Bagian 12

5 1 0
                                    

Api cemburu ini akhirnya padam. Aku harus benar-benar berterimakasih kepada guru bahasa, yang memperbolehkan kami mengunjungi perpustakaan. Ruangan besar penuh buku itu adalah favoritku.

Aku melangkah dengan riang sambil bersenandung kecil menuju perpustaakan. Diantara murid lainnya akulah yang paling semangat. Ya, meskipun mereka sama sekali tidak mempedulikanku.

Sayang sekali semangatku patah ketika melihat Luna yang lebih antusias. Ia berlari kecil dan tertawa-tawa bersama teman sebangkunya menuju perpustakaan. Aku mengurangi kecepatan berjalan, melihatnya dengan jengkel.

Beberapa meter didepanku, terlihat Satria yang sedang berbincang dengan temannya kaget melihat antusias Luna. Satria menggeleng-gelengkan kepala saat melihat Luna melewatinya.

"Unik sekali gadis itu. Tidak salah jika aku menyukainya." Gumam Satria yang terdengar oleh telingaku.

Tubuhku seketika mematung. Satria menyukai Luna. Sekali lagi, Satria menyukai Luna.

Apa aku tidak salah dengar?

Aku menghela napas pelan saat mengambil salah satu buku di rak perpustakaan. Pikiranku kacau tidak fokus. Hanya karena satu kalimat yang diucapkan Satria. Tidak salah jika aku menyukainya.

Bisik tawa Luna dan Satria terdengar dari balik rak. Sepertinya mereka sedang asik bercanda. Sesekali salah satu penjaga perpustakaan menegur mereka untuk tidak berisik. Mereka salah memilih tempat.

"Ayolah, Satria! Ini perpustakaan berhenti membuat hal-hal yang lucu." Gerutu Luna.

Satria terkekeh. "Tidak apa. Aku senang melihatmu tertawa."

"Kau manis."

Sekali lagi.

Api cemburuku tersulut.

***

haii!

jangan lupa bintang dan kritik saran😉

see you ...

-mauw

LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang