Sejam setelah sarapan, kedua orang tua Taehyung pergi menuju kantor. Taehyung masih belum menunjukkan tanda-tanda jikalau dia sudah tidak marah dengan kedua orang tuanya, dia juga kembali ke kamar setelah sarapan selesai.
Dan disinilah Hara, di ruang tamu, dia mati kebosanan karena tidak tahu ingin melakukan apa. Hanya duduk di sofa seberang TV yang belum menyala, diam, memandang kosong udara.
Hara menghela napas bosan, menatap langit-langit sembari berpikir sesuatu yang harap-harap dapat menghilangkan kebosanannya.
"Aku bisa mati kebosanan kalau begini."
Tak sadar bibirnya manyun, tak juga mendapatkan sesuatu di pikiran luasnya. Tapi tiba-tiba dia tersentak, duduk tegak seiring dia bangkit dan melangkah menaiki tangga menuju kamar bercat abu-abu tua.
Mengetuk beberapa kali, "Taehyung-ah."
Tak ada sahutan. Ayolah, Hara baru saja mengingat sesuatu. Urgent! (Mungkin)
"Taehyung-ah, aku mau tanya, apa kita bisa kembali?"
Sama, tidak terdengar apapun yang menyahuti perkataan gadis itu. Hara mendengus kesal, kenapa dia juga yang kena imbasnya sih?
Baru saja ingin buka suara lagi, pintu di depannya terbuka, menemukan Taehyung yang berdiri di depannya dengan tatapan menghunusnya tajam. Hei hei, bukannya tadi pagi anak ini masih baik padanya? Kenapa jadi seram begini?
"Kenapa? Kalau kau menolak permintaan mereka hari itu kita tidak akan berada disini. Lihat? Sekarang kau yang minta kembali."
Kenapa jadi menyalahkanku!?
"Itu 'kan hari itu, beda dengan hari ini. Ayolah, aku baru ingat sesuatu," Hara berusaha memelas, tetapi agaknya tak berpengaruh pada laki-laki di hadapannya itu. Cari ribut ya!?
"Kembali saja sendiri."
"Eeh!? Pliiiis! Ini urgent!"
Sebelah alis Taehyung terangkat. Urgent apanya?
"Ayolaaaah! Ayo ayo ayo!"
"Tapi, bagaimana jika eomma dan appa tahu?"
"Aku akan meminta izin, makanya, ayo cepatt!"
"Astaga, ya sudah, kau bersiaplah, aku juga ganti baju dulu."
Tanpa basa-basi Hara langsung melesat menuruni tangga dan masuk ke kamar tamu, Taehyung yang melihatnya menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir dan masuk kembali ke kamarnya untuk bersiap.
. . . .
"Bagaimana?"
Donghyuk menggeleng lesu, menutup panggilan dan menghela napas lelah. Yonjae yang melihatnya pun iba, suaminya sudah berusaha mencari siapapun kenalannya agar membantunya menutupi saham yang bolong di perusahaannya, tetapi tak ada yang kunjung mau. Alasannya pun beragam, tak sanggup, dan ada pula yang menginginkan keuntungan. Donghyuk tak bisa berpikir jernih, jadi tidak bisa memperhitungkan keuntungan itu dan kenalannya itu menolak.
Yonjae menghampiri suaminya dan mengelus pundaknya lembut, berusaha menyalurkan ketenangan kepada orang yang sudah bersamanya selama lebih 20 tahun itu.
"Tenanglah, kita cari lagi pelan-pelan, oke?"
Donghyuk memijit pelipisnya pelan, "Tapi.."
"Sst, tenanglah, Donghyuk-ah, semua ada jalannya. Aku akan ambilkan kopi, kubuatkan kopi kesukaanmu."
Donghyuk mengulas senyum tipis menanggapi kerlingan istrinya, lalu matanya mengikuti Yonjae sampai wanita itu menghilang di balik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Called ; Kim Taehyung
Novela Juvenil"Jaga dia, ikuti kemanapun dia pergi. Bantu dia, hidupnya bergantung padamu." ♨ update 1 minggu sekali © muzzlemoon