan keputusan mereka juga tentunya, kalau mereka berjalan lancar, kami akan menentukan tanggalnya," sahut Yonjae.

Pertemuan antar kedua keluarga. Astaga, Taehyung rasanya ingin berteriak bahwa dia jelas-jelas menolak dan pergi dari sana.

The Called ; Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang