[BEBERAPA CHAPTER SUDAH DI HAPUS]
Perjalanan cinta yang panjang
Untuk seorang wanita yang sudah pernah menikah dan jatuh cinta lalu mempunyai anak, tidaklah mudah untuk memutuskan sebuah ikatan dengan masa lalunya.
Mungkin dia akan ragu atau bisa sa...
Jiya menatap tidak senang kearah pria yang berdiri dengan angkuh di belakangnya. Siapa lagi kalo bukan bara, sejak kemarin pria yang merupakan mantan suaminya itu sibuk menganggu jiya dengan niat yang sudah pasti tidak baik.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jadi sekarang kamu udah suka sama dia?" Senyuman bara terlihat sinis. Tubuh tingginya berjalan mendekat kearah jiya, mengintidasi. Bara membenci jiya sebanyak dia kehilangan jiya. Sudah lama bara ingin melenyapkan jiya dihidupnya, dia muak melihat jiya hidup dengan baik tanpanya.
"Kamu ngapain disini bara?"
Jiya berjalan mundur sampai tubuhnya menyentuh tembok, tidak ada lagi jarak antara dia dan bara yang sekarang sudah menarik dagunya dengan kasar. Sakit, tatapan dan sentuhan kasar bara terasa menyakitkan. Jiya takut jika bara akan melakukan sesuatu yang tidak diinginkan.
"Aku kesini buat liatin keadaan wanita yang udah aku buang"
"Sakit bara, lepas!"
Jiya memberontak tapi bara masih kekeh, menyakitinya tanpa belas kasihan. Pandangan mata bara yang selalu terlihat merendahkan jiya. Menginggatkan jiya tentang semua kenangan yang harusnya dia lupakan saja. Kenangan yang masih kekal diingatannya.
Lima tahun yang lalu
Tangan wanita itu terlihat meremas rok yang dia kenakan, bibirnya yang tebal dia gigit pelan dan matanya yang biasanya terlihat bersinar sekarang meredup. Ada lingkaran hitam dibawah matanya pertanda jika dia belum tidur semalaman. Dia sedang menunggu suaminya yang belum pulang, ruangan dimana dia duduk terlihat gelap, dia sengaja mematikan lampu, takut jika anak-anaknya tahu jika mami nya belum tidur.
Ada sesuatu yang membuat dia belum bisa terlelap, tentang sesuatu yang sudah lama dia simpan dan tahan selama ini. Suaminya selingkuh, itu kesimpulan yang dia dapatkan dari bukti memata-matai bara. Dia sengaja untuk tidak menodongkan bukti perselingkuhan suaminya.
Setidaknya dia bertahan demi ketiga anaknya walaupun akhirnya dia yang terluka sendirian. Dia percaya bara tapi rasa percaya itu lenyap ketika jiya mulai curiga dan semua kecurigaannya terbukti benar. Sekarang, dia bingung. Haruskah dia memaafkan bara dan mulai memperbaiki semuanya ataukah dia membiarkan rumah tangganya hancur.
Jiya menutup matanya, jemarinya perlahan menjambak rambut pendeknya. Nafas jiya tercekal, dia sudah menangis beberapa jam yang lalu, lebih tepatnya dia menangis tanpa suara dan pura-pura tersenyum didepan anak-anaknya. Memikirkan jika perceraian akan berakhir buruk, dia memang bisa melepaskan barata semudah pria itu berselingkuh darinya, dia bisa hidup dengan baik dan bisa meninggalkan semuanya tapi anak-anaknya akan trauma. Pada akhirnya dylan, starla dan vanno yang paling tersakiti.
"Kamu belum tidur?" Suara itu masih terdengar lembut, jiya mengangkat kepalanya ketika tangan bara menyentuh bahunya.
Mata jiya menatap mata bara, mencari tahu apakah masih ada yang tersisa dalam hubungan mereka tapi jiya tidak menemukan apapun melainkan perasaan muak. Bara yang sekarang duduk di depannya, tersenyum tanpa rasa bersalah membuat jiya jijik. Semua bukti itu sudah mematikan perasaannya. Dia merasa tidak suka disentuh dengan tangan bara yang sudah menyentuh wanita itu.