Bagian 5

10 4 0
                                    

Esoknya tak disangka. Sepertinya Satria memang benar-benar terpana dengan Luna. Atau mungkin lelaki itu memang menyukai Luna.

"Luna, bolehkah aku menggangumu sebentar?" Tanya Satria saat sampai di meja Luna. Luna menoleh dengan senyumnya yang hangat.

"Apa yang akan menggangguku pagi ini?" Tanyanya balik. Satria bukanya segera menjawab, ia malah tersenyum sambil menatap Luna.

Tatapan macam apa itu?

Aku mendumel kencang didalam hati. Bisa-bisanya Satria menatap Luna dengan tatapan seperti itu. Tatapan yang bersinar, seperti menemukan berlian langka. Penuh kebahagiaan.

Satria segera sadar dan menjawab pertanyaan Luna. "Ada soal matematika yang tidak kumengerti. Bisakah kau mengajariku?"

Yah, kalian tau? Padahal Satria mendapat nilai sempurna saat pre-test pelajaran matematika beberapa hari yang lalu. Dasar modus!

Mendengarnya, perasaanku berdebar. Bukan berdebar senang, tetapi berdebar penasaran. Apakah Luna akan mengiyakan atau tidak?

Oke, perasaan ini semakin berdebar ketika Luna mengangguk disambut tatapan Satria yang lebih bersinar dari sebelumnya. Luna pun menyuruh Satria untuk duduk di sampingnya. Lama-kelamaan mereka asik membahas soal matematika, sesekali diselingi candaan dan tawaan.

Rasa kesal memuncak didada. Ingin sekali aku berteriak, mengganggu mereka. Bahkan jika aku bisa, aku akan menghampiri meja Luna dan menariknya hingga tidak berdekatan dengan Satria.

Arghhh!

Sayangnya aku tidak akan pernah bisa melakukan hal itu.

***

heyy!

jangan lupa bintang dan kritik saran😉

see you ...

-mauw

LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang