The Called ; 1 0

21 2 0
                                    

Pagi tiba. Taehyung masih belum juga keluar dari kamarnya hingga jam menunjukkan pukul 8 pagi. Seharusnya keluarga itu memulai sarapan dari setengah jam yang lalu, tetapi memilih sedikit diundur kala melihat keadaan sang anak tunggal.

Masakan hampir selesai, Donghyuk duduk bersama korannya di meja makan, Yonjae dan Hara tengah sibuk dengan masakan di dapur.

Hara yang selesai dengan bagian masakannya pun meletakkan sayuran di meja makan, selanjutnya membuka apron maroon yang melilit tubuh depannya dan meletakkannya di gantungan dekat kulkas, lalu mengambil langkah menuju anak tangga.

Sesaat setelah menaiki undakan tangga yang tinggi, Hara terdiam di depan pintu. Menarik napas dalam-dalam dan menghembusnya dari mulut, bergumam pelan mengemangati dirinya, "Ayo, Hara, kau bisa."

Hara mengetuk pintu di depannya, "Taehyung-ah," ujarnya.

Tak ada sahutan, dia mengetuk lagi dan menempelkan telinganya ke pintu, "Taehyung-ah, sudah pagi, kau sudah bangun 'kan?"

Lagi, tak ada sahutan. Hara berinisiatif untuk mencoba membuka dengan knop, dan berhasil! Sepertinya pemilik kamar lupa menguncinya. Biasanya pintu itu selalu terkunci, baik itu ada pemiliknya di dalam atau tidak, entah kenapa.

Hara membuka pintu perlahan dan masuk dengan langkah lambat. Melihat sekeliling ruangan yang terang dan tempat tidur yang telah dirapikan seadanya layaknya kemageran anak laki-laki. Seketika, pemikiran Hara mengenai kamar gelap nan suram dan berantakan karena mengingat keadaan Taehyung semalam lenyap seketika.

Laki-laki itu memang cuek atau bodo amat dengan masalah atau memang tak sedih sama sekali? Hara membatin ria.

"Taehyung-ah, kau di dalam?" panggilnya saat tak menemukan figur sosok yang dicarinya.

"Sarapan sudah selesai, ayo keluar~" Hara memanggil bak membujuk kucing untuk keluar dari tempat persembunyian. Tetap tak ada suara, hening.

"Ada daging kesukaanmu, lho, ayo sarapan, Taehyung-ah," ujar Hara mencoba bersabar di akhir kalimatnya.

"Ayo keluar! Kalau tidak aku akan membakar tempat ini!" dan pada akhirnya Hara murka.

"Kim Taehyung! Cepat keluar atau— uaaa!" Hara menutup pandangannya dengan kedua tapak tangan di depan wajahnya, cepat-cepat berbalik saat melihat Taehyung yang keluar dari bilik kamar mandi hanya dengan handuk putih yang melilit bagian bawah tubuhnya.

Mata Taehyung sontak melebar, "A-apa yang kau lakukan disini!?" kagetnya.

"A-aku yang harusnya bertanya, kenapa kau berpenampilan seperti itu!?" tanya Hara yang masih belum berbalik, mengintip takut-takut dari sela-sela jarinya.

Dahi Taehyung mengernyit aneh, "Aku sedang mandi, bodoh, tidak lihat?"

"M-memangnya kau tidak mendengar panggilanku sedari tadi!? Aku mana tahu kalau kau sedang mandi karena tak menjawabku!" Hara membalas, matanya masih melirik-lirik Taehyung.

Sejenak, dia terperangah. Tubuhnya bagus juga, rambutnya yang masih setengah basah menambah ketampatannya, juga perutnya yang menampilkan kotak-kotak yang selalu disukainya dari idol-idol yang dia idolakan. Ugh! Tipe Hara sekali!

"Woah.." tanpa sadar, Hara bergumam samar disela acara mengagumi bentuk tubuh pria didepannya, dengan mata yang mengintip dari sela jari yang menutupi wajahnya.

Taehyung yang ternyata masih dapat mendengarnya, seketika membuat sebuah seringai jahil di wajahnya. Hara bahkan masih tak menyadari saat Taehyung perlahan mendekat kepadanya.

Hara menyadarinya sesaat saat Taehyung hampir selangkah di depannya. Kakinya spontan melangkan mundur teratur, tangannya perlahan menyingkir dari menutupi wajahnya, juga matanya masih menatap wajah Taehyung yang perlahan mendekat tanpa menghilangkan seringai isengnya itu.

The Called ; Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang