"Aku mencintai orang lain, eomma, aku mencintai Jongin oppa! Dia kekasihku!"
Kamar itu hening setelah Jennie berteriak, matanya berkilau, tanda dia berusaha menampung air mata yang pasti akan tumpah kapan saja.
Soonji menatap anaknya dalam diam, bagaimana raut wajah anaknya yang terlihat putus asa membuatnya cukup sedih. Tapi, dia tidak bisa, rencananya yang telah disusunnya selama ini harus terlaksana dan berhasil apapun caranya.
Dia harus membalas suatu dendam.
"Sayang, jangan begitu, eomma sedih melihatmu begini."
"Kalau tidak mau kenapa eomma lakukan semua ini? Aku lebih sedih!"
"Sudahlah, jangan membantah, apapun yang eomma putuskan itu adalah yang terbaik untukmu. Kau-"
Jennie menepis uluran tangan sang ibu yang hendak menyentuh puncak kepalanya, menatap ibunya dengan tatapan tak percaya. "Eomma, yang terbaik untuk eomma, eomma- egois."
Soonji menatap Jennie yang beranjak dari temlat tidur, keluar dari kamar dengan menutup pintu kuat. Tidak membanting, hanya cukup keras saja.
Wanita itu masih belum bergeming dari tempatnya, menatap pintu yang tertutup dengan tatapan tajamnya.
"Maaf, sayang, apapun yang terjadi perjodohan itu tetap akan terlaksana. Dan kau tidak bisa melakukan apapun selain mengikuti alur yang telah eomma siapkan."
. . . .
"Ya eomma, kami pulang saat kalian tidak ada di rumah, maaf lama memberitahu kalian."
"Kau baik-baik saja? Tidak lecet 'kan?"
"Iya, Hara baik-baik saja, anak eomma sendiri tidak ditanya?"
"Tidak, eomma menanyakanmu karena anak itu tidak bisa menjaga dirinya sendiri, apalagi orang lain."
"Ya! Anak eomma sebenarnya siapa sih!?" Taehyung berteriak mendengar jawaban sang ibu dari panggilan di telepon Hara yang dibuat loudspeaker.
Hara terkekeh, geleng-geleng kepala saat nada suara laki-laki itu yang amat tak terima.
"Eh?? Dia mendengar? Astaga, itu kenyataan, jaga Hara, kau itu laki-laki."
"Ya, 'kan yang jadi penentuan disini anak eomma itu 'kan aku, bukan gadis aneh ini."
Sudut bibir Hara berkedut, hendak memaki jikalau saja masih ingat bahwa panggilan masih tersambung.
"Haha! Lucu sekali kau ini, sudahlah. Hara-ya, baik-baik disana. Kalau anak itu nakal bilang saja padaku, arra? Biar kutarik uang di rekeningnya itu."
"Baik, eomma, kalian juga jaga kesehatan disana, ya? Jangan terlalu memaksakan diri, banyak istirahatlah," jawab Hara, mengabaikan teriakan tak terima lagi dari laki-laki yang ada di dekatnya.
Taehyung mengalihkan perhatiannya ke TV di depannya, menayangkan berita yang selalu tayang setiap hari, abai sepenuhnya dengan gadis yang ada disebelahnya.
"Baik, eomma, annyeong."
"Sudah selesai?"
"Ya, sudah, kenapa? Kau ingin sesuatu?"
"Anni, hanya bertanya, menghindari percakapan kalian yang mungkin saja ganti menggosipiku."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Called ; Kim Taehyung
Teen Fiction"Jaga dia, ikuti kemanapun dia pergi. Bantu dia, hidupnya bergantung padamu." ♨ update 1 minggu sekali © muzzlemoon