16 : kepingan puzzle (1)

969 157 34
                                    






Pria itu, jiya membencinya. Dia ingin melenyapkan nya tapi dia mencintainya. Perasaan memuakkan yang tumbuh bersama kebenciannya. Bara, nama itu dulu terdengar sangat indah ditelinga jiya tapi sekarang terdengar seperti mimpi buruk. Kebohongan demi kebohongan dalam pernikahan yang dia jalani selama 11 tahun menjadikan sosok lembut itu menjadi iblis.

Jiya jelas tahu, jika pernikahan yang di awali dengan kebohongan akan melukai seseorang dan dia dengan bodohnya berbohong tentang perasaan cintanya, tentang alasan dia menikahi barata dan tentang keluarga barata. Rahasia itu, sebaik apapun dia berusaha menyembunyikan nya pasti akan terungkap juga.

"Saya tahu semuanya jiya"

Sudah lima menit jiya diam, dia mengigit bibirnya sampai terasa asin. Mungkin berdarah tapi itu bukan masalah. Jiya bisa mengobatinya tapi dia tidak bisa memberi jawaban untuk pertanyaan umi keanu atau membalas kalimatnya.

Kamu berbohong banyak hal ke anak saya, bukan?

Lantas apa yang harus jiya katakan, dia memang pintar sampai dia mendapat gelar dokter di usia muda tapi jiya tidak bisa berbohong ke umi keanu karena selain sebagai seorang psikolog, wanita ini juga merupakan 'calon mertuanya'.

"Mrs. jaasier, saya memang menyembunyikan banyak hal dari keanu tapi itu bukan berarti saya berbohong"

Terdengar helaan napas dari wanita yang masih tetap cantik diusianya yang sudah menginjak kepala enam tersebut. Membuat jiya bertambah gugup.

"Jiya, saya gak menolak kamu tapi saya tidak melihat kesungguhan kalian. Ken, dia bodoh soal cinta dan gak berpikir panjang. Mungkin, bocah tua itu terlihat keren dimata kamu tapi dia punya sisi gelapnya sendiri jiya dan kamu, pernikahan yang buruk juga masalah kejiwaan kamu yang gak stabil. Akan jadi apa pernikahan kalian?"

Tangan jiya berusaha meraih air minum dimeja tapi tenaganya terasa menghilang entah kemana. Harusnya jiya tahu jika semuanya tidak semudah yang dia kira. Menemui umi keanu sama saja dengan bunuh diri.

Ekspresi jiya perlahan berubah, dia memiringkan kepalanya dan menatap kosong kearah umi keanu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ekspresi jiya perlahan berubah, dia memiringkan kepalanya dan menatap kosong kearah umi keanu. Pikirannya sulit dikontrol, jiya ingin lepas kendali tapi dia selalu menahan dirinya. Betul tentang buku yang jiya baca. 'Semua orang punya sisi gelapnya masing-masing'. Dan sisi gelap jiya adalah berpura-pura dan menahan dirinya selama ini.

"See, kamu baru saja memperlihatkan diri kamu yang sebenarnya jiya"

Senyuman tenang dari umi keanu membuat jiya sadar. Dia kembali pada dirinya sendiri, tenang dan berlaku seolah tidak ada yang terjadi.

"Saya minta maaf sudah menganggu waktu anda"

"Jiya, mungkin ini saatnya kamu membebaskan diri kamu. Pria itu tidak lagi menjadi penghalang untuk berpura-pura atau menahan diri, kamu udah bebas dari dia jiya. Saya mau kalian bahagia dan terlepas, jangan terikat di tali yang sudah rapuh"

[COMPLETE] Mom's | VJOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang